Sedang Membaca
Perjumpaan Imam al-Ashma’i dengan Wanita yang Meninggal di Pusara Sang Kekasih
Musyfiqur Rahman
Penulis Kolom

Mahasiswa Pascasarjana Konsentrasi Kajian Timur Tengah, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan alumnus PP. Annuqayah, Sumenep. Selain menulis dan menerjemah, ia juga mengelola sastraarab.com

Perjumpaan Imam al-Ashma’i dengan Wanita yang Meninggal di Pusara Sang Kekasih

Dalam kitab al-Mustathraf karya Muhammad bin Ahmad bin Manshur al-Ibshihi, Imam al-Ashma’i menceritakan salah satu pengalamannya ketika ia tertidur di kawasan pemakaman di Bashrah, Irak. Di pemakaman itu, al-Ashma’i terbangun melihat seorang wanita yang menangis karena berkabung atas kematian kekasihnya. Wanita itu menggubah bait ratapan:

بروحي فتى أوفى البرية كلها

وأقواهم في الحبّ صبرا على الحب

Dalam jiwaku, terukir seorang pemuda paling setia dari seluruh umat manusia

Pemuda paling gagah dalam cinta, paling tabah dalam cinta

Mendengar wanita itu mengenang kekasihnya dalam untaian bait indah, al-Ashma’i tak kuasa menahan rasa penasarannya. Ia pun bertanya, “Wahai nona, mengapa kekasihmu itu kau anggap pria paling setia dan paling gagah dalam cinta, apa alasannya?”

Wanita itu menjawab, “Wahai tuan, kekasihku itu adalah sepupuku sendiri. Ia begitu mencintaiku sebagaimana aku juga sangat mencintainya. Ketika ia menyatakan cintanya, orang-orang mencacinya, ketika ia memendam cintanya, orang-orang juga mengejeknya. Ia juga menggubah bait puisi yang selalu disenandungkan berulangkali hingga ajal datang menjemputnya.”

“Oh, benarkah? Bagaimana bunyi bait yang selalu disenandungkan berulangkali itu?” tanya al-Ashma’i.

Wanita itu menjawab, “Inilah bait-bait yang dimaksud:

يقولون لي إن بحت قد غرّك الهوى

وإن لم أبح بالحبّ قالوا تصبّرا

Baca juga:  Delapan Rahasia Berwudu Menurut Ibnu Arabi

Orang-orang berkata, “Jika kau mengungkapkan cinta, maka kau sudah ditipunya.”

Namun jika aku memendam cinta, mereka bilang, “Yang sabar ya!”

فما لامرىء يهوى ويكتم أمره

من الحبّ إلّا أن يموت فيعذرا

Sebab tak ada orang yang dimabuk cinta dan mampu memendam cintanya

Kecuali ia akan mati dan tak berdaya

Setelah menirukan ulang bait yang diciptakan oleh mendiang kekasihnya, wanita itu lalu tersungkur dan meninggal di atas pusara sang kekasih. Imam al-Ashma’i sangat berduka atas meninggalnya wanita malang ini, dengan segala kisah cintanya yang setia. Lalu al-Ashma’i menguburkan wanita ini tepat di samping pusara kekasihnya.

Wallahua’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top