Sedang Membaca
Nabi Muhammad Saw, Dipuja-puji dan Sekaligus Dikhianati
Munir Abdul Haris
Penulis Kolom

Penulis adalah Wakil Ketua PW RMI NU Propinsi Lampung

Nabi Muhammad Saw, Dipuja-puji dan Sekaligus Dikhianati

Dalam perspektif sosiologis, Muhammad bin Abdullah bukanlah makhluk yang dicetak dan langsung diturunkan dari langit keagungan. Ia adalah manusia biasa yang belepotan lumpur dan debu perjuangan. Ia pedih dan mengerang karena berbagai penyakit struktur dan kultur yang menjangkiti umat manusia pada waktu itu.

Maka ia berjerih payah merombak tatanan sosial, justru dengan pertama kali mengingkari keunggulan sukunya sendiri, yaitu suku Quraisy yang dianggap paling tinggi derajatnya di antara suku-suku yag lain. Dalam hal ini ada riwayat hadis yang menyatakan:

“Dalam urusan ( Beragama, bermasyarakat, dan bernegara ) ini, orang Quraisy selalu ( menjadi pemimpinnya) selama mereka masih ada walaupun tinggal dua orang saja.”

Muhammad saw adalah sosok pemikir yang telah mengguncangkan peradaban umat manusia. Muhammad saw mampu mempengaruhi pola pikir dan tindakan “bermilyar-milyar orang”. Sampai hari ini setidaknya pengaruh itu masih tertanam kuat dalam pikiran, tindakan, bahkan hati umat manusia diseantero pelosok dunia.

Kini setelah kurang lebih empat belas abad wafatnya Muhammad saw, pengaruhya masih tetap kuat dan mendalam serta sangat berakar. Muhammad saw tidak hanya seorang pemimpin agama, tapi juga sekaligus sebagai penjaga etika dan moralitas umat manusia.

Muhammad saw adalah nabi Islam, seorang yang sangat dermawan dan selalu berbuat kebajikan tanpa pandang agama. Muhammad saw tidak hanya mampu melakukan tugas yang seakan mustahil dalam mempersatukan bangsa Arab yang biadab dan suka berperang, melainkan juga melahirkan suatu masyarakat yang telah menciptakan “revolusi” besar dalam catatan sejarah umat manusia, suatu revolusi yang mencakup seluruh kegiatan umat manusia.

Dalam waktu kurang dari 30 tahun, bangsa Arab mampu menaklukan dua kerajaan besar pada waktu itu, yakni Persia dan Romawi. Dikemudian hari orang-orang arab itu menjadi pelopor di lapangan dunia seni dan ilmu pengetahuan.

Baca juga:  Jilbab: Fesyen atau Fikih?

Hadis Nabi Muhammad saw yang menyatakan, “ Carilah ilmu pengetahuan walau ke negeri cina”. Hadis tersebut telah menggugah kecintaan kepada ilmu pengetahuan dan semangat ingin tahu diantara pengikut-pengikut Muhammad saw yang selama itu bodoh dan terbelakang. Para ilmuwan Arab telah menghidupkan kembali bukan hanya ilmu pengetahuan Yunani dan India, tetapi juga memberikan sumbangan abadi pada hampir semua cabang ilmu pengetahuan dan seni, sehingga menjembatani hubugan antara kebudayaan kuno dan modern. Sinar terang ilmu pengetahuan yang menyinari Cordova, pusat peradaban Islam di Spanyol, pada akhirnya menghalau kegelapan Eropa abad pertengahandan melahirkan zaman renaissance di Barat.

Ajaran Muhammad saw mampu melahirkan masyarakat yang ideal pada masanya, terdiri dari orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri, yang selama tiga puluh tahun berhasil ber eksperimen dalam melaksanakan demokrasi sejati di dunia berdasarkan persamaan, keadilan, dan moralitas. Dalam hal ini tidak ada yang menyamainya dalam sejarah umat manusia.

Sosok Muhammad saw bisa juga disebut sebagai “Generealis Ekstrem” karena ajaran-ajaran dan perilakunya melintasi semua disiplin ilmu pengetahuan. Pemimpin agama, kepala negara, ekonom, ilmuwan, pemimpin perang, dan lain-lain. Muhammad saw juga “pencatat” kitab suci Al-Qur’an, kumpulan wahyu yang diyakini berasal langsung dari Allah Swt melalui malaikat jibril yang sampai hari ini tetap utuh dan dijadikan pegangann oleh seluruh pengikut Muhammad saw diseluruh pelosok dunia.

Al-Qur’an dengan demikian juga berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad saw serta ajaran-ajaran nya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan, yang Mutlak dan Abadi.

Menurut Asghar Ali Engginer, Muhammad saw telah mampu mengubah struktur sosial masyarakat yang timpang dan tidak manusiawi, ia tidak hanya melakukan revolusi keimanan, melainkan juga melakukan protes terhadap realitas sosi0-kultural masyarakat Arab.

Baca juga:  Memahami Pemikiran Al-Ghazali (5): Al-Ghazali dalam Racikan Abd al-Samad al-Palimbani

Selain itu, Muhammad saw juga dikenal sebagai seorang insan yang memiliki keluasan hati untuk menampung cerita yang menyelimuti kehidupan umat manusia, problem kehiduoan yang membebani, dan harapan-harapan yang menjadi dambaan hidup. Muhammad saw membawa ajaran-ajaran yang mampu melahirkan peradaban laksana bunga yang tumbuh berkembang dengan subur, sehingga menjadi khazanah peradaban dunia yang tiada habisnya sepanjang Abad.

Tidak hanya itu, bahkan ajaran-ajaran nya memberikan dorongan pula untuk senantiasa menuju kemajuan, membuka wawasan tentang kehidupan dan manusia. Muhammad saw-lah manusia yang harus diwarisi kepribadiannya, baik oleh orang yang beriman pada ke-Nabi annya, maupun yang tidak.

Hal senada disampaikan oleh Fazlur Rahman, bahwa kehidupan Nabi Muhammmad memberikan suatu contoh yang sempurna dalam setiap bidang kegiatan dan pesannya merupakan suatu tuntunan bagi umat manusia. Manusia dapat mencari petunjuk dari pesannya dan tuntunan kehidupannya, keduanya merupakan tuntunan yang abadi bagi manusia dalam perjuangan mereka untuk mencapai kesempurnaan moral, rohani, dan bidang sosial dalam kehidupan. Muhammad saw memang contoh ( suri tauladan ), yang paling sempurna dengan semua teladan yang diberikannya, untuk diikuti seluruh umat manusia dalam setiap bidang kehidupan. Dalam Al-Qur’an digambarkan kepribadiaannya yang sangat mulia  dengan kata kata :

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung” ( QS ; Al-Qalam ; 4 )

Jadi menurut Al-Qur’an standar akhlak dan kepribadiannya jauh diatas standar akhlak dan kepribadian manusia lainnya. Muhammad saw memiliki sifat yang terbaik dan dan mulia yang dimiliki oleh seorang yang sempurna. Muhammad saw seperti sebutir permata yang menerangi kegelapan sekelilingnya dengan kepribadian yang tiada tandingannya. Muhammad saw memang pribadi yang sangat mengagumkan, seorang pahlawan yang tak pernah bergeming melwan kekejaman, kebrutalan, dan kebengisan dalam berbagai kondisi, demi terwujudnya kasih antar umat manusia.

Baca juga:  Syaikhona Cholil, NU, dan Tanggungjawab Orang Madura

Dalam waktu yang begitu singkat kurang dari 30 tahun, perjuangan Muhammad saw kemudian mampu melahirkan tatanan sosial yang baru, yakni sistem kehidupan masyarakat yang egaliter, persamaan, dan menjunjung nilai-nilai keadilan. Itulah kenapa sebagian dari pemikir orientalis seperti Michael H. Hart dalam karyanya Seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia menempatkan Muhammad saw pada urutan paling puncak, ketika memaparkan tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia.

Muhammad saw membangun masyarakat melalui konsep tauhid, yakni menciptakan keadilan dan kebajikan hanya untuk Allah. Muhammad saw juga menekankan pentingnya keadilan, persamaan, dan persaudaraan berdasarkan keimanan (bukan berdasarkan ekonomi), untuk melawan ketimpangan sosial. Dengan ini diharapkan akan terwujud masyarakat yang bebas dari pengelompokan yang berdasarkan etnis, bangsa, bahasa, bahasa, dan kelas sosial. Kepedulin, pembelaan, dan perjuangan Muhammad saw terhadap kaum yang tertindas dari sitem kapitalistik-eksploitatif di makkah dan madinah tampak dari penjelasannya tentang sosialisme islam, tentang kepemilikan bersama (baitul mal), tentang hak-hak tenaga kerja, tentang upah pekerja, tentang zakat, tentang persamaan manusia dihadapan Allah Swt yang membedakan adalah amal dan taqwa nya.

Hari ini mampukah kita menghadirkan cerita Nubuwwah yang kontekstual, tidak semata terkesan seperti dongeng turun temurun yang kering, tidak mampu tertangkap kisah heroisme Nabi Muhammad saw ketika berjuang menegakan Agama Allah dan menciptakan tatanan sosial masyarakat yang egaliter.

Menggagumi, mencintai, mengikuti, semestinya juga harus mentauladani apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw, sehingga ruang heroisme perjuangan Nabi Muhammmad saw terinternalisasi dalam perilaku sehari-hari dan mewarisinya. Bukan malah puja-puji di shalawatan, tapi mengkhianati di dalam praktik bermasyarakat dan beragama.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top