Ibrahim al-Nashrabazi, nama lengkapnya Ibrahim bin Muhammad bin Mahmuwaih, memiliki kuniyah Abu al-Qasim. Ibrahim al-Nashrabazi merupakan ulama/syaikh di wilayah Khurasan, lahir dan besar di kota Naisabur tepatnya di perkampungan Nashrabaz. Al-Sulami dalam Thabaqat al-Shufiyah menginformasikan bahwa Ibrahim al-Nashrabazi merupakan ulama rujukan dalam bidang sejarah, dan biografi. Ibrahim al-Nashrabazi pernah berguru kepada Abu Bakar al-Syibl, dan Abu Muhammad al-Murtaisy.
Di tahun 336 Hijriyah, Ibrahim al-Nashrabazi berangkat ke Mekah dan memutuskan bermukim di sana hingga akhir hayatnya di tahun 367 Hijriyah. Catatan Fariduddin al-Atthar dalam Tazkirah al-Auliya menginformasikan bahwa Ibrahim al-Nashrabazi pernah berhaji sebanyak empat puluh kali.
Di balik hajinya sebanyak empat puluh kali ini ternyata terdapat kisah unik, kala itu Ibrahim al-Nashrabazi sudah pindah dan menetap di Mekah.
Dikisahkan, suatu hari Ibrahim al-Nashrabazi melihat seekor anjing yang lemas dalam kondisi kelaparan berada di Mekah al-Mukaromah. Melihat kondisi anjing yang begitu lemah, Ibrahim al-Nashrabazi tak tega dan ingin sekali memberi makan anjing itu, namun apalah daya, saat Ibrahim al-Nashrabazi tidak memiliki sepeser pun uang untuk membelikan anjing itu makan.
Ibrahim al-Nashrabazi lalu memanggil orang-orang yang kebetulan ada di sekitarnya, ia pun lalu berkata, “Siapa yang mau membeli empat puluh ibadah hajiku dengan sepotong roti?”
Tiba-tiba datang seorang laki-laki, dan memberi Ibrahim al-Nashrabazi sepotong roti. Orang-orang yang ada di sekitar tempat itu hanya menyaksikan Ibrahim al-Nashrabazi. Ibrahim al-Nashrabazi lalu menerima roti itu dan lantas memberi makan anjing yang sedari tadi lemas kelaparan.
Seusai kejadian itu tiba-tiba ada seorang laki-laki dari dalam masjid yang menghampiri Ibrahim al-Nashrabazi.
“Apa yang telah kau lakukan? Apa kau bodoh menjual empat puluh hajimu dengan sepotong roti?” ucap laki-laki itu.
Laki-laki itu pun lalu memukul Ibrahim al-Nashrabazi. Ibrahim al-Nashrabazi tersungkur dan terdiam, ia lalu bangkit dan meninggalkan laki-laki yang memukulnya itu dengan menutup wajahnya memakai baju yang ia kenakan.
Laki-laki yang memukul Ibrahim al-Nashrabazi, menurut informasi dari Fariduddin al-Atthar merupakan ahli ibadah yang ada di Masjidil Haram. Kendati mendapat pukulan dari laki-laki ahli ibadah itu, Ibrahim al-Nashrabazi tidak membalasnya dengan pukulan yang sama, ia memilih untuk pergi menghindar dari laki-laki itu.
Berikut quote sufistik dari Ibrahim al-Nashrabazi;
الرَّجَاءُ يَدُلُّ عَلَى الطَّا عَةِ، والخَوْفُ يَنْهَى عَنِ المــَـــــــــعْصِيَةِ، وَالمـــُــــــــــراَقَبَةُ تَهْدِيْ إلَى طَرِيْقِ الحَقِّ
“Al-Rajaa’u yadullu alaa-l-thoo’ati, wa-l-khoufu yanha ‘ani-l-ma’shiati, wa-l-muraaqabatu tahdii ilaa thariiqi-l-haqqi.”
“Raja’/pengharapan/optimisme menunjukkan sebuah sikap taat, takut/gelisah akan mencegah pada kemaksiatan, kontrol/mawas diri/mengamati diri akan menuntun kepada jalan kebenaran.”
Wallahu A’lam.