Kehidupan Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi dan Rasul selalu menarik untuk dibaca lalu diceritakan kembali, mulai dari kesabarannya, perjuangannya, penderitaannya, hingga kejadian-kejadian sederhana yang mengundang tawa.
Kehidupan Nabi Muhammad tak melulu tentang peperangan dengan orang kafir, tak memulu tentan strategi dakwah, tak melulu berpikir mengelola masyarakat yang plural, tetapi tak jarang juga muncul candaan-candaan ringan dari Nabi Muhammad. Sebab, beliau juga manusia,
Di dalam hadis riwayat Muhammad bin Isma’il al-Bukhary (Imam Bukhari), dikisahkan bahwa suatu hari Nabi Muhammad sedang berkumpul dengan para istri yang sedang menuntut diberi berbagai macam pakaian yang diperoleh dari seperlima ghanimah (harta rampasan perang). Tetiba Umar bin Khattab mengucap salam untuk meminta izin masuk dan tiba-tiba semua istri terdiam lalu segera bersembunyi di balik sebuah gorden.
Kejadian tersebut membuat Nabi Muhammad tertawa, hingga membuat Umar bin Khattab berkata, “Semoga Allah memenuhi hidupmu dengan tawa, wahai Rasulallah.”
Nabi Muhammad membalas doa Umar bin Khattab dengan kalimat, “Itu tadi sangat menakjubkan, istri-istriku yang tadinya bersamaku langsung ‘bubar barisan’ kala mendengar suaramu.”
“Seharusnya mereka (para istri Nabi Muhammad) lebih menghormati Engkau, bukan malah lebih takut kepadaku,” komentar Umar bin Khattab. Kemudian Umar bertanya kepada para istri Nabi Muhammad yang sedang berada di balik gorden, “Hai musuh dirimu sendiri, Apakah Kalian lebih takut kepadaku dan tidak takut kepada Rasulullah?”
Mereka (para istri Nabi Muhammad) menjawab, “Tentu saja, karena Kau lebih kasar dan lebih keras daripada Rasulullah.”
Selanjutnya, jawaban para istri Nabi Muhammad dilengkapi dengan ungkapan Nabi Muhammad sendiri yang berkata, “Itu benar, wahai Putra Khattab. Demi Dia (Allah) yang menguasai jiwaku, jika setan melihatmu berjalan melewati sebuah jalur, Ia (Setan) akan pergi melewati jalur lain (yang tidak dilewati Umar bin Khattab)”. Ungkapan Nabi Muhammad ini memang dapat mengundang tawa, tetapi termasuk ungkapan yang “cerdas”, bukan tawa yang “receh”.
Humor Nabi Muhammad lainnya terjadi antara beliau dengan Ummu Ayman.
Kisah ini disebutkan oleh Muhammad bin Sa’d dalam Kitab at-Thabaqat al-Kabir. Suatu waktu Ummu Ayman meminta hadiah kepada Nabi Muhammad karena kemenangan besar Nabi Muhammad dalam perang Khaybar. Sudah lama Ummu Ayman ingin memiliki seekor unta. Oleh sebab itu Ummu Ayman menemui Nabi Muhammad agar diberi hadiah seekor unta.
Setelah mendengar permintaan Ummu Ayman dengan serius, Nabi Muhammad berkata “Aku akan memberimu seekor anak unta.”
Sontak saja hal itu membuat Ummu Ayman kaget, sebab anak unta (unta yang masih kecil/muda) tidak bisa dinaiki. Ummu Ayman berkata, “Wahai Rasulallah, itu tidak cocok bagiku. Aku tidak menginginkan itu.”
Nabi Muhammad tetap menjawab, “Aku tidak akan memberimu kecuali dengan seekor anak unta.”
Begitulah perselisihan itu terus berlanjut, hingga Nabi Muhammad tersenyum dan menyadarkan Ummu Ayman bahwa Nabi Muhammad sedang bercanda dan menggodanya. Maksud “anak unta” yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah pada dasarnya setiap unta adalah anak dari seekor unta.
Asik bukan humor Nabi? Bagaimana humor di tengah keluarg kalian? Selain zikir, sebaiknya juga diperbanyak humor, agar tidak stres di tengah pandemi Covid-19 ini. Wallahu a’lam.