Syekh Mutawalli Sya’rawi mengajarkan sebuah doa kepada kita agar dapat berhenti melakukan dosa. Doa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
اللّهُمَّ أُحْرُمْنِي لَذَّةَ مَعْصِيَّتِكَ وَارْزُقْنِي لَذّةَ طَاعَتِكَ
Allahumma uhrumni ladzata ma’siyyatik war zuqni ladzata tha’atik.
Yang jika diterjemah secara bebas bisa diartikan “Ya allah, halangilah aku dari merasakan lezatnya bermaksiat pada-Mu. Tapi buatlah aku merasakan lezatnya beribadah pada-Mu”.
Tidak jarang kita temukan orang sekitar-sekitar kita yang mengeluh dengan prilaku dirinya yang sulit meninggalkan dosa. Bahkan kita mungkin salah satunya.
Berbagai nasehat keagamaan telah diupayakan dengan setumpuk pengalaman dan pencerahan, tetapi tetap saja dosa yang sama kembali dikerjakan.
Dan jawaban satu-satunya mengapa kita terhalang untuk taubat (berhenti dari maksiat) adalah seperti yang disampaikan oleh Imam Ghazali yaitu adanya pikiran bahwa kita masih lama hidup di dunia, inilah yang diistilahkan dalam agama dengan thulul amal (tinggi angan-angan).
Al-Ghazali sepenuhnya menyadari setelah lama menasehati dirinya dengan dua penasehat yang disampaikan Nabi yaitu an-natiq (al-Quran) dan as-shamit (kematian), bahwa selama manusia berpikir esok, lusa, seminggu, setahun, dan beberapa tahun lagi dirinya masih hidup, selama itu pula dia tidak akan pernah bebas dari belenggu nafsu dan syetan yang mengajaknya untuk berbuat maksiat.
Logikanya sangat sederhana seperti yang beliau sampaikan. Bahwa seorang penderita penyakit berbahaya akan merubah total gaya hidupnya jika salah seorang dokter mengatakan sebentar lagi dia akan mati. Hal yang serupa akan terjadi seandaikan Allah memberitahu kita melalui perantara wali-Nya bahwa esok kita akan mati, maka pasti kita akan merubah hidup kita secara total dan berusaha melakukan kebaikan sebanyak-sebanyaknya.
Walhasil, sembari membenahi diri dengan nasehat al-Ghazali yang dikutip dari kitab Mukhtashar Jalil di atas, alangkah baiknya perbanyak membaca doa dari salah seorang ulama besar asal Mesir di atas. Dengan harapan dapat benar-benar terhindar dari maksiat.