Sedang Membaca
Pentingnya Belajar Ilmu Tasawuf Menurut Ulama Sufi
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Pentingnya Belajar Ilmu Tasawuf Menurut Ulama Sufi

Tasawuf Cak Kus

Syekh Abdul Qadir Isa dalam karyanya Haqaiq Anit Tasawwuf (Juz, 1, Hlm. 14) mengulas tentang Ahammiyah At-Tasawwuf ( pentingnya belajar ilmu tasawuf) dalam ulasan tersebut Syekh Abdul Qadir Isa mengutip pandangan para ulama sufi yang sudah mentereng namanya dikalangan para pelajar ilmu tasawuf.

Sebagai pengantar kutipan, Syekh Abdul Qadir Isa terlebih dahulu membicarakan hukum taqlif (hukum yang dibebankan kepada orang yang sudah mukallaf) Bahwa hukum yang dibebankan kepada orang yang sudah mukallaf terbagi menjadi dua bagian, Pertama, hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah zahir (badan). Kedua, hukum-hukum yang berhubunhan dengan amaliyah batin (hati).

Adapun amaliyah atau perbuatan zahir berhubungan dengan ibadah jasmaniyah (badan) seperti perintah kewajiban shalat, zakat, puasa, dan haji. Dan juga perintah menjahui larangan, seperti membunuh, berzina, mencuri, dan meminum minuman yang memabukkan.

Sedangkan Amaliyah atau perbuatan batiniyyah (hati) seperti, perintah untuk beriman kepada Allah, malaikat, kitabullah, dan yaumul akhir. Dan berusaha untuk ikhlas, ridha, khusu’ dan tawakal. Dan juga perintah menjahui larangan, seperti, kufur, munafik, sombong, ujub, riya’ iri, dan dengki.

Syekh Abdul Qadir Isa mengutip syair Ibnu Dzakwan yang berkaitan dengan definisi dan urgensi belajar ilmu tasawuf. Adapun syairnya sebagai berikut:

علم به تصفية البواطن #  من كدرات النفس في البواطن

Baca juga:  Ngaji Suluk Sunan Muria (4): Wirid Istighatsah Sunan Muria

Sebuah ilmu yang dengannya bisa mengetahui bagaimana caranya membersihkan bathin (hati) dari kotoran-kotoran nafsu di dalam bathin (hati).”

Syekh Abul-Abbas Ahmad bin Ali Al-Mandjur mengomentari syair syekh Ibnu Dzakwan di atas, bawa dengan ilmu tasawuf kita dapat mengetahui bagaimana caranya untuk membersihkan hati dari segala penyakit hati, dan juga kita dapat mengetahui sifat-sifat hati yang tercela, seperti iri, dengki, sombong riya’ tamak, pelit, mengagungkan orang kaya, dan merendahkan orang miskin.

Selanjutnya Syekh Abdul Qadir Isa mengutip ungkapan Imam Al-Ghazali dan Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili terkait pentingnya belajar ilmu tasawuf. Setelah Imam Al-Ghazali menyelami dunia sufi dan merasakan buah dari mendalami ilmu kesufian, beliau menyatakan, ” Masuk ke dalam dunia sufi (belajar tasawuf) hukumnya fardhu Ain karena tidak seorangpun yang akan selamat dari penyakit hati, kecuali para Nabi.”

Demikian pula Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili pernah mengungkapkan, “Barangsiapa tidak pernah merepotkan diri belajar ilmu tasawuf, maka ia dikhawatirkan akan mati dalam keadaan menanggung dosa besar.”

Syekh Ibnu Allan Asy-Syadiqi Asy-Syafii mengomentari ungkapan Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili tersebut, “Apa yang diungkapkan Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili itu sangat benar, orang yang pernah belajar ilmu tasawuf ia tidak akan takjub dengan ibadah solat dan puasanya dan juga ibadah-ibadah yang lainnya.”

Baca juga:  Sabilus Saikin (134): Pelopor dan Penyebaran Tarekat Naqsabandiyah di Nusantara

Semoga tulisan singkat ini memberikan semangat kepada kita semua untuk terus belajar ilmu tasawuf dengan tujuan untuk menata hati kita sebelum kita dipanggil kembali oleh Allah SWT. Semoga saat kita kembali kepada-Nya dalam kondisi jiwa yang tenang, dan kembali lewat jalan yang telah di ridhai’nya.

Wallahu A’lam Bissawab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top