Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Tentang Sepatu Sandal, Gus Dur Lupa

Img 20221223 122925

Sebetulnya seri ke-23 ini saya ingin menulis Gus Dur dan Ulama. Banyak hal yang menarik sekali dari tema itu dan penting kita pelajari. Tetapi karena saya dalam perjalanan, bahan-bahan tidak dibawa, maka ditunda dulu. Saya mau menulis dari kliping Majalah Tempo yang sudah didigitalisasi teman dari Banyuwangi, Ayung Notonegoro.

Edisi awal Desember 1989 majalah tersebut, menurunkan banyak tema tentang NU, Kiai As’ad Syamsul Arifi, Kiai Achmad Shidiq, dan tentu saja Gus Dur. Maklum, NU baru saja menyukseskan Muktamar NU ke-28 di Pesantren Krapyak, Jogjakarta. Semua polemik tentang Gus Dur waktu itu, dapat dijelaskan dengan baik dalam sesi laporan pertanggungjawaban PBNU di bawah kepimpinan Kiai Achmad Shiddiq-KH Abdurrahman Wahid.

“Penampilan Gus Dur, dalam pidato pertanggungjawabannya selaku Ketua PBNU, sungguh meyakinkan. Para muktamirin tersulap diam mendengarkan pidato tanpa teks itu, dan ger-geran manakala Gus Dur melempar guyonan. Alhasil, pertanggungjawabannya diterima hampir dengan suara bulat,” demikian Tempo menulis.

Laporan panjang dari arena muktamar betul-betul disiapkan untuk Gus Dur. Sampulnya bergambar Gus Dur, dan 2 tulisan khusus tentang cucu Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari itu; satu wawancara berjudul “Mereka Salah Paham Terhadap Saya”, satunya berjudul “Primadona dengan Sepatu Sandal”.

Karuan saja Tempo “memihak” Gus Dur, karena menang. Selain itu, Gus Dur waktu itu salah satu penulis produktif dan khas di sana. Dan bukan tidak mungkin, setiap liputannya tentang NU, terutama Gus Dur, menaikkan oplah cetaknya.

Baca juga:  M Said Budairy, dari Mendirikan PMII hingga Aktivis MUI

Khasnya Tempo, yang sepertinya sekarang ditinggalkan, selalu menulis dengan detail. Hal-hal kecil dan tidak ditulis media lainnya, oleh tempo, justru dijadikan “senjata” menulis. Dan Gus Dur, adalah narasumber yang empuk untuk ditulis detail. Ekspresinya, kacamatanya, kemejanya yang seadanya, tubuhnya yang tambun, bicaranya yang blak-blakan, adalah detail-detail yang menarik untuk diceritakan. Bahkan tempo membuat judul dari sifat detail Gus Dur, yaitu tentang sandalnya: “Primadona dengan Sepatu Sandal”.

“Ciri khasnya yang lain: hampir selalu memakai sepatu sandal, kecuali ketemu presiden,” Tempo memulai mengulik alas kaki Gus Dur ke permukaan. “Tatkala menemui Mensesneg Moerdiono tiga pekan lalu pun ia mengenakan sepatu sandal.”

Yang paling menarik adalah dialognya, antara Gus Dur dan Moerdiono. Entah bagaimana obrolan dua tokoh ini terekam, dengan kutipan langsung.

“Maaf, karena terburu-buru, hari ini saya hanya pakai sepatu sandal,” ujar Gus Dur, seperti ditulis Tempo.

Moerdiono menimpali permintaan maaf Gus Dur, “Seingat saya, waktu terakhir kita ketemu, Anda juga mengatakan hal yang sama.”

23 Desember,

Bandung

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top