Sedang Membaca
Menghampiri Kematian (2): Pengalaman Mati Suri Seorang Muslim dan Ahli Syaraf Harvard
Riza Bahtiar
Penulis Kolom

Peneliti Kindai Institute Banjarmasin

Menghampiri Kematian (2): Pengalaman Mati Suri Seorang Muslim dan Ahli Syaraf Harvard

Ada orang yang berada di ambang kematian namun ajalnya belum tiba. Dia pulang ke tubuhnya, dan selanjutnya dia bernapas dan hidup kembali. Pengalaman orang yang mengalami fenomena ini belakangan lebih dikenal dengan sebutan near death experience (NDE), yakni pengalaman menghampiri ajal. Sebutan lazim yang paling dikenal atas NDE adalah mati suri.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana fenomena NDE ini dalam sinaran Alquran dan Hadits. Adalah Mufti Muhammad Taqi Usmani, seorang ulama Hanafi Deoband dari Pakistan, mengulas tentang hal ini. Dia memiliki keahlian dalam fiqh, hadits, tasawuf, dan ekonomi. Di dunia internasional, dia lebih dikenal sebagai tokoh keuangan Islam dengan prestasinya mendirikan Meezan Bank.

Taqi Usmani memaparkan pandangannya tentang NDE Moody dalam tulisan berbahasa Urdu, Dunya Ke Us Par yang diterjemahkan menjadi Beyond This World:  Impressions of people who returned back from the brink of death and its analysis in the light of Quran and Hadith. (Tulisan ini bisa diunduh di situs https://yaqeenulhaq.files.wordpress.com/2011/07/beyond-the-world.pdf).

Bagi Taqi Usmani, uraian Moody tentang pengalaman menghampiri ajal merupakan satu kemungkinan. Namun, ditinjau dari sinaran Alquran dan Hadits, klaim Moody tentang menghampiri ajal ini sukar untuk diterima. Pasalnya, bagi Taqi Usmani, orang yang hampir mati, tidak bisa dikatakan mati. Hampir itu belum. Karenanya, klaim  hampir mati, kurang bisa diterima. Uraian Taqi Usmani ini memang agak normatif.

Baca juga:  1945: Sebelum dan Setelah

Memang, patut disayangkan, meski memegang ijazah dari mentor-mentornya dalam tarekat seperti Chistiyah, Suhrawardiyah, Naqsyabandiyah dan Qadiriyah, tetapi Taqi Usmani tidak memilik uraian Moody dalam benderang tasawuf atau spiritualitas Islam. Seandainya Taqi Usmani melakukannya, setidaknya kita punya perspektif lain yang tak melulu normatif tentang NDE.

Lebih jauh, terkait Islam, dalam salah satu lamannya, situs near-death.com memuat satu bahasan tentang pengalaman menghampiri ajal (Near Death Experience) dan Islam. Ditulis oleh Kevin R. Williams, ada empat poin yang dia bahas. Menurut saya hanya satu poin yang relevan dalam hal ini, yakni pengalaman menghampiri kematian seorang perempuan bernama Mebruke. Mengutip Melvin Morse dalam bukunya Parting Visions (1994), Kevin menuturkan pengalaman Mebruke, perempuan Arab Saudi berusia tiga puluh tahunan yang hidup di New York City.

Saat usianya masih dua puluh tahunan, ketika itu Mebruke tengah berenang di Laut Mediterania di lepas pantai Italia. Dia kelelahan. Mengayuh tangannya ke pantai, Mebruke sadar bahwa dia terlalu jauh untuk sampai. Dia mulai berjuang keras dan menelan air berkali-kali. Akhirnya, dia tenggelam diayun gelombang. Ia menuturkan:

Aku tenggelam untuk yang keempat kalinya. Badanku lemas, dan hilang kesadaran. Pada saat itu aku melihat cahaya putih. Cahaya itu sangat terang dan menenangkan. Semakin kupandang semakin tenang kurasakan. Sampai hari ini aku tak dapat memastikan apakah cahaya itu. Dalam agamaku (Islam) ada makhluk yang disebut malaikat yang terdiri dari cahaya putih murni. Mungkin itulah yang kulihat.

Saat aku di dalam air, aku dengar suara, ‘Kamu tidak mati dengan cara begini.’ Tiba-tiba aku merasa energi ini menembusku dari kaki sampai kepala. Pada saat yang sama aku merasa terdorong dari air. Seakan-akan seseorang secara fisik membawaku keluar dari air, tapi aku bersumpah bahwa tak ada makhluk apa pun di sana.

Aku bergerak menembus air, aku tak tahu bagaimana lagi menggambarkannya. Tak berapa lama kapal datang, seorang lelaki meloncat ke air dan menarikku keluar. Saat dia melakukan itu, aku mulai tertawa karena aku sangat senang keluar dari air.

Bisa dilihat pengalaman Mebruke ini sebagian tercakup dalam 16 elemen Moody yang telah disebutkan di bagian 1 tulisan ini.

Baca juga:  Asisten Rumah Tangga sebagai Agen Budaya dan Stigma Tentangnya

Situs aboutislam.com pada 2013 pernah membahas fenomena NDE ini di bawah tajuk “Near Death Experience: an Islamic Perspective”. Tulisan tersebut merupakan transkrip wawancara Safiyyah Ally pengelola www.quranspeaks.com dengan Dr. Shabir Ally, Presiden Islamic Information & Dawah Centre International di Toronto, Kanada. Shabir Ally mengemukakan pandangannya berdasarkan latar belakang ilmiah objektif.

Awalnya, Safiyyah Ally dan Shabir Ally memulai pembicaraan dengan fakta tentang Eben Alexander, seorang neurosurgeon (ahli bedah syaraf) Harvard yang mempercayai kehidupan sesudah mati persis setelah ia mengalami  NDE. Pengalaman Eben Alexander secara mengejutkan cukup umum seturut elemen-elemen NDE, yang mencakupi sensasi di luar tubuh (Out of Body Experience), kilasan-kilasan peristiwa, figur-figur keagamaan, bahkan surga.

Bagi Shabir Ally, pengalaman Eben Alexander, sesuai kapasitasnya sebagai ahli bedah syaraf, berusaha menggambarkan pengalamannya dalam bahasa yang seilmiah mungkin demi menghindari prasangka. Ia hanya menggambarkan hal-hal yang dia lihat tanpa menyebut namanya. Dalam konteks inilah, bagi Shabir Ally, kita tak bisa menganggap Tuhan bermain-main dan menolak pengalaman orang tentang NDE.

Manakala seseorang menggambarkan pengalamannya yang baginya sangat nyata, kita tidak bisa berposisi mengatakan tidak terhadap pengalamannya. Jadi, ketika dalam kenyataan banyak orang yang melaporkan pengalaman ini, kita tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Pada akhirnya, Shabir Ally menegaskan, mungkin bahwa Tuhan menarik orang-orang kepada-Nya melalui beragam jalan keagamaan yang berbeda. Jalan yang dipilih seseorang bagi dirinya dalam satu cara adalah jalannya menuju Tuhan, dan Dia menjadikan jalan tersebut terus melayani tujuan mengarahkan orang tersebut kepada-Nya.

Baca juga:  Facebook dan Kematian

Boleh jadi satu agama tidak cocok untuk semua orang. Orang-orang berasal dari beragam jenis, kepercayaan, muasal historis, dan asuhan. Menyatakan bahwa satu agama dengan sistem totalnya sebagai “Satu” untuk semua orang boleh jadi sebenarnya tidak praktis. Tuhan melakukan yang praktis dan menarik orang kepada-Nya melalui sarana yang orang itu telah mulai.

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top