Herpetefauna Papua: dari Katak Hidung Panjang hingga Biawak Biru

Belum lama, diberitakan penemuan jenis-jenis baru dari hutan yang di Papua. Jenis-jenis baru tersebut hanya hidup di hutan Papua. Ada katak pohon hidung panjang yang oleh penemunya diberi nama latin Litoria pinnochio, seperti tokoh imajiner Pinnokio yang memiliki hidung panjang.

Katak pohon itu memiliki ukuran lebih kecil dan ada daging tumbuh menonjol sekitar 2,5 milimeter dari hidungnya. Selain itu, ditemukan juga katak pohon jenis baru yang diberinama Litoria vivissimia (monyet nakal) dan Litoria pterodactyla. Keduanya adalah katak pohon yang baru pertama kali ditemukan oleh peneliti.

Varanus macraei atau biawak biru. Selain katak, di Papua juga hidup biawak yang berbeda dengan pada umumnya. Biawak ini ada di pohon dan berwarna biru, tidak seperti biawak pada umumnya. Walaupun secara saintifik didiskripsikan sebagai jenis baru, tetapi biawak jenis ini ternyata sudah lama diperjual-belikan sebagai binatang peliharaan. 

Kehidupan biawak ini di alam sudah terancam, selain rusaknya habitat juga penangkapan untuk diperjual-belikan. Perlu ada upaya perlindungan dan juga budidaya terkait dengan binatang ini. Dengan budidaya, orang tidak perlu lagi menangkap di alam melainkan dari anakan.

Dari binatang ular, Simalia boeleni atau sanca bulan. Binatang ini endemik Papua. Binatang ini hidup di hutan dnegan ketinggian 1.700 m dpl. Untuk ukuran ular sanca, ular ini tergolong kecil. Panjang tubuh ular sanca bulan ketika dewasa sampai tiga meter. Kehadirannya di alam sangat penting, yakni sebagai pemangsa dari binatang-binatang pengerat. 

Itulah Papua yang kita cintai bersama. Ia bukan saja manusia dan budayanya, tapi juga alam raya dan segala isinya yang istimewa, yang harus kita lindungi bersama. Bicara politik tanpa itu semua, adalah keserakahan semata. Semoga serangkaian tulisan saya tentang keanekaragaman hayati yang ada di Papua ini bermanfaat..