Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Kisah Imam Junaid Al-Baghdadi Bertemu Pendeta Saat Berangkat Haji

Sejarah Islam Kisah Hikmah

Syekh Syu’aib bin Abdullah dalam karyanya Al-Raudh Al-Faiq Fi Al-Mawaizh Wa Al-Raqaiq Juz, 1, hlm. 177, mengisahkan perjalanan Imam Junaid Al-Baghdadi saat melaksanakan ibadah haji. Dan di tengah perjalanan Imam Junaid Al-Baghdadi mengislamkan seorang pendeta.

Di saat menuju kota Mekkah Imam Junaid Al-Baghdadi dan rombongannya sampai di kaki bukit, mereka kehausan dan kelaparan karena bekal yang mereka bawa telah habis.

Imam Junaid Al-Baghdadi berkata kepada salah satu muridnya, “Ambillah debu di atas bukit yang bersih dan suci untuk bertayammun karena waktu shalat hampir habis”. Dengan segera muridnya itu menaiki bukit untuk mengambil debu.

Sesampainya di atas bukit, murid Imam Junaid Al-Baghdadi itu mendengar panggilan, ketika ia menoleh ternyata yang memanggil adalah seorang pendeta. Pendeta itu menimpalinya, “Buat apa kamu mengambil debu disini”. Ia menjawab, “Aku beragama Islam bila tidak ada air aku diperintah untuk bersuci dengan debu”. Pendeta itu berkata, “Aku punya sumur airnya tawar, ambilah buat minum dan berwudhu’”. Ia menjawab, “Aku tidak sendirian di bawah gunung teman-temanku banyak”.

Pendeta itu berkata, “Bawa teman-temanmu ke sini”. Ia menjawab, “Baiklah aku akan membawa teman-temanku ke sini, andaikan teman-temanku membawa tujuh puluh wadah untuk memikul air apakah diperbolehkan”. Pendeta itu menjawab, “Jangankan tujuh puluh wadah, seribu wadah pun bawa kesini karena aku sangat mencintai umat Nabi Muhammad”.

Baca juga:  Ramadan dan Filosofi Kerangkeng Iblis

Murid Imam Junaid Al-Baghdadi itu segera turun dan mengabarkan terkait apa yang ia alami di atas bukit. Rombongan jemaah haji itu segera menaiki bukit, sesampainya di atas bukit, dengan segera si pendeta membuka sumur yang ia miliki, para jemaah haji itu meminum, berwudu’ dan menunaikan shalat di atas bukit. Kemudian pendeta itu menghidangkan makanan, minuman, dan buah-buahan serta membawa selembar kertas yang berisi tulisan.

Setelah selesai makan Imam Junaid Al-Baghdadi menyuruh muridnya untuk membaca tulisan yang diajukan oleh si pendeta. Tulisan di kertas itu berisi ayat:

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُم مِّنَّا الْحُسْنَىٰ أُولَٰئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ

Artinya: “Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka”. (QS. Al-Anbiya’ :101)

Setelah ayat itu dibaca oleh murid Imam Junaid Al-Baghdadi kertas itu dibagikan kepada teman-temannya, dan mereka membacanya, setelah itu pendeta bertanya, “Apakah diantara kalian ada yang mengerti tentang isi tulisan di kertas itu, saya sangat senang sekali bila diantara kalian bisa menjelaskannya”. Imam Junaid Al-Baghdadi memberi isyarat kepada muridnya untuk menjelaskannya, setelah itu Imam Junaid Al-Baghdadi melantunkan syair:

لبيك يامن فى القديم دعانى # واليه بالطف الخفي هداني

Kami memenuhi panggilan-Mu wahai Tuhan, Dzat yang telah memanggilku sejak zaman terdahulu. Dan Dzat yang telah memberikan petunjuk untuk mengabdi padanya, dengan cara yang lembut dan samar.

Setelah Imam Junaid Al-Baghdadi melantunkan syair, pendeta itu menjerit dan berucap, “Wahai tuan! Aku memenuhi panggilanmu, apakah kamu mendoakanku, saat ini juga aku akan memeluk agama Islam”. Imam Junaid Al-Baghdadi dan rombongannya sangat bahagia sekali karena pendeta itu telah berikrar memeluk agama Islam dengan membaca dua kalimat syahadat. Wallahu A’lam Bissawab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top