Rabi’ah merupakan warga Bashrah. Ia adalah salah seorang dari sahabat terbesar para sufi di Bashrah, sekaligus seorang spesialis dalam wara’ (kehati-hatian).
‘Abdul-Wahid ibn Zayd adalah sahabatnya dan menyampaikan riwayat-riwayat mengenai Rabi’ah.
Abu Ja’far [ar-Razi] meriwayatkan dari al-‘Abbas [ibnu Hamzah] melalui Ahmad [ibnu Abi al-Hawari], bahwa Bikr [ibnu ‘Abdullah] bin Muhammad dari Bashrah menuturkan: ‘Abdul-Wahid ibnu Yazd melamar Rabi’ah al-Azdiyah. Rabi’ah menolak dan menjauhkan diri darinya, dan ‘Abdul-Wahid merasa sangat tertekan.
Namun, dia menerima penolakan Rabi’ah dengan sabar sampai pada suatu hari Rabi’ah memberikan izin kepada ‘Abdul-Wahid untuk menemuinya.
Tatkala ‘Abdul-Wahid memasuki rumahnya, Rabi’ah berkata, “Wahai orang yang penuh nafsu! Apa yang kau lihat pada diriku yang membangkitkan syahwatmu? Mengapa engkau tidak mencari perempuan yang penuh nafsu seperti dirimu untuk kamu kawini?”
Sumber: Abu ‘Abdurrahman as-Sulami, Early Sufi Women (Fons Vitae, Louisville, Kentucky, USA, 1999). Dialihbahasakan oleh Rkia F. Cornell, dari kitab Dzikr an-Naswah al-Muta’abbidat ash-Shufiyat.