Sedang Membaca
Adab di Atas Ilmu: Pesan Mbah Hasyim Asy’ari untuk Guru dan Murid Sepanjang Zaman
Avatar
Penulis Kolom

Santri Putri di PP TPI Al-Hidayah, Al-Ishlah, Al-Amanah Plumbon Limpung Batang.

Adab di Atas Ilmu: Pesan Mbah Hasyim Asy’ari untuk Guru dan Murid Sepanjang Zaman

kitab Adab al-‘Alim wal-Muta‘allim.

Hadrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, yang lebih akrab disapa Mbah Hasyim, tidak hanya dikenal sebagai pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, tetapi juga sebagai ulama yang sangat produktif dengan karya-karya yang diakui di kancah internasional. Salah satu karya beliau yang terkenal adalah kitab Adab al-‘Alim wal-Muta‘allim.

Kitab karya Kiai Hasyim ini memiliki ukuran sedang dan tidak terlalu tebal, dengan kertas berwarna kuning yang khas digunakan di pondok pesantren, yang bagi sebagian orang memiliki daya tarik tersendiri. Sampul depannya berwarna ungu gelap, dipadukan dengan warna putih yang membentuk bingkai, sementara sampul belakangnya berwarna putih dengan hiasan kalimat-kalimat tentang akhlak dari Kiai Hasyim dalam bahasa Arab. Perpaduan desain ini, menurut saya, cukup menarik.

Secara umum, kitab ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisi biografi mushonif (pengarang), K.H. Hasyim Asy’ari, yang disajikan dengan cukup rinci. Di dalamnya terdapat informasi tentang silsilah keluarga beliau, perjalanan intelektualnya, pengaruhnya dalam organisasi, serta daftar karya-karya beliau.

Bagian kedua kitab ini membahas adab-adab bagi orang yang berilmu dan pencari ilmu, yang terklasifikasi ke dalam delapan bab. Sementara itu, pada bagian akhir, disajikan beberapa ulasan dari ulama-ulama asal Yaman bermadzhab hanafiyah yang memberikan tanggapan terhadap karya monumental Kiai legendaris ini.

Baca juga:  Manuskrip al-Qamus al-Muhith wa al-Qabus al-Wasith Karya Fairuzabadi di Madura

Kitab ini, sesuai dengan judulnya, memfokuskan pembahasan pada adab para pemilik ilmu (al-‘alim) dan pencari ilmu (al-muta‘allim). Dalam hal ini, Mbah Hasyim banyak mengutip kisah-kisah dari nabi-nabi dan ulama-ulama terdahulu sebagai teladan yang baik bagi orang yang berilmu dan pencari ilmu. Mbah Hasyim menyajikan kisah-kisah tersebut dengan penjelasan yang mendalam dari berbagai sudut pandang, disertai dengan kalimat yang menarik dan penuh makna.

Seperti dalam bab ketiga (al-Tsalist) yang membahas tentang adab seorang pelajar (Muta‘allim) kepada gurunya (syaikh). Kiai Hasyim mengatakan : “Seharusnya seorang murid merenungkan dengan sungguh-sungguh dan beristikharah terlebih dahulu mengenai siapa yang akan menjadi tempatnya mencari ilmu…”.

Artinya dalam mengaji kitab hendaknya mencari guru yang sanadnya jelas hingga Rasulullah. Dalam hal ini Kiai Hasyim menegaskan bahwa salah satu adab seorang pelajar adalah jangan sekali-kali mengambil ilmu dari buku tanpa guru. Sebab, lembaran kertas tidak bisa membimbing, sementara guru akan membimbing jika mendapati seorang pelajar yang keliru. Pernyataan ini semakin relevan untuk diterapkan pada zaman sekarang, di mana di tengah pesatnya perkembangan media sosial, banyak orang yang merasa kebingungan dengan beragam ajaran agama yang beredar, dan cenderung hanya mengandalkan pembelajaran melalui platform seperti media sosial, YouTube, dan sejenisnya.

Baca juga:  Memandang Perempuan sebagai Manusia Seutuhnya

Dalam bab kelima (al-Khomis) yang membahas tentang adab seorang alim dalam memenuhi hak-haknya, Kiai Hasyim juga menjelaskan secara rinci mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki dan yang harus dihindari oleh seorang alim dalam memuliakan ilmunya. Pada kesempatan ini, saya mendengar langsung penjelasan dari Ning Khiyazah Nabilah (menantu K.H. Abdul Manaf Syair, pengasuh Pondok Pesantren TPI Al-Hidayah Al-Islah Al-Amanah), yang pada saat itu menceritakan fenomena sosial mengenai kemerosotan moral yang sedang marak belakangan ini. Beliau menyoroti kasus kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini.

 “Inilah pentingnya kita mengkaji adab, karena adab itu di atas ilmu. Sangat miris mendengar cerita-cerita seperti itu, apalagi yang terjadi di kalangan orang-orang yang memiliki latar pendidikan,” begitu kira-kira dawuh beliau dalam salah satu pertemuan saat mengkaji kitab Adab al-‘Alim wal-Muta‘allim.

Menurut hemat saya, kitab Adab al-‘Alim wal-Muta‘allim ini sangat relevan dan tepat untuk dikaji pada masa kini, mengingat pembahasannya yang mendalam tentang akhlak. Kitab ini secara khusus menyentuh aspek-aspek etika yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik bagi seorang yang berilmu maupun pencari ilmu. Di tengah maraknya fenomena kemerosotan moral yang semakin meluas, pembahasan tentang adab dan akhlak dalam kitab ini memberikan panduan yang sangat berharga.

Baca juga:  Sabilus Salikin (87): Ajaran Tarekat Suhrawardiyah

Dalam kondisi sosial yang semakin kompleks dan penuh tantangan, pemahaman dan penerapan adab yang diajarkan oleh Kiai Hasyim melalui kitab ini bisa menjadi solusi untuk memperbaiki dan membentuk karakter generasi muda. Oleh karena itu, kitab ini bukan hanya penting untuk dipelajari, tetapi juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar nilai-nilai luhur dalam ajaran Islam dapat lebih dirasakan dan diamalkan dalam masyarakat.

Begitulah kira-kira ulasan mengenai kitab karya Kiai legendaris asal Jombang ini. Bagaimana menurut anda?

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top