Seorang ilmuan muslim ternama, yang namanya populer seantero dunia, yaitu, Imam Al-Ghazali, menulis sebuah kitab yang diberi judul, Al-Hikmatu Fii Makhluqatillah (hikmah dalam penciptaan makhluk-makhluk Allah)
Kitab tersebut, mengulas tentang berbagai hikmah penciptaan makhluk Allah, mulai dari penciptaan manusia, hewan, bumi, langit, matahari, bulan, bintang, dan lain sebagainya.
Dalam karyanya tersebut, Imam Al-Ghazali mengawali pembahasan tentang, At-tafaqquru fi Khalqi As-Sama’ Wafi Hadza Al-Alam (Merenung dalam penciptaan langit dan penciptaan alam semesta ini ) Dan Imam Al-Ghazali memberi arahan kepada kita, supaya kita memikirkan ciptaan Allah. Beliau menegaskan:
اعلم رحمك الله: أنك إذا تأملت هذا العالم بفكرك وجدتـه کالبيت المبني المعد، فيه جميع ما يحتاج إليه ، فالسماء مرفوعـة كالسقف ، والأرض ممدودة كالبساط ، والنجوم منصوبة كالمصابيح ، والجواهر مخزونة كالذخــائر ، وكل شيء من ذلك معد مهيأ لشأنه ، والانسان كالملك للبيت المخول لمـا فيه ، فضروب النبات لمآربه ، وأصناف الحيوانات مصرفة في مصالحه ، فخلق سبحانه السماء ، وجعل سبحانه لونها أشد الألوان موافقـة للأبصار وتقوية لها
Ketahuilah! Semoga Allah merahmatimu, Sesungguhnya kamu Jika merenungkan dunia ini dengan pikiranmu, maka kamu akan menemukannya seperti sebuah rumah yang dibangun yang disiapkan di dalamnya semua yang dibutuhkannya, langit terangkat seperti atap, bumi dihamparkan seperti permadani, bintang-bintang didirikan seperti pelita, dan permata disimpan seperti harta karun, dan segalanya itu disiapkan dan disediakan untuk urusannya, dan manusia seperti raja rumah yang diberdayakan untuk apa yang ada di dalamnya. Disediakan pepohonan untuk kebutuhannya, berbagai macam hewan dipergunakan untuk kemaslahatanya, maka Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan langit, dan menjadikan warnanya paling dahsyat yang sesuai bagi penglihatan dan menguatkannya.
Selanjutnya Imam Al-Ghazali menjabarkan hikmak diciptakannya langit, dan beliau mengutip sebuah ayat yang berbunyi:
افلا ينظرون الى السماء فوقهم كيف بنيناها وزيناها وما لها من فروج
Artinya: “Maka akankah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak memiliki retak-retak sedikitpun” ( QS. Qaaf : 6 )
Menurut para ahli tafsir ayat di atas diperuntukkan kepada orang-orang yang tidak percaya kepada akan adanya hari kebangkitan. Kenapa? Mereka diperintahkan untuk melihat langit, supaya mereka berfikir bahwa Allah SWT, adalah dzat yang maha kuasa menciptakan segala-Nya. Namun hati mereka sudah tertutup dari pintu hidayah, sehingga mereka tidak bisa mengambil iktibar atau pelajaran dari ciptaan Allah.
Diantara bukti kekuasaan Allah SWT, adalah menciptakan langit tampa tiang, Allah SWT, sebagai dzat yang maha pencipta yang dapat menahan langit sehingga tidak terjatuh. Sedangkan manusia adalah makhluk yang lemah yang tidak dapat menahan jatuhnya langit. Dan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, tentu akan berfikir dan mengatakan, “Betapa kuasanya Allah SWT, dengan segala ciptaan-Nya.”
Dan melalui pergerakan langit, planet-planet, bisa berjalan, sehingga para pakar astronomi dapat mengambil pentunjuk dari pergerakan langit. Pada pergerakan langit terdapat banyak jalan yang senantiasa dapat ditemukan bekas-bekasnya, baik dari arah barat dan timur. Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa galaksi bintang gemintang yang berjalan itu adalah yang disinggung Allah SWT, dalam Firman-Nya:
وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْحُبُكِۙ
Artinya: “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (Q.S. Adz-Dzariyat: 7)
Dengan adanya langit, merupakan bukti nyata yang menunjukan adanya dzat yang menciptakan. Dialah Allah yang maha pencipta, dan maha berkehendak. Dengan diciptakannya langit yang kokoh dan tinggi, itu menunjukan adanya kehendak pembuatnya, bukan terjadi secara kebetulan. Wallahu A’lam Bissawab.