Pada suatu hari salah satu diantara murid Syekh Ibrahim bin Adham berkata kepada Syekh Ibrahim bin Adham, “Wahai guru (Syekh Ibrahim bin Adham) berwasiatlah kepada kita semua yang sekiranya wasiatmu bermanfaat kepada kita semua”. Syekh Ibrahim bin Adham menjawab, “Baik aku akan berwasiat kepada kalian semua”.
Syekh Shafwak Sa’dallah Al-Mukhtar, dalam karyanya Anisul Mu’minin (Juz, 1, Hlm. 96) Mengutip wasiat Syekh Ibrahim bin Adham. Wasiat Syekh Ibrahim bin Adham ini, sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan hidup.
Adapun wasiat Syekh Ibrahim bin Adham terlampir sebagai berikut:
إذا رأيتم الناس مشغولين بأمر الدنيا فاشتغلوا أنتم بأمر الآخرة وإذا اشتغلوا بتزيين ظواهرهم فاشتغلوا بتزيين بواطنكم وإذا اشتغلوا بعمارة البساتين فاشتغلوا بعمارة القبور
Jika kalian melihat orang-orang sibuk dengan urusan dunia ini, maka sibuklah kalian dengan urusan akhirat. Dan jika mereka disibukkan dengan mempercantik penampilan luarnya, maka sibukkanlah diri kalian dengan mempercantik batin kalian. Dan jika mereka sibuk bekerja mengurus kebun, maka sibukkanlah diri kalian dengan amal yang bermanfaat dalam kubur.
واذا اشتغلوا بخدمة المخلوقين فاشتغلوا بخدمة رب العالمين واذا اشتغلوا بعيوب الناس فاشتغلوا بعيوب انفسكم واتخذوا من هذه الدنيا زاداً يوصلكم إلى الآخرة فانما الدنيـا مزرعة الآخرة
Dan jika mereka sibuk mengabdi kepada makhluk, maka sibukkanlah diri kalian untuk mengabdi kepada Tuhan semesta alam. Dan jika mereka menyibukkan diri dengan mengoreksi kesalahan orang lain, maka sibukkanlah diri kalian dengan mengoreksi kesalahan diri sendiri. Dan ambillah bekal dari dunia ini perkara yang akan membawamu kepada kemaslahatan di akhirat, karena dunia adalah tempat beramal untuk persiapan kehidupan akhirat.
Intisari dari wasiat Syekh Ibrahim bin Adham memberi arahan kepada kita agar kita tidak selalu menyibukkan diri dengan urusan dunia. Orang yang selalu sibuk dengan urusan dunia, ia akan melalaikan urusan akhiratnya. Jika orang lain sibuk dengan urusan dunia, maka kalian harus sibuk dengan urusan akhirat, karena urusan akhirat itu dapat mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi kekal selamanya. Sementara orang yang sibuk dengan urusan dunia, ia akan merasakan kebahagiaan dari hasil yang diperolehnya, itupun hanya bersifat sementara.
Janganlah kalian menyibukkan diri dengan memperbaiki penampilan luar saja, tetapi sibuklah dengan memperbaiki batin atau membersihkan hati dari segala kotoran-kotoran hati yang dapat memperburuk perilaku. Dan janganlah kalian menyibukkan diri dengan membangun gedung-gedung yang megah dan mewah, tetapi bangunlah atau tata dengan baik perilaku kalian untuk bekal di alam kubur nanti.
Ketika orang sibuk mengabdi kepada orang lain, maka sibuklah kalian untuk mengabdi kepada tuhan kalian, dengan memperbanyak amal kebajikan seperti, zikir, dan membaca al-Qur’an. Dan ketika orang lain sibuk mencari aib orang lain, kalian harus sibuk mencari aib kalian sendiri, supaya kalian bisa berintropeksi diri dan tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain. Dan janganlah kalian sia-siakan kesempatan yang kalian miliki selama kalian hidup di dunia ini. Gunakan waktu kalian sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah sebagai bekal di akhirat nanti.
Selanjutnya Syekh Shafwak Sa’dallah Al-Mukhtar mengutip ungkapan pujangga Arab. Sungguh indah perkataan seseorang yang mengatakan:
إن الله عبـاداً فطنا # طلقوا الدنيـا وخـافوا الفتنـا
Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cerdas, mereka mentalak dunia (dari hatinya) dan mereka khawatir terkena fitnahnya.
نظروا فيها فلمـا علمـوا # أنها ليست لحي سكنا
Setelah mereka meneliti hal yang ada di dunia, mereka mengetahui bahwa dunia bukanlah tempat tinggal yang sesungguhnya.
جعلـوهـا لجـة واتخـذوا # صالح الاعمـال فيها سفنبا
Mereka menjadikan dunia ibarat hamparan air, dan menjadikan amal sholih sebagai perahu yang menjadi kendaraan ketempat tujuannya.
Wallahu A’lam Bissawab.