Sedang Membaca
Ihwal Penduduk Neraka Menurut Ibnu Arabi
Bushiri
Penulis Kolom

Santri di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan. Penikmat kajian-kajian Islam.

Ihwal Penduduk Neraka Menurut Ibnu Arabi

Img 20210826 164129

Sebagaimana kita ketahui, orang-orang yang durhaka kepada Allah akan disiksa di neraka. Mereka akan disiksa sebagai hukuman atas perbuatan yang mereka lakukan saat di dunia. Kita juga meyakini bahwa neraka adalah seburuk-buruknya tempat di akhirat. Isinya hanya siksaan, tak ada kenikmatan di sana. Mayoritas ulama-pun berpendapat bahwa ‘adzab neraka bersifat kekal, tak ada ujungnya.

Nah ada satu pemikiran yang unik dari seorang guru besar para sufi, Ibnu Arabi tentang keberadaan penduduk neraka. Menurut Ibnu Arabi, penduduk neraka nantinya akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan itu adalah bahwa api neraka, yang dalam pandangan manusia umumnya sangat menyiksa, nantinya akan terasa dingin dan sejuk bagi penduduk neraka itu sendiri.

Pendapat Ibnu Arabi ini sebagaimana ia tulis sendiri dalam kitab Fushus al-Hikam, sebagaimana berikut :

أما أهل النار فمآلهم إلى النعيم لكن في النار

Adapaun penduduk neraka, pada akhirnya akan merasakan kenikmatan, akan tetapi kenikmatan itu ada di neraka.

Setelah penduduk neraka memenuhi semua hukuman atas perbuatan mereka, maka api neraka tidak akan terasa panas lagi bagi mereka. Sebaliknya, mereka akan merasakan kesejukan dan ketentraman berada di sana.

Bahkan Ibnu Arabi menyebutkan :

فنعيم أهل النار بعد استيفاء الحقوق كنعيم خليل الله عليه السلام حين ألقي في النار

Baca juga:  Perhatian Orientalis terhadap Kajian Tasawuf

Maka kenikmatan penduduk neraka, setelah memenuhi beberap hak, sama seperti kenikmatan yang dirasakan kholilillah (Nabi Ibrahim as) saat ditaruh ke dalam bara api.

Sebagaimana kita tahu, Nabi Ibrahim as sama sekali tidak merasakan panasnya api yang ada di sekilingnya. Justru beliau merasakan kesejukan dan ketentraman. Seperti itu juga-lah nanti orang-orang yang kekal di neraka. Ada saatnya dimana mereka akan merasakan kesejukan dan ketentraman berada dalam neraka.

Ini menunjukkan bahwa,menurut perspektif Ibnu Arabi, adzab neraka bersifat tidak kekal. Sebab, pada akhirnya penduduk neraka akan merasakan kenikmatan. Syekh Daud al-Qoushari, ketika mengomentari pendapat Ibnu Arabi ini, mengatakan, “Tidak ada Nash Al-Qur’an yang mengatakan bahwa adzab neraka bersifat kekal. adanya, Nash Al-Qur’an hanya mengatakan mereka akan kekal di dalamnya. Kekal di neraka bukan berarti mendapatkan siksaan yang kekal pula.”

Pemikiran Ibnu Arabi ini bermula dari keyakinan beliau bahwa setiap manusia pasti memiliki bagian dari tubuhnya yang berdzikir kepada Allah.

Menurut Ibnu Arabi, manusia tidak hanya menggunakan lisan atau hati dalam berzikir. Semua anggota tubuh manusia juga berhak berzikir kepada Allah. Meski secara akal sehat hanya dua anggota tersebut, tapi menurut Ibnu Arabi semua anggota tubuh juga punya hak untuk berzikir.

Baca juga:  Tiga Dimensi Sufisme Menurut Jalaluddin Rumi

Masih dalam kitab yang sama, Fushus al-Hikam,  Ibnu Arabi menyatakan:

ولا بد أن يكون في الإنسان جزء يذكر الحق به

Dan mesti, manusia memiliki anggota yang berzikir pada Allah

Anggota yang berzikir kepada Allah pasti bisa menyaksikan-Nya. Sebab, menurut Ibnu Arabi, Allah merupakan teman duduk bagi yang berzikir. Jika anda duduk berduaan dengan seseorang, maka sudah barang tentu anda bisa melihat orang yang sedang duduk bersama Anda. Dan Allah hanya menjadi teman duduk bagi anggota tubuh manusia yang berzikir saja. Oleh karena itu, Jika Lisan berzikir tapi hati lupa, maka yang bisa menyaksikan Allah hanya lisan saja. Oleh sebab itu juga, manusia bisa dikatakan Ma’rifat dan tidak secara bersamaan. Dikatakan Ma’rifat karena lisan berzikir, dan dikatakan lupa kepada Allah karena hati tidak ikut berzikir.

Allah dengan sifat ar-Rahman dan ar-Rahim-Nya akan merahmati serta selalu menjaga anggota tubuh manusia yang berzikir kepada-Nya. Dan berkat satu anggota tersebut Allah juga merahmati anggota tubuh yang lain. Sebagaimana Allah menjaga alam semesta dengan utuh jika masih ada dari isi alam tersebut yang berzikir kepadada Allah. Mungkin inilah yang dimaksud dari sabda Nabi :

لا تقوم الساعة وعلى وجه الأرض من يقول الله الله

Baca juga:  Sabilus Salikin (104): Macam-macam Zikir Tarekat Histiyah (2)

“Hari kiamat tidak akan datang jika di bumi masih ada orang yang menyebut lafadz “Allah Allah” (berdzikir).” (H.R. Muslim)

Maka dari itu, menurut Ibnu Arabi, penduduk neraka nantinya akan mendapatkan Rahmat dari Allah dikarenakan ada satu anggota tubuh mereka yang berdzikir kepada Allah. Akan tetapi, perlu difahami, kenikmatan seperti ini baru bisa dirasakan setelah manusia sudah memenuhi semua siksaan di neraka. Karena bagaimanapun, manusia yang berbeda di neraka punya hak-hak yang harus dipertanggung jawabkan terlebih dahulu sebelum nantinya mendapatkan Rahmat dari Allah seperti yang dikatakan Ibnu Arabi diatas.

meskipun nanti semua siksaan sudah selesai, masih ada siksaan Nafsi yang harus ditanggung oleh penduduk neraka. Siksaan Nafsi tersebut berupa sukhtulloh (murka Allah). Sebab yang dimaksud siksaan sudah selesai adalah siksaan yang bersifat hissi (adzab yang dirasakan oleh lima panca indra).

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top