Sedang Membaca
Tafsir Surah al-Fatihah (3): Kisah Unik di Balik Basmalah
M. Tholhah Alfayad
Penulis Kolom

Lahir 15 Agustus 1996. Pendidikan: alumni Madrasah Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri. Sedang menempuh S1 Jurusan Ushuluddin Univ. Al Azhar al Syarif, Kairo, Mesir. Asal Pesantren An Nur I, Bululawang, Malang, Jawa Timur.

Tafsir Surah al-Fatihah (3): Kisah Unik di Balik Basmalah

Thalhah Alfayyad

Kita mengenal ayat pertama dalam surah al-Fatihah adalah basmalah. Kita mengetahui bahwa basmalah juga ditetapkan sebagai pembuka surah-surah dalam al-Qur’an. Di balik maknanya yang sangat indah, kita akan mengenal kisah dan keutamaan di balik basmalah.

Lafadz basmalah adalah sebuah ayat yang hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad dan Nabi Sulaiman, Sebagaimana dalam hadis

قال رسول الله أنزلت علي آية لم تنزل على نبي غير سليمان بن داود وغيري وهي بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah bersabda: ”Diturunkan kepadaku sebuah ayat yang tidak pernah diturunkan kepada seorang nabi kecuali Nabi Sulaiman dan aku. Ayat itu adalah basmalah”. (HR.Baihaqi)

Peristiwa diturunkannya basmalah pun juga memiliki kisah yang sangat menarik.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, beliau berkata, “Ketika diturunkan ayat basmalah maka hilanglah mendung menuju arah timur, angin berhenti berhembus, lautan bergejolak, hewan ternak terdiam mendengarkan dengan telinga mereka, seluruh setan dilemparkan dari langit, dan Allah bersumpah dengan kemuliaan dan keagungannya bahwa tidak ada sesuatu yang dituliskan di dalamnya basmalah kecuali keberkahan ada di dalamnya”. (Tafsir al-Qur’an al-A’dzim karya Ibnu Katsir hal.35 vol.1 cetakan Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut tahun 2010)

Keberkahan suatu perkara yang baik dimulai dengan membaca basmalah. Sebaliknya, suatu perkara yang tidak dimulai dengan membaca basmalah akan terasa kurang berkahnya. Hal ini adalah jaminan yang diberikan oleh Rasulullah dalam hadisnya

Baca juga:  Berburu Sekolah Tahfidz

قال رسول الله  كل أمر ذى بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم أقطع

Rasulullah bersabda, “Setiap sesuatu yang tidak dimulai dengan basmalah maka ia terputus (keberkahannya).” (kitab al-Jami’ al-Shaghir hal. 300 karya Syeikh Jalaluddin as-Suyuthi cetakan Darul Kutub al-Ilmiyyah Beirut 2007).

Syeikh Abu Bakar Syatho ad-Dimyathi mengatakan, “Maksud dari hadis ini adalah setiap perkara baik yang tidak dimulai dengan basmalah akan bernilai kurang berkahnya. Seandainya sebuah karya tulis tidak dimulai penulisannya dengan membaca basmalah, maka kelak kurang bermanfaat bagi masyarakat dan kurang berpahala. Seandainya seseorang makan tanpa memulai dengan membaca basmalah, maka makanan tersebut kurang bermanfaat bagi tubuhnya”. (kitab I’anah ath-Thalibin karya Syeikh Abu Bakar Syatho ad-Dimyathi hal.10 vol.1 cetakan Dar al-Fikr Beirut tahun 2007)

Membaca basmalah dengan penuh penghayatan akan mendatangkan ampunan Allah. Hal ini sebagaimana yang diwasiatkan oleh shahabat Abdullah bin Mas’ud

قال عبد الله ابن مسعود فمن أراد أن ينجيه الله من الزبانية التسعة فليقرأ البسملة فيجعل الله له بكل حرف منها جنة من كل واحد منهم.

Shahabat Abdullah bin Mas’ud mengatakan “Barang siapa yang ingin agar diselamatkan Allah dari (pemeriksaan) sembilan malaikat Zabaniyah (malaikat penjaga neraka) maka hendaknya ia memperbanyak bacaan basmalah. Kelak, Allah akan menjadikan setiap satu huruf dari lafadz basmalah sebagai tameng baginya dari setiap satu malaikat Zabaniyah”. (Kitab Tafsir Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi hal.80 vol.1 cetakan Dar ar-Rayyan li Turats Kairo 2001(

Baca juga:  Mengapa Penafsiran Al-Qur'an Bisa Berbeda?

Dengan terbiasa membaca basmalah berulang-ulang kali kita akan merasakan dalamnya makna basmalah. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menganjurkan kita untuk mengarungi makna basmalah dalam kehidupan ini. Bahkan, Rasulullah sering mengulangi bacaan basmalah sebanyak dua puluh kali sebagaimana dalam hadis

عن أبي هريرة أنه صلى الله عليه وسلم قرأ بسم الله الرحمن الرحيم فرددها عشرين مرة

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah membaca basmalah dan beliau mengulangi bacaannya sebanyak dua puluh kali” (Kitab Ihya’ Ulumiddin hal.281 vol.1 karya Muhammad al-Ghazali cetakan Dar Ma’rifah Beirut tahun 2007)

Begitu juga, memuliakan tulisan basmalah dapat mendatangkan keberkahan. Diantaranya adalah

“Diriwayatkan dari Sa’id bin Abi Sakinah bahwa suatu ketika shahabat Ali bin Abi Thalib melihat seseorang sedang menulis lafadz basmalah. Maka, sahabat Ali bin Abi Thalib memberikan nasehat, “Tulislah lafadz basmalah dengan baik! sungguh seseorang yang menulisnya dengan baik ia akan diampuni dosanya”. Dalam riwayat lain juga diceritakan bahwa ada seseorang melihat secarik kertas yang di dalamnya tertulis basmalah. Maka, ia pun menciumnya serta menempatkannya di pelupuk matanya. Dengan sebab penghormatan tersebut ia diampuni dosanya”. (Kitab tafsir Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi hal.80 vol.1 cetakan Dar ar-Rayyan li Turats Kairo 2001)

Sahabat Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Tidak ada suatu tulisan yang terjatuh di tanah dan di dalamnya terdapat basmalah kecuali Allah kirimkan seorang malaikat yang akan melindungi tulisan tersebut dengan sayapnya. Sehingga pada saatnya nanti Allah kirimkan seorang wali yang akan menjaga tulisan basmalah tersebut. Barang siapa yang memuliakan sebuah tulisan basmalah yang terjatuh di tanah, maka Allah angkat derajatnya ke dalam surga”. (Kitab I’anah ath-Thalibin karya syeikh Abu Bakar Syatho ad-Dimyathi hal.10 vol.1 cetakan Dar al-Fikr Beirut tahun 2007).

Baca juga:  Gus Baha: Orang yang Membaca Al-Qur’an Sampai Khatam itu Seperti Seorang Pedagang

Walhasil, basmalah adalah sebuah jimat yang dapat melancarkan seluruh niat baik kita. Dalam berbagai perbuatan baik selalu kita dianjurkan memulainya dengan membaca basmalah. Dengan membaca basmalah kita dapat meluruskan niat kita hanya untuk Allah semata. Sehingga seluruh perbuatan baik kita bernilai ibadah serta dijauhkan dari gangguan setan. Wallahu a’lam.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
4
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top