Sedang Membaca
Gus Baha dalam Pandangan Strategi Content Marketing

Muhammad Abdun Nasir. Alumnus Ponpes Baitur Rahim Bungah Gresik dan Magister di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Pegiat Halaqoh Literasi Malang Jawa Timur. Pernah menjadi Asisten dosen, dosen luar biasa, dan dosen tamu di FE Universitas Brawijaya, dan sudah lebih dari 18 tahun bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di Sales Marketing dan sekarang menggeluti usaha properti.

Gus Baha dalam Pandangan Strategi Content Marketing

Gus Baha

Alvara research dalam release surveinya yang dilakukan pada medio Mei tahun ini mengambil tema mengenai perilaku muslim Indonesia dalam menonton ceramah Agama di bulan Ramadan. Jumlah responden sebanyak 701 dan tersebar di seluruh Indonesia. Hasilnya 79,6% responden mengaku rutin menonton dan mendengarkan ceramah agama. Terdapat 5 ulama yang paling sering ditonton melalui bermacam platform secara berurutan, yakni UAS, Gus Baha, Gus Mus, Aa Gym, dan Prof. Qurais Shihab.

Nama Gus Baha berada di urutan kedua dengan nilai prosentase 15,7% sedikit di bawah UAS yang dipilih oleh 18,6% responden yang telah jauh lebih lama menjadi audience darling sebagai penceramah. Hal ini tentu sangat menggembirkan bagi para muhibbin Gus Baha (sebutan santri Gus Baha). Kegembiraan ini bukan dinilai dari perolehan nilai urutan kompetisi, namun sebagai nilai apresiasi para penonton atau audiens yang semakin berlipat jumlahnya.

Hal ini menandakan sebagai peristiwa yang memberikan pengalaman yang menyenangkan di tengah kekalutan banyak peristiwa dalam hal cara berceramah yang melulu diwarnai oleh keseriusan dan ketegangan akibat pemilihan isi materi dengan cara penyampaian yang serupa. Gus Baha hadir bak oase yang mewarnai kekalutan peristiwa tersebut.

Kehadiran Gus Baha yang memberikan warna berbeda tak lepas dari kepiawaian beliau dalam memikat minat audiens, sehingga secara sukarela mereka dengan setia menyematkan statusnya sebagai muhibin atau santri setia pendengar dan penikmat ceramah Gus Baha. Dalam tinjauan ilmu marketing, kepiawaian tersebut merupaka strategi yang mengkolaborasikan unsur unsur yang tersemat dalam content marketing. Unsur unsur tersebut mulai dari materi, bentuk, dan sifat yang digunakan.

Baca juga:  Kiat Kiai Ali Maksum Mengembangkan Pesantren

Dengan kapasitas keilmuwan yang dimiliki, Gus Baha diakui oleh banyak ulama sebagai salah satu ahli tafsir negeri ini sekelas Profesor  Quraish Shihab dan juga merupakan santri langsung dari almarhum KH. Maimun Zubair atau Mbah Moen yang juga amat terkenal kealimannya tersebut, tentu tidaklah sulit dalam meramu setiap materi yang berkaitan dengan urusan amalan ibadah harian dan fiqih atau urusan bab yang lebih rumit semisal aqidah dan tasawuf.

Dalam hal pemilihan bentuk ceramah, Gus Baha yang dilahirkan dari kultur pesantren NU yang terbiasa dengan pilihan bentuk ceramah komunal, dengan mengumpulkan masa di suatu tempat dengan jumlah besar juga tak terkungkung dengan pilihan bentuk ini saja. Dengan perubahan perilaku audiens yang makin bergeser dari platfom perkumpulan dan pertemuan fisik menjadi perkumpulan daring yang dimediasi oleh jaringan internet, menjadikan Gus Baha tak gagap menyesuaikan.

Ceramah beliau sudah semakin mudah diakses melaui media youtube, yang secara resmi dikelola oleh tim beliau dari akun santri gayeng atau dari pihak lain yang merekam dan kemudian mnyebarkan ceramh beliau. Penambahan pilihan platform ini tentu melipatgandakan audiens dari hanya ratusan menjadi ratusan ribu sekali tayang.

Sifat atau cara dalam menyampaikan materi dan pemilihan media menjadi unsur terakhir, dimana unsur ini sangat penting karena  menjadi kekuatan pembeda diantara penceramah kebanyakan. Warna oase nya terpancar dari kecerdasan Gus Baha dalam memilihi sifat dan cara yang beliau pilih. Isi ceramah agama menjadi sesuatu yang sangat penting untuk di-deliver ke para audiens akan menemukan hambatan jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat.

Baca juga:  Zainab Istri Rasul yang Dermawan Hingga Akhir Hayat

Materi mengenai Neraka misalnya. Gus Baha meramu materinya dengan menyusun isinya dan disampaikan dengan cara yang tidak melulu menakutkan. Audience diajak oleh beliau untuk melawan neraka dengan cara mudah. Beliau mencontohkan bagaimana Rasulullah melawan neraka itu dengan cara bersedekah atau dengan menjaga tutur kata yang baik. Lantas beliau mengutip hadist Nabi:

فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Lindungi diri kalian dari siksaan neraka, walau  hanya dengan (sedekah) dari separuh kurma. Jika itu belum ada, maka bertutur kata lah dengan kata yang baik.”

Gus Baha menambahkan, jika tidak bisa melawan neraka dengan bersedekah maka bisa dengan memelihara perkataan dengan baik, dan hidup di bumi ini kalian bisa terlihat lebih ceria. Kehidupan ceria ini dikarenakan kemampuan kita bisa menjaga lisan dengan baik, sehingga membuat orang merasa nyaman berinteraksi dengan kita, yang pada ujungnya akan membuat hidup ini ya cerah ceria.

Saat pengajian di PWNU Jawa Timur pada bulan Oktober 2019 lalu, Gus Baha dengan cara khasnya yang selalu mengundang ger-geran audiens meyampaikan bahwa salah satu strategi dalam berdakwah beliau adalah dengan melakukan gerakan “cangkem elek”. Gerakan ini mungkin terdengar cukup saru jika ditangkap hanya dari makna harfiahnya saja. Tetapi beliau menambahkan bahwa model ini dipilih sebagai antitesa dari cara berceramah yang konsisten serius, priyayi, dan monoton dengan membawa materi agama yang memang juga serius.

Baca juga:  Antara Ulama Organik dan Biopolitis: Berkaca pada Gus Dur

Dalam kesempatan yang sama, Gus Baha juga menyampaikan bahwa sebagai pendakwah, beliau juga harus memahami marketing. Meskipuun beliau tidak pernah belajar secara formal di sekolah marketing, namun atas kecerdasan dan ilmu mantiq yang beliau miliki, Gus Baha memudahkan para pecinta beliau dalam memahami setiap susunan kata yang terkumpul dalam kalimat tausiyah yang selalu segar dan mencerahkan.

Gus Baha adalah seorang pendakwah yang kaya akan konten. Setiap jadwal dakwah beliau selalu ditunggu untuk disaksikan secara langsung, atau diburu setelahnya oleh para muhibin. Semoga  Gus Baha selalu diberikan kesehatan, sehingga dengan keluasan ilmunya terus bisa berbagi dan menerangi kehidupan negeri  yang beragam ini dengan nilai Islam yang rahmatallil alamin.

Wallahu a’lam bishawab.

 

 

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top