Sedang Membaca
Dokter Beragama Nasrani Masuk Islam di Tangan Syekh As-Syibli
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Dokter Beragama Nasrani Masuk Islam di Tangan Syekh As-Syibli

Arabischer Maler Des Kräuterbuchs Des Dioskurides 004

Dikisahkan Syekh As-Syibli berteman dengan empat puluh orang fakir, Syekh As-Syibli berkata di depan mereka: “Allah telah menjamin rizki hamba-Nya. Allah berfirman: ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( QS. Ath Thalaq: 2,3)

Dan mereka semua bertawakal kepada Allah SWT, dengan memperbanyak ibadah. Setelah itu Syekh As-Syibli meninggalkan mereka. Selama tiga hari mereka tidak melakukan aktivitas  seperti biasanya, ketika di hari ke empat Syekh As-Syubli datang lagi kepada mereka.

Dan Syekh As-Syibli berkata: “Allah memperbolehkan untuk mencari sebab atau bekerja” Allah berfirman: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk: 15)

Diantara mereka ada seorang lelaki yang keluar rumah, ia menuju pinggiran kota Baghdad, dengan tujuan untuk mencari makanan, dalam perjalanan ia berhenti karena kehausan. Ia berhenti di depan toko, pemilik toko itu beragama Nasrani dan berprofesi sebagai dokter. Di depan toko banyak orang bertanya tentang resep obat kepada dokter yang beragama Nasrani itu.

Tiba-tiba si dokter bertanya kepada lelaki yang berteduh di depan toko-Nya, “Ada apa denganmu, dan apa penyakitmu” Lelaki itu menjawab: “keadaanku lemah karena haus dan lapar” Lelaki itu menjalurkan tangannya, lalu si dokter memegang tangannya, seraya berkata: “Sekarang aku tau penyakitmu” Dokter itu memanggil pembantunya dan menyuruh pergi ke pasar untuk membeli keju, daging panggang, dan buah-buahan. Dengan segera si pembantu melaksanakan perintah-nya.

Baca juga:  Ketika Imam Syafi'i Meragukan Ilmu Firasatnya

Beberapa waktu kemudian si pembantu datang, ia membawa keju, daging panggang, dan buah-buahan, lalu si dokter membagikannya kepada lelaki itu. Si dokter berkata: “Ini obatmu” Lelaki itu menimpalinya, “Kalau memang ini obatnya aku mempunyai teman empat puluh orang yang sama penyakitnya denganku” Si dokter menyuruh pembantunya kembali ke pasar untuk membeli lagi keju, daging panggang, dan buah-buahan, dengan porsi yang lebih banyak, lalu diberikan kepada lelaki itu.

Lelaki itu berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Si dokter membuntutinya untuk membuktikan kejujuran ucapan lelaki itu. Ketika lelaki itu sampai di rumahnya. Si dokter mengintip di balik pintu rumah, lelaki itu meletakkan makanan yang ia bawa.

Diantara yang keempat puluh itu ada Syekh As-Syibli. Syekh As-Syibli memanggil teman-temannya yang lain. Syekh As-Syibli bertanya kepada lelaki yang membawa makanan, “Kamu dapat dari mana makanan sebanyak ini”

Lelaki itu menceritakan yang ia alami, Syekh As-Syibli berkata kepada teman-temannya: “Sebelum kita makan makanan ini, mari kita doakan orang yang memberi makanan.”

Dokter yang beragama Nasrani mendengar ajakan Syekh As-Syibli untuk mendoakan orang yang memberi makanan. Tiba-tiba dokter Nasrani yang sedang mengintip membuka pintu,

Si dokter menghampiri Syekh As-Syibli lalu ia menjalurkan tangannya ke arah Syekh As-Syibli ia berkata: “Saksikanlah bahwa aku saat ini akan masuk Islam” Dokter itu membaca dua kalimat syahadat di hadapan Syekh As-Syibli dan teman-temannya. Akhirnya ia menjadi murid dari Syekh As-Syibli.

Baca juga:  Pesantren, Ilmu Hikmah, dan Perdukunan (4): Kitab-Kitab Rujukan Amalan Ilmu Hikmah

( Disarikan dari kitab Raudl Al-Rayahin Fi Hikayah Al-Shalikhin Juz,1 Hlm. 156 Karya: Syeikh Afifuddin Abdullah bin As’ad Al-Yafi’i )

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top