Pernikahan adalah ikatan kokoh dua manusia berbeda jenis yang disatukan komitmen untuk membina rumah tangga. Di antara komitmennya adalah belajar bersama, saling berbagi dan mengingatkan.
Meminjam ungkapan salah seorang sahabat kami, “Pernikahan yang indah itu bukan tanpa cela dan silang kata. Namanya dua kepala pasti ada beda.”
Sehingga, hendaknya jangan pernah bermimpi bahwa kita pasti mampu mengubah secara instan karakter pasangan. Namanya belajar bersama, berproses bersama tentu butuh pengertian, butuh diingatkan, dan yang jelas butuh waktu.
“Saya butuh 5 tahun mengubah pasangan saya,” ujar seorang aktivis perempuan dalam suatu seminar.
Buku “Seni Memahami Pasangan” memaparkan bahwa dibutuhkan beberapa tahun bahkan lebih 5 tahun untuk dapat mengubah karakter dan kebiasaan pasangan (suami atau istri).
Apakah berarti perubahan cepat itu mustahil? Tentu tidak. Tiap orang tak sama bukan? Ada yang bisa cepat, ada yang perlu bergulat dengan waktu yang cukup atau bahkan lama.
Salah satu kunci utama, hendaknya hasrat kuasa (mendominasi, menguasai, dan memaksakan pasangan), dihindarkan.
Dengan demikian, dihajatkan, sinergi, dan saling belajar memahami.
Dalam bahasa seorang habib, dalam pernikahan itu dibutuhkan 5 B, atau 5 Bagus, yaitu, bagus niat, bagus tindakan, bagus dugaan, dan bagus akhlak. Dengannya insyaAllah membuahkan proses yang bagus, dan pungkasan atau akhir yang bagus (husnul khatimah).