Kalau ada orang yang berjasa dalam pembukuan biografi Nabi, maka Waqidi (Wafat: 207 H) adalah orangnya. Meskipun namanya mirip Mukidi, tapi jangan salah, dia orang Arab asli dan termasuk sarjana atau ulama terkemuka di bidang sejarah.
Nama aslinya Muhammad bin Umar Al-Waqidi. Ia adalah pengarang buku induk tentang sejarah Nabi. Bukunya berjudul “Maghazi”. Waqidi adalah guru utama Ibnu Sa’d, sarjana lain yang tak kalah penting dan pengarang Thabaqat Kubra yang tebal itu.
Namun ternyata Waqidi memiliki problem serius dalam menghapal Alquran. “Meskipun pengetahuannya luas dan hapalannya luar biasa, Waqidi ternyata tak hapal Alquran,” tulis al-Khathib dalam bukunya.
Suatu hari ia diutus Raja Makmun untuk menjadi imam Jumat. Maklum saja, Waqidi saat itu adalah ulama terkemuka. Tapi Waqidi menolak dengan alasan ia tidak hapal surat al-Jumu’ah yang cuma 11 ayat itu. Raja Makmun bersikeras dan bertekad menuntun Waqidi hingga hapal. Namun hingga Hari H, Waqidi tak kunjung hapal. “Sudah!” Ujar Makmun, “terserah kau mau baca surat apa.”
Keesokan harinya, Waqidi “memaksakan diri” membaca al-A’la. Akhirnya saat jadi imam ia keliru membaca begini:
إنّ هذا لفي الصحف الأولى صحف *عيسى* وموسى
Harusnya “Ibrahima”, eh ingatnya “Isaa”. Untung waqidi tidak hidup di Indonesia. Andai dia hidup di Indonesia, dia pasti sudah kena “Kulhu ae, Lek!” Meskipun dia ulama terkemuka, atau malah bisa divonis murtad.