Shalawat kepada Nabi Muhammad merupakan suatu amalan yang menjadi bukti cinta dan keterikatan hati kita kepada Kanjeng Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi Seiwun dalam maulid “Simtudurror” :
صلاة يتّصل بها روحُ الْمصلِّي عليه بِهِ
“Shalawat merupakan pengukuhan jalinan dengan pribadi yang disebut dalam shalawat dan pembacanya”
Selain itu shalawat dapat menjadi washilah kita menggapai hajat yang mendesak sebagaimana yang disebutkan oleh KH. Romly Tamim dalam kitabnya “Risalah Shalawat Nariyah”.
KH. Romly Tamim yang akrab dikenal sebagai Mbah Romly merupakan mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyah yang mana beliau mengambil baiat kepada kakak iparnya, KH. Cholil Juraimi. Mbah Romly merupakan putra ketiga dari empat bersaudara pasangan KH. Tamim Irsyad dan Ny. Hj. Khodijah Tamim yang lahir pada tahun 1888 Masehi.
Diantara karya beliau yang sangat populer ialah Al Istighosah Bii Hadrotil Rabbal Bariyah atau yang kerap disebut Istighosah An Nahdhiyyah, dikarenakan istighosah karangan beliau ini hampir sering kali dibaca dalam acara ke–NU–an.
Selain itu, beliau memiliki karya lain yang berjudul Tsamrotul Fikriyah yang berisi tuntunan para salik (pengamal thoriqoh) yang menempuh Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyah dan kitab Risalah Al–Waqiah yang berisi tentang amaliyah beliau jika ada kebutuhan mendesak dengan perantara surah Al Waqiah, dan kitab Risalah Shalawat Nariyah (Buku Sejarah Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, 2012, hal. 25 – 26).
Berhubung dengan shalawat nariyah ini, Mbah Romly memaparkan tentang keutamaan bagi siapa yang membaca dan mengamalkannya. Beliau menerangkan bahwa siapa saja yang istiqomah membaca shalawat nariyah sebanyak sepuluh kali sehabis shalat fardhu, insya Allah Gusti Allah akan memberikan kemudahan rezeki kepadanya. Kemudian disebutkan lagi oleh Mbah Romly barang siapa yang membaca sholawat nariyah sebanyak 41 kali ba’da subuh dengan istiqomah, insya Allah orang tersebut akan dipenuhi segala keinginan hajatnya oleh Allah Subhana wa ta’ala.
Adapun tata cara pengaplikasiannya dimulai dengan shalat hajat dua raka’at. Kemudian selepas shalat dilanjutkan dengan membaca istighfar sebanyak 100 kali, lalu tak lupa hadoroh atau hadiah fatihah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam kemudian kepada Imam Taji, penyusun shalawat nariyah ini dan ditutup dengan pembacaan shalawat nariyah sesuai dengan hitungan yang disebutkan diatas. Diakhir kitab, Mbah Romly mendapatkan ijazah amalan ini dari dua mahagurunya, yakni Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Syaikhona Kholil bin Abdul Latif Bangkalan.
Dalam kitab yang dicetak oleh penerbit Al Munawwariyah Surabaya, tidak disebutkan secara pasti kapan Mbah Romly memulai dan menyelesaikan penulisan kitab Risalah Shalawat Nariyah ini. Selain memuat amalan tentang shalawat nariyah, kitab yang ditulis oleh Mbah Romly ini juga disertai dengan doa’ agar kita diberi keturunan yang Ahli Ilmu. Waba’du, dengan mengamalkan shalawat nariyah yang tuntunannya telah diajarkan oleh KH. Romly Tamim, semoga segala hajat keinginan kita dikabulkan oleh Allah Jalla Jalaluhu. Amiin Yaa Mujibas Saliim…