Sebuah kisah hikmah datang dari kitab al-Manhaj al-Sawi karya Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith Ba’alwi al-Husaini. Kisah ini menjadi penutup pasal ketiga yang terdapat pada bab keempat –fi al-Hatsi ala Mujalasati al-Ulama wa al-Shalihin wa Ikramihim– tentang pentingnya bermujalasah dengan ahli ilmu dan orang saleh serta memuliakannya. Kisahnya begini:
Diriwayatkan, suatu ketika Gusti Allah menghisab amal perbuatan salah seorang hambanya. Singkat cerita, amal perbuatan si hamba tadi ternyata lebih banyak amal buruknya, diperintah lah hamba tadi untuk masuk ke neraka. Selepas si hamba tadi berangkat menuju neraka, tiba-tiba Gusti Allah memerintahkan Jibril as.
“Wahai Jibril, kejar hambaku tadi! Tanyakan padanya, apakah semasa hidupnya ia pernah datang di majlis ahli ilmu, jika pernah, maka aku akan memaafkannya dan memberikannya syafaat,” perintah Gusti Allah kepada Jibril.
Berangkatlah Jibril menyusul hamba tadi ke neraka, dan lantas bertanya kepada si hamba sebagaimana Gusti Allah perintahkan tadi. Tanpa basa-basi si hamba tadi menjawab, “Aku tak pernah mendatangi majlis ilmu”.
Mendengar jawaban itu malaikat Jibril lantas mengadu kepada Gusti Allah,
“Ya Allah, bukankah engkau lebih mengetahui keadaan hambamu?”, tanya Jibril.
“Sudah, tanyakan saja. Coba kau tanya lagi, apakah ia menyukai ahli ilmu?”, perintah Gusti Allah.
Dan lagi-lagi si hamba menyatakan kalau ia tak menyukai ahli ilmu. Gusti Allah lantas memerintahkan Jibril untuk bertanya lagi kepada si hamba.
“Jibril, coba kau tanya lagi! Apakah hamba tadi pernah satu meja makan dengan ahli ilmu?” perintah Gusti Allah.
Jibril pun bertanya lagi kepada si hamba tadi. Jawabannya pun sama, si hamba tak pernah satu meja makan dengan ahli ilmu. Lagi-lagi Gusti Allah memerintahkan Jibril untuk bertanya kembali.
“Jibril, coba kau tanya lagi tentang nama dan nasabnya! Jika nama hamba tadi sama dengan nama salah seorang ahli ilmu, maka akan kuampuni dosanya” perintah Gusti Allah.
Jibril pun bertanya lagi kepada si hamba tadi. Jawabannya pun masih tetap, si hamba tak memiliki nama yang sama dengan ahli ilmu.
Kini Gusti Allah memerintahkan Jibril kembali, namun perintah kali ini sungguh mencengangkan bagi kebanyakan orang awam.
“Sudah… sudah… Hai Jibril! sekarang kau angkat hamba tadi dari neraka dan masukkan ke surga,” perintah Gusti Allah.
Jibril As pun melaksanakan perintah itu.
“Satu hal yang harus kau tahu Jibril, hambaku tadi memiliki teman, dan temannya itu sangat menyukai ahli ilmu. Itulah sebab aku memaafkannya dan memasukkanya ke surga,” Gusti Allah menjelaskan kepada Jibril.
Sebagai orang awam, tentunya kisah ini sangat sulit dinalar. Namun tak ada yang tak mungkin bagi Gusti Allah. Kisah ini menunjukkan bahwa rahmat Allah begitu luas. Soal bagaimana rahmat Allah itu bekerja, jangan kau urus! Serahkan saja pada Gusti Allah. Wallahu A’lam