Sedang Membaca
Kemukjizatan Al-Qur’an: Buah Tin dan Zaitun dalam I’jaz Lughawi dan Ilmi
Halimi Zuhdy
Penulis Kolom

Pengasuh Pondok Pesantren Darun Nun dan Guru BSA di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kemukjizatan Al-Qur’an: Buah Tin dan Zaitun dalam I’jaz Lughawi dan Ilmi

Mengapa Cara Baca Alquran

Beberapa hari yang lalu, saya menyampaikan kajian tafsir dengan tema “I’jaz Lughawi dan Ilmi dalam Surat at-Tin” di Masjid Ibnu Sina RSU Saiful Anwar Malang, kajian ini diadakan setiap hari Selasa, pada minggu kedua dalam satu bulan.

Ayat ini sangat menarik ketika dikaji dari beberapa aspek; aspek kemukjizatan matematis, aspek kemu’jizatan Bahasa, dan aspek I’jaz Ilmi (Keilmuan, kesehatan).

Secara singkat, penulis akan mengurai ketiganya dan insya Allah pada kesempatan yang lain penulis akan mengurai lebih panjang dengan beberapa rujukan yang lebih lengkap.

Menurut Dr. Thaha Ibrahim, Salah satu kisah terbaik tentang mukjizat ilmiah Al-Qur’an adalah tentang materi metalonides, Zat ini sangat penting untuk tubuh manusia (pengurangan kolesterol, metabolisme, kekuatan jantung, dan kontrol pernapasan).

Zat ini adalah zat yang mengekskresikan tulang manusia dan hewan dalam jumlah kecil. Zat ini adalah zat protein dengan sulfur sehingga dapat dengan mudah bergabung dengan seng, besi dan fosfor.

Sekresi zat ini bertambah dari otak manusia secara berangsur-angsur dari usia 15 tahun hingga usia 25 tahun, dan kemudian berkurang dan berkurang hingga usia enam puluh tahun. Kata Dr. Thaha Ibrahim, jadi tidak mudah untuk mendapatkan hal tersebut dari manusia, sedangkan yang dimiliki hewan ditemukan dengan persentase yang sangat kecil.

Baca juga:  Tafsir Surat Al-Baqoroh Ayat 102: Tentang Belajar Ilmu Sihir

Dalam hal ini, menurut Dr. Ibrahim, menarik sekali ketika melihat hasil penelitian tim ilmuwan Jepang tentang tanaman yang luar biasa dan merupakan bahan ajaib, serta memiliki efek terbesar dalam menghilangkan gejala penuaan.

Dan mereka tidak menemukannya kecuali dalam dua jenis tanaman; tin dan Zaitun, dan dalam Al-Qur’an kita temukan ayat terkait dengan penemuan tersebut yang Allah sampaikan dalam surat At-Tin, 1) Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, 2. demi gunung Sinai, 3. dan demi negeri (Mekkah) yang aman ini. 4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, “buah ara dan zaitun”) dan perkembangan Sinin. “Dan negara ini setia.” Kami menciptakan manusia dalam kalender terbaik. (Salam sejahtera baginya).

Ditemukan oleh beberapa Ilmuan tadi, bahwa mengkonsumsi buah Tin dan Zaitun saja tidak memberikan manfaat yang diharapkan bagi kesehatan manusia, kecuali setelah mengekstrak dari buah Tin dan zaitun. Secara bersama.

Dan selanjutnya, tim ilmuwan Jepang memberikan solusi untuk memberikan proporsi terbaik dari tanaman tersebut untuk memberikan efek terbaiknya dalam pengobatan dan lainnya adalah dengan mengkonsumsi 1 buah Tin dan 7 buah Zaitun.

Dari penelitian Dr Taha Ibrahim, bahwa dalam Al-Qur’an kata Tin disebutkan hanya sekali, sedangkan kata Zaitun disebutkan 6 kali dan 1 kali secara tersirat dalam Surat Al-Mu’minin, “Wa syajarotan Takhruju min Tur Saina’ Tanbutu Biduhni wa Shibghin lil Akilin, dan (kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan”.

Baca juga:  Menelusuri Hikmah di Balik Kalimat Tasbih dalam Surah Al-Isra'

Demikian beberapa ulasan I’jaz Ilmi “Tin dan Zaitun” sebagai awal dari Surat At-Tin tersebut.

Sedangkan dalam I’Jaz Lughawi, Pertama dalam aspek urutannya, beberapa Mufassir menyebutkan, al-Zaitun disebutkan setelah At-Tin, karena Zaitun lebih mulia (Asyraf) dan lebih utama (afdal) dari at-Tin , sebagaimana dalam QS An-Nur; 35.

Selanjutnya adalah Tur Sinin (Tur Sina), dan hal ini disebutkan setelahnya, karena ia lebih utama dari At-Tin dan al-Zaitun. Dan mengapa kata Zaitun, dekat dengan kata Tur Sinin, tidak dengan at-Tin, dan hal ini diebutkan dalam Ayat; “dan (kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan”. QS Al-Mu’minun; 20. Dan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Zaitun.

Kemudian, setelah beberapa ayat tadi disebutkan, maka ayat berikutkan adalah kata “Balad Amin”, yang dimaksud dengan “Balad Amin” adalah Makkah Mukarramah, tempat lahirnya pembawa risalah Rahmatan Lil Alamain, Nabi Muhammad saw. Dan ini tempat yang paling dimuliakan oleh Allah dan tempat yang paling dicantai. (Dan juga sangat menarik adalah ayat setelahnya, namun penulis hanya mengkaji Tin Zaintun, Insyallah akan dikaji setelahnya).

Dan yang menarik adalah bila “At-Tin, Zaitun, Tur Sinin dan Balad Amin” dikaji dari tempat tumbuhnya, dan terkait dengan pembawa risalah dari masih tempat tersebut, menurut Mufassir tempat tembuhnya Tin dan Zaitun adalah Syam (Palestina, dll) dan yang lahir dari tempat ini adalah Nabi Isa As. Sedangkan terkait dengan Tur Sina adalah Musa AS, dan berikutnya yang disebutkan Balad Amin, adalah Negeri Makkah yang di tanah sucinya lahirlah Nabi Muhammad saw. Dan urutan ini pun sangat menarik, serta peran ketiganya dalam membawa risalah Allah. Allah a’lam bishawab

Baca juga:  Tafsir Surah al-Fatihah (12) : Jalan yang Ditempuh Para Nabi

Sumber: Lamasat Bayaniyyah lil Thaha Ibrahim, Tafsir Ibnu Kasir, Tafsir Fathul Qadir lil Syaukani, Ruh Ma’ani.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top