Sedang Membaca
Tak ada Islam Moderat dan Islam Kaffah dalam Alquran
Imam Nakhai
Penulis Kolom

Anggota Komnas Perempuan. Mengajar di Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukerojo, Situbondo, Jawa Timur

Tak ada Islam Moderat dan Islam Kaffah dalam Alquran

Setelah virus radikalisme, ekstrimisme dan torerisme merebak meluas di Indonesia dan di berbagai negara lain, muncul wacana membumikan “Islam moderat” sebagai penanggkalnya. Menurut pengusungnya, hanya Islam Moderat yang relevan dengan keindonesiaan yang sangat plural dari seluruh aspeknya, ras, agama, geografi, dan budaya.

Tawaran ini, mendapat cibiran serius bagi penolaknya. Islam Moderat menurutnya adalah Islam setengah-setengah, tak utuh, penakut, tak serius, dll. Olehnya mereka menawarkan “Islam Kaffah”. Menurutnya, hanya Islam Kaffah yang sejalan dengan Alquran dan as-Sunnah.

Menurut amatan saya, kedua istilah itu “Islam Moderat dan Islam Kaffah” sama sama tidak tertulis secara terang di dalam Alquran. Sepertinya ada kekeliruan membaca.

Ayat 143 al Baqarah yang menyebut kata “wasathan” yang kemudian dijadikan kata sifat “wasathiyyah” yang berarti moderat, sesungguhnya bukan sifat dari Islam sehingga disebut “Islam Moderat”, melainkan sifat dari “Ummah” yang berarti “ummatan wasathan”-ummat yang moderat. Jadi yang moderat/wasathan bukan Islamnya melainkan “perilaku ummatnya”.

Demikian pula istilah “Islam Kaffah”. Kata Kaffah disebut sebayak 5 kali dalam Alquran. Yang sering dijadikan rujukan istilah “Islam Kaffah” adalah ayat 208 al Baqarah “Ya ayyuhalladzina amanu udkhulu fis silmi kaffah-wahai orang yang beriman masuklah kalian kedalam as silmi seluruhnya.” Kata kaffah ini apakah “taukid/menguatkan” dhamir dalam udkhulu, yang berarti masuklah kalian seluruhnya kedalam Islam? Ataukah mentaukidi lafad as-silmi, yang berarti masuklah kalian kedalam “Islam seluruhnya”. Bagi yang membaca 3 ayat lainnya yang menggunakan kata kaffah, yaitu di surat Taubah Ayat 122 dan 31 serta as Saba’ ayat 28, akan segera memahami bahwa kata “Kaffah” adalah Taukid/hal dari dhamir udkhulu, sehingga maknanya “masuklah kalian seluruhnya ke dalam Islam”.

Baca juga:  Refleksi Santri Nurul Jadid atas Hari Santri Nasional

Jadi Islam Moderat dan Islam Kaffah, kedua istilah ini sama sama tidak dikenal dalam Alquran.

Lalu yang moderat apanya? Yang moderat adalah “ummatnya”, dalam arti bagaimana umat islam menyikapi secara moderat doktrin doktrin agamanya. Mengapa perlu moderat? Sebab Alquran dan dan as Sunnah sebagai Sumber utama ajaran Islam bagikan “lautan” yang menyediakan apa saja. Ayat yang menyuruh Perang dan membunuh ada, yang menyuruh damai ada, yang menyuruh membalas ada, yang menyuruh memaafkan dan taubat banyak. Yang menyuruh masuk Islam ada, yang menyarankan kebebasan memilih agama juga ada. Yang galak ada, yang ramah sekali ada. Ayat manakah yang mau diikuti?

Tentu saja jawabannya, mengikuti semuanya. Nah mengikuti semuanya itu butuh penyikapan secara moderat. Jika mengikuti ayat perang, ayat bunuh, ayat qishas, ayat potong tangan, ayat cambuk, maka Islam kelihatan galak. Sebaliknya, jika mengikuti ayat pemaafan, ayat pertaubatan, ayat ramah, maka islam kelihatan tidak berdaya. Nah di sinilah membutuhkan peyikapan yang moderat bagi ummatnya.

Bagaimana supaya umat memiliki penyikapan yang moderat? Ulama sudah menyiapkan metodologi bagaimana memahami Islam. Insya Allah akan ditulis dalam kesempatan yang lain.

Jadi jangan rebutan Islam Kaffah maupun Islam Moderat, karena keduanya tidak dikenal dalam Alquran dan as Sunnah. Yang penting bagaimana kita sebagai umat islam bersikap wasathiyyah, menjadi ummatan wasathan. Wallahu A’lam. (RM).

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top