Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Apa yang mesti hendak dilakukan untuk melakukan refleksi pemahaman akan keberadaan ilmu pengetahuan dan agama? Saya rasa ada banyak hal yang perlu dilakukan agar keduanya terus menjadi sebuah kombinasi dalam memberikan pemahaman akan perubahan peradaban dan menjadikan tiap manusia melakukan tindakan yang semestinya.
Sajian khusus edisi kali ini terdiri dari empat tulisan dengan kepunyaan topik di dalamnya untuk melakukan pewacanaan kembali akan ilmu pengetahuan dan agama itu sendiri. Dimana pendekatan yang dilakukan pada kajian terhadap beberapa gagasan pemikir dalam buku maupun majalah yang pernah hadir kepada publik.
Keduanya itu harus dikatakan berperan penting dalam mewarnai peradaban. Catatan demi catatan pada masa lalu perlu ditinjau sebagai bekal untuk menjalankan masa kini dan masa depan. Kita akan menjumpainya pada tulisan pertama, akan bagaimana beberapa landasan mendasar dalam meninjau sejarah dan sekilas bagaimana hubungan antara sains dan religiositas.
Tidak kalah pentingnya adalah hadirnya buku-buku bertema ilmu pengetahuan dan agama. Hal itu bisa kita tilik dengan menengok setidaknya pada tiga masa, baik itu; Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Buku jenis itu dapat dipandang tiap zaman dihadirkan. Tak sedikit di belakangnya dibarengi kepentingan pemerintah, lembaga pendidikan, maupun otoritas agama.
Hadirnya buku-buku tersebut seakan menandaskan bagaimana persinggungan antara ilmu pengetahuan dan agama terlihat kompleks. Tiap generasi diajak untuk terus menengok sembari mencari benang merah bagaimana awal mula hadirnya pertentangan dan kemudian menemukan titik temu dalam sarana dialog yang mengutamakan keterbukaan.
Di luar itu, kita bersama mendapatkan sebuah kesimpulan; dimensi yang hadir antara ilmu pengetahuan dengan agama setidaknya pada satu titik. Titik itu berupa etika. Bagaimana laju perkembangan ilmu pengetahuan dan implkasinya harus diakui berpeluang mengguncang pada aspek sisi kemanusiaan. Itu tak terlepas dari sisi paradoks ilmu pengetahuan. Tak ayal kemudian membuat pertentangan bagi banyak orang.
Di sana lah agama memberikan peran, salah satunya berupa fungsi kontrol berupa keberadaan nilai dan moral. Tujuannya agar apa yang dihadirkan dari ilmu pengetahuan itu senantiasa bermuara pada martabat manusia, tidak menimbulkan kerusakan, dan dilakukan untuk keseimbangan dalam kehidupan. Pemahaman itu mengesahkan baik ilmu pengetahuan dan agama perlu selalu terbuka, dinamis, dan saling berkomunikasi.
Hingga, seiring perubahan dan perkembangan zaman yang menunjukkan kompleksitasnya, kita sadar bahwa dialog yang dihadirkan antara ilmu pengetahuan dan agama itu harus diteruskan. Kesinambungan itu membawa pada aras kerja sama maupun kolaborasi. Bahwa baik itu kalangan ilmuwan mesti membuka diri terhadap konstruk yang hadir dari agama. Sebaliknya, agamawan mau memahami akan perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Tulisan dalam sajian khusus ini mungkin di luar kata lengkap, sempurna, dan komprehensif. Ada banyak kekurangan yang membutuhkan kelengkapan dari para pembaca budiman semua. Tetapi satu hal perlu penulis sampaikan; tiap tulisan sebagai sarana untuk menilik dan membangun lebih lanjut wacana akan hubungan antara ilmu pengetahuan dengan religiositas. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.[]