Mohammad-Nasif
Penulis Kolom

Alumni Pesantren Liroboyo, Kediri

Tradisi Mengulang-ulang Ayat Tertentu Saat Membaca Al-Qur’an

Pernahkah Anda mengulang-ulang ayat tertentu tatkala membaca Al-Qur’an, terutama saat kebetulan mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, serta mengalami keadaan sebagaimana yang disinggung dalam ayat yang kita baca?

Mungkin sebagian kita melakukan pengulangan bacaan ayat yang mendorong kita untuk lebih sering bersyukur, lebih sering bersabar, atau ayat berisi ancaman agar diri kita semakin takut melakukan hal buruk.

Apakah yang seharusnya dilakukan saat melewati sebuah ayat lalu kebetulan kita menyukainya dan ingin mengulang-ulangnya agar lebih meresapi maknanya? Apakah kita boleh melakukannya sekehendak hati, atau lanjut ke ayat selanjutnya saja agar sempurna surat yang hendak kita baca? Bagaimana bila kita mengulang-ulang satu ayat di dalam salat? Pernahkah Nabi Muhammad melakukannya? Pernahkan para sahabat menjalankannya?

Kajian Tentang Mengulang-ulang Sebagian Ayat

Beberapa ulama mencantumkan dalam karya mereka, satu bab khusus yang membahas tentang mengulang-ulang sebagian ayat tatkala membaca Al-Qur’an. Di antaranya adalah Imam an-Nawawi dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamlatil Qur’an. Beliau mencantumkan bab Fi Istihbabi Tardidil Ayat Littadabburi (Bab tentang kesunnahan mengulang-ulang satu ayat untuk meresapi maknanya).

Imam an-Nawawi mencantumkan hadis hasan yang diriwayatkan dari Abi Dzar, bahwa Abi Dzar berkata:

قَامَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى أَصْبَحَ بِآيَةٍ وَالآيَةُ (إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ )

Baca juga:  Menengok Pameran Koleksi Seni Nasirun: Jasmerah

Suatu kali Nabi –salallahualaihi wasallam- melakukan salat sampai subuh dengan membaca satu ayat. Ayat tersebut adalah:

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S. Al-Maidah [5] 118). (H.R. An-Nasa’I, Ibn Majah dan At-Tirmidzi)

Dalam riwayat lain, Nabi ditanya mengapa melakukan hal itu. Nabi menjawab bahwa ia mendoakan umatnya dengan hal itu.

Berdasar riwayat ini, beberapa ulama menyatakan hukumnya boleh mengulang-ulang satu ayat Al-Qur’an. Salah satu ulama yang menyatakannya adalah Imam as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan (hlm. 285).

Imam an-Nawawi sendiri, selain di dalam At-Tibyan, juga menyinggung bolehnya mengulang-ulang satu ayat tertentu dengan tujuan meresapi maknanya. Hal ini beliau sampaikan dalam kitab Raudlatut Thalibin serta Al-Majmu. Bahkan dalam Al-Majmu’ beliau menjelaskan, hal itu diperbolehkan meski sampai menghabiskan waktu yang panjang (Al-Majmu’/4/45).

Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyatakan, apabila tidak dapat meresapi makna ayat Al-Qur’an tanpa mengulang-ulangnya, maka hendaknya ia mengulang-ulangnya. Kecuali ia berposisi menjadi makmum salat. Maka yang lebih baik ia konsentrasi mengikuti gerakan imam. Jangan sampai setan mengalihkan dari satu hal baik ke hal baik yang lain, padahal yang pertama lebih utama dari yang kedua (Ihya’ Ulumuddin/1/291).

Baca juga:  Antara Ikhtilaf dan Khilaf: Perbedaan yang Melahirkan Rahmat

Imam al-Ghazali juga menceritakan, ada ulama salaf yang mengulang-ulang satu ayat saat salat sampai berhari-hari, demi meresapi maknanya. Ada yang sampai berbulan-bulan. Bahkan ada yang rela untuk menunda mengkhatamkan Al-Qur’an sampai 30 tahun. Dan ada pula yang harus memaksakan diri untuk membaca ayat lain, sebab ayat yang biasa ia baca tak habis-habis maknanya untuk diresapi.

Beberapa Riwayat Ulama Salaf Yang Mengulang-ulang Ayat Al-Qur’an

Selain menyebutkan riwayat tentang bagaimana Nabi Muhammad mengulang-ulang satu ayat, Imam an-Nawawi dalam At-Tibyan juga menyebutkan riwayat para sahabat yang mengulang-ulang satu ayat. Berikut beberapa di antara nama sahabat beserta ayat yang dibacanya secara berulang-ulang:

Tamim Ad-Dariy

Sahabat Tamim Ad-Dariy mengulang-ulang ayat berikut sampai waktu subuh:

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Q.S. al-Jatsiyah [45] 21)

Asma’ binti Abi Bakr

‘Abbad Ibnu Hamzah pergi menemui Sayyidah Asma’ sementara Sayidah Asma’ sedang membaca suatu ayat. ‘Abbad berhenti di dekat Sayyidah Asma’, dan ternyata Sayyidah Asma’ mengulangi ayat tersebut kemudian memanjatkan doa. Karena merasa telah menunggu cukup lama, ‘Abbad pun pergi ke pasar dan memenuhi keperluannnya. Ia lalu kembali menemui Sayidah Asma’ dan menemukannya masih mengulangi ayat tersebut kemudian memnjatkan doa. Ayat yang beliau baca secara berulang-ulang adalah:

Baca juga:  Kiai Amanullah Tambakberas dan Suara "Tuhan"

فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ

Maka Allah memberikan karunia kepada Kami dan memelihara Kami dari azab neraka. (Q.S. At-Thur [52] 27)

Ibnu Mas’ud

Ibnu Mas’ud mengulang-ulang ayat berikut:

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا 

Dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Q.S. Thaha [20] 114)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
6
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
3
Terkejut
2
Scroll To Top