Sedang Membaca
Sufi Perempuan: Rabiah al-Azdiyah dari Bashrah
Muhammad Iqbal
Penulis Kolom

Muhammad Iqbal. Sejarawan. Dosen Prodi Sejarah Peradaban Islam IAIN Palangka Raya. Editor Penerbit Marjin Kiri. Menulis dua buku: Tahun-tahun yang Menentukan Wajah Timur (Yogyakarta: EA Books, 2019), dan Menyulut Api di Padang Ilalang: Pidato Politik Sukarno di Amuntai, 27 Januari 1953 (Yogyakarta: Tanda Baca, 2021).

Sufi Perempuan: Rabiah al-Azdiyah dari Bashrah

Rabi’ah merupakan warga Bashrah. Ia adalah salah seorang dari sahabat terbesar para sufi di Bashrah, sekaligus seorang spesialis dalam wara’ (kehati-hatian).

‘Abdul-Wahid ibn Zayd adalah sahabatnya dan menyampaikan riwayat-riwayat mengenai Rabi’ah.

Abu Ja’far [ar-Razi] meriwayatkan dari al-‘Abbas [ibnu Hamzah] melalui Ahmad [ibnu Abi al-Hawari], bahwa Bikr [ibnu ‘Abdullah] bin Muhammad dari Bashrah menuturkan: ‘Abdul-Wahid ibnu Yazd melamar Rabi’ah al-Azdiyah. Rabi’ah menolak dan menjauhkan diri darinya, dan ‘Abdul-Wahid merasa sangat tertekan.

Namun, dia menerima penolakan Rabi’ah dengan sabar sampai pada suatu hari Rabi’ah memberikan izin kepada ‘Abdul-Wahid untuk menemuinya.

Tatkala ‘Abdul-Wahid memasuki rumahnya, Rabi’ah berkata, “Wahai orang yang penuh nafsu! Apa yang kau lihat pada diriku yang membangkitkan syahwatmu? Mengapa engkau tidak mencari perempuan yang penuh nafsu seperti dirimu untuk kamu kawini?”

Sumber: Abu ‘Abdurrahman as-Sulami, Early Sufi Women (Fons Vitae, Louisville, Kentucky, USA, 1999). Dialihbahasakan oleh Rkia F. Cornell, dari kitab Dzikr an-Naswah al-Muta’abbidat ash-Shufiyat.

Baca juga:  Kitab Salat Pertama di Jawa Dicetak Hingga India
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top