Di sebuah sore, Kang Teguh mengajak saya ngopi, di Warung Pak Murtam PSPG (persis sebelah pondok Gading).
Sedang asyik ngopi dan ngobrol berdua, tiba-tiba seokor ayam jago putih masuk warung. Teguh dengan sigap hendak mengusirnya.
“Hush. Itu ayamnya Kiai,” saya mengingatkan.
Rupanya. Teguh yang sudah terlanjur berdiri tak mau beringsut.
“Baiklah….”
Dengan sikap menunduk, lengkap dengan jempol tangan diarahkan ke pintu warung, Teguh pun berucap sopan…
“Monggo dipun aturi medal, Gus Pitik.. Kulo taksih ngopi… .”
Itulah, ternyata bukan hanya kucingnya kiai yang dihormati, ayamnya juga.
Baca Juga
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0 Ingin Tahu
0 Senang
0 Terhibur
2 Terinspirasi
0 Terkejut
0