Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Kisah Hikmah Klasik (17): Sufi yang Mustajab Doanya

Doa

Amr Ibn Al-Laits adalah raja generasi kedua dinasti Saffariah, pada suatu hari ia terkena penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Amr Ibn Al-Laits memanggil semua dokter kerajaan untuk mengobatinya, namun tidak ada satupun dokter kerajaan yang berhasil menyembuhkan penyakitnya.

Hari demi hari penyakitnya semakin parah dan tidak ada tanda-tanda untuk sembuh. Ada seorang dokter kerajaan yang memberi nasehat kepadanya, “Carilah orang yang cepat terkabul doanya, dan mintalah doa kepadanya, siapa tau Allah akan mengangkat penyakitmu.”  Kemudian Amr Ibn Al-Laits memberi perintah kepada bawahannya untuk mencari informasi ke seantero pelosok negeri, untuk menemukan seseorang yang cepat dikabulkan doanya, terdengar kabar bahwa ada seorang ulama yang tenar dan ternama yang cepat dikabulkan doanya. Ulama itu bernama Syekh Sahl At-Tustari.

Setelah mendengar kabar itu, Amr Ibn Al-Laits memerintahkan kepada para ajudannya untuk menemui Syekh Sahl At-Tustari. Ketika mereka bertemu dengan Syekh Sahl At-Tustari, dengan segala hormat mereka meminta kepada Syekh Sahl At-Tustari untuk mendoakan kesembuhan Amr Ibn Al-Laits. Syekh Sahl At-Tustari berkata kepada mereka: “Doa itu dikabulkan apabila orang yang di doakan bertaubat kepada Allah, dan menjahui segala perbuatan dosa dan maksiat, sedangkan kalian termasuk orang-orang yang dzalim yang merampas hak orang lain. Aku bersedia mendoakan pimpinanmu asalkan ia bersedia untuk bertaubat.”

Baca juga:  Luka dan Doa Nabi

Setelah mereka mendengarkan nasihat Syekh Sahl At-Tustari, mereka bertaubat dan menyesali perbuatan yang selama ini mereka lalukan. Demikian pula Amr Ibn Al-Laits  menyanggupi permintaan Syekh Sahl At-Tustari untuk segera bertaubat. Ahirnya Syekh Sahl At-Tustari mengangkat tangannya seraya berdoa, dan doa Syekh Sahl At-Tustari diabadikan oleh Syekh Fariduddin Attar, dalam karyanya Tadzqiratul Auliya (Juz, 1 Hlm. 329) Adapun doanya sebagai berikut:

إلهي: كما أريته ذل معصيته  فأره عز طاعته ، وكما ألبست باطنه لباس التوبة ، فألبس ظاهره لباس العافية

Sahl berkata : Wahai Tuhanku, sebagaimana engkau memperlihatkan kepadanya (Amru Ibn Laits) hinanya kemaksiatannya, maka perlihatkanlah kepadanya kemuliaan ketaatannya. Dan sebagainya mana engkau memakaikan bathinnya dengan pakaian taubat, maka pakaikanlah dhohirnya dengan pakaian kesehatan yang sempurna.

Setelah Syekh Sahl At-Tustari selesai berdoa, Amr Ibn Al-Laits yang sedang terbaring sakit, tiba-tiba ia bisa duduk, dengan pertolongan Allah, Amr Ibn Al-Laits sembuh total, dan sehat seperti sediakala.

Semenjak kejadian itu, Amr Ibn Al-Laits  menaruh hormat kepada Syekh Sahl At-Tustari, bahkan ingin memberi hadiah berupa harta yang sangat banyak, tetapi Syekh Sahl At-Tustari menolaknya.

Menginspirasi dari kisah di atas, bahwa Kesengsaraan tubuh kita dalam menanggung penyakit, bisa saja disebabkan oleh perbuatan dosa yang kita lalukan. Introspeksi diri apabila anggota tubuh kita mengalami penyakit dan segeralah bertaubat. Wallahu A’lam Bissawab.

Baca juga:  Kisah Hikmah Klasik (18): Sufi yang Dekat dengan Pemerintah

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
4
Terhibur
0
Terinspirasi
4
Terkejut
2
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top