Sedang Membaca
Tanda-tanda Cinta Ilahiyah
Bushiri
Penulis Kolom

Santri di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Penikmat kajian-kajian Islam.

Tanda-tanda Cinta Ilahiyah

sufi perempuan

Karena cinta adalah urusan hati, maka sulit menentukan kebenaran cinta seseorang. Betapa banyak cinta terucap dilisan namun hati berkata lain. Dalam cinta ilahiyah-pun juga demikian. Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah dan itu perlu dipertanyakan. Karena itu, sangatlah penting mengetahui tanda-tanda seorang yang benar-benar jatuh cinta.

Syaikh Abdul Qadir ‘Isa dalam kitab al-Haqaiq ‘Ani at-Tasawuf menyebutkan sepuluh tanda-tanda seorang jatuh cinta ilahiyah. Sepuluh tanda tersebut sebagai berikut:

Pertama, Senang kalau bertemu Allah

Seorang pecinta tidak mungkin tidak senang jika bertemu kekasihnya. Jika ada orang mengaku cinta namun tidak senang bila bertemu kekasihnya, maka pengakuannya bisa dikatakan sebagai omong kosong.

Dalam dunia tasawuf, para wali yang mencapai maqam mahabbah bertemu dengan Allah melalui jalan kasyaf dan musyahadah. Mereka yang rasa rindunya menggebu-gebu kepada Allah akan cenderung menyukai kematian. Sebab tidak ada jalan lain untuk mempercepat bertemu dengan Allah kecuali kematian. “Barang siapa yang senang bertemu Allah, maka Allah juga senang bertemu dengannya” begitulah Sabda Nabi Saw dalam Shohih Bukhori.

Kedua, Mengutamakan apa yang diinginkan Allah daripada apa yang diingikan oleh diri sendiri

Seorang kalau sudah jatuh cinta pasti kehendak kekasihnya yang selalu didahulukan daripada kepentingannya sendiri. Begitu juga seorang hamba yang jatuh cinta kepada Allah, dia pasti mendahulukan apa yang dikehendaki Allah daripada kepentingannya sendiri. Dari sini muncul ketaatan sesungguhnya. Jika ada yang mengaku cinta kepada Allah namun malas melaksanakan perintah-Nya, maka dialah pembohong yang sebernanya.

Baca juga:  Ngaji Rumi: Sastra Qurani dalam Syair-Syair Masnawi

Ketiga, Selalu mengingat Allah

Seorang yang benar-benar cinta akan selalu mengingat dan menyebut nama kekasihnya. Cinta Ilahiyah pun juga begitu. Hamba yang cinta kepada Allah akan selalu memperbanyak dzikir. Lisannya tidak akan pernah berhenti menyebut nama-Nya. Pepatah mengatakan, “Barang siapa yang cinta pada sesuatu, maka ia akan selalu menyebut sesuatu itu”.

Keempat, Suka berduaan dengan Allah

Para pecinta mesti cenderung ingin selalu berduaan dengan kekasihnya, tidak suka berada dikeramaian. Jika cintanya kepada Allah, maka senang ber-kholwat dan bermunajat kepada Allah dengan bangun di malam hari melaksanakan shalat. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk berduaan dengan Allah selain waktu malam. “Oh kawan”. Kata Jalaluddin Rumi dalam salah satu puisinya. “Jika kau seorang pecinta, jadilah seperti lilin: larut di sepanjang malam, membara dalam kesanangan sampai pagi menjelang”.

Kelima, tidak menyesal kehilangan apapun asal bukan Allah.

Jika seorang hamba betul-betul cinta kepada Allah, maka tidak akan pernah risau kehilangan apapun karena yang diprioritaskan hanya Allah. Justru dia akan risau ketika satu detik saja dia melupakan Allah.

Keenam, menikmati ketaatan, tidak merasa berat atau keberatan

Hamba yang jatuh cinta kepada Allah, maka apapun yang diperintahkan Allah akan dijalani dengan penuh kesenangan, tidak merasa berat ataupun keberatan. Betapa banyak orang merasa berat ketika melaksanakan kewajiban agama. Itu artinya belum timbul rasa cinta kepada Allah.

Baca juga:  Ihwal Ibadah Puasa Menurut Sufi Ibnu Arabi

Ketujuh, bersikap lembut dan sayang pada semua ciptaan Allah

Orang yang jatuh cinta, kepada siapa-pun, pasti sayang dan senang pada ciptaan kekasihnya. Jika istri, misal, memasak makanan, seperti apapun rasanya, si suami pasti suka. Begitu juga hamba yang cinta kepada Allah; pasti sayang dan cinta pada semua makhluk ciptaan Allah.

Kedelapan, muncul rasa takut (khauf)

Cinta yang sempurna adalah cinta yang melahirkan rasa takut dan harapan. Ketika seorang jatuh cinta, maka akan timbul dalam dirinya rasa tukut, seperti takut kehilangan, takut kekasihnya ngambek dan semacamnya. Cinta Ilahiyah juga seperti itu; akan menimbulkan sara takut akan murka Allah, rasa takut tidak diridhai Allah dan semacamnya.

Kesembilan, tidak pamer

Orang yang sedang jatuh cinta lebih cenderung tidak pamer. Ia tidak memamerkan cintanya sebagai wujud pengagungan dan pemuliaan pada kekasihnya. Jika ada orang yang suka memamerkan cintanya pada orang lain, maka cintanya butuh dipertanyakan.

Kesepuluh, senang dan ridho pada Allah

Hamba yang jatuh cinta kepada Allah akan merasa senang dan ridho pada Allah. Tanda bahwa hamba itu senang kepada Allah adalah dia tidak merasa senang kepada Makhluk. Meski tubuhnya berbaur dengan makhuk, tapi hatinya menyendiri dengan Allah. Para pecinta yang seperti itu oleh Sayyidina Ali disebut dengan orang yang tubuhnya menyatu dengan dunia namun hatinya bersama Allah.

Baca juga:  Al-Hallaj, Sang Martir yang Selalu Menginspirasi (2/2)

Itulah sepuluh tanda-tanda cinta kepada Allah yang disebutkan oleh Syaikh Abdul Qadir ‘Isa. Jika kita memahami semua tanda itu, kita akan tahu mana yang betul-betul mencintai Allah dan yang tidak mencintai-Nya.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top