Sedang Membaca
Abu Hamzah al-Baghdadi Nyaris Dibunuh Saat Menimpali Ayam Berkokok
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Abu Hamzah al-Baghdadi Nyaris Dibunuh Saat Menimpali Ayam Berkokok

1 A Ayam

Abu Hamzah al-Baghdadi, nama sufi ini adalah nama dan orang yang sama dengan tokoh yang diceritakan di Kisah Sufi Unik (3): Saat Abu Hamzah Ditolong Serigala. Abu Hamzah al-Baghdadi memiliki nama lengkap Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi. Dalam Tazkirat al-Auliya’ dikatakan, Abu Hamzah merupakan intelektual ulung dalam bidang tafsir, periwayatan hadis, ilmu qiraʻat, serta fikih. 

Selain mumpuni dalam bidang ilmu keislaman rupa-rupanya Abu Hamzah juga seorang pendakwah di beberapa masjid di Baghdad, informasi ini tertuang dalam Hilyat al-Auliya’, Ṭabaqat al-Ṣufiyah, dan Tazkirat al-Auliya’.

Karir intelektual Abu Hamzah al-Baghdadi juga dipengaruhi oleh beberapa sahabatnya, diantaranya: Imam Junaid, Sari al-Saqati, Hasan al-Musuhi, Ahmad al-Nuri, Khair al-Nassaj dan beberapa tokoh sufi yang lainnya. Dalam catatan Fariduddin al-Atthar Abu Hamzah al-Baghdadi merupakan murid dari Haris al-Muhasibi. Masih dalam catatan Fariduddin al-Atthar, bahwa Abu Hamzah hampir saja dibunuh oleh gurunya sendiri, Haris al-Muhasibi.

Suatu hari Abu Hamzah berkunjung kepada Haris al-Muhasibi, guru spiritualnya. Dikatakan bahwa Haris al-Muhasibi memiliki ayam jago berwarna hitam di depan rumahnya, saat Abu Hamzah hendak masuk, tiba-tiba ayam jago itu kluruk (berkokok). Mendengar kokokan ayam jago itu Abu Hamzah lantas menimpali, labbaika (aku penuhi panggilanmu).

Rupa-rupanya dari dalam rumah, Haris al-Muhasibi mendengar kedatangan Abu Hamzah yang menimpali kokokan ayam jago miliknya dengan kata labbaika. Haris al-Muhasibi lantas bergegas mengambil pisau dan berniat untuk membunuh muridnya, Abu Hamzah al-Baghdadi. Beberapa sahabat Haris al-Muhasibi yang tahu lalu mencegah agar Haris al-Muhasibi tidak sampai membunuh Abu Hamzah. Padahal keduanya, Haris al-Muhasibi dan Abu Hamzah sudah berhadap-hadapan.

Baca juga:  Abu Yazid, Kedalaman Cinta, dan Tanggung Jawab Sosial (3)

“Usir dia (Abu Hamzah) dari hadapanku,” gertak Haris al-Muhasibi.

Sang guru, Haris al-Muhasibi, lalu pergi, masuk ke dalam rumah meninggalkan Abu Hamzah mematung. Sahabat-sahabat Haris al-Muhasibi bertanya-bertanya, apa sebab Haris al-Muhasibi bertindak demikian.

“Wahai Syaikh Haris al-Muhasibi, yang kami tahu Abu Hamzah adalah wali Allah dan dia pun berpegang teguh pada tauhid, apakah engkau meragukannya?” tanya seorang sahabat Haris al-Muhasibi penasaran.

“Aku sama sekali tidak meragukannya, Abu Hamzah telah tenggelam dalam ketauhidan, namun ketika ia menimpali kokokan ayam dengan kata labbaika dan beranggapan seolah ia mendengarkan kalam Allah dari kokokan ayam itu, seketika itu aku ingkar pada Abu Hamzah, karena Allah terbebas dari hulul (lebur menjelma) pada makhluk,” jelas Haris al-Muhasibi kepada sahabatnya.

Lama-lama Abu Hamzah mengetahui, apa sebab Haris al-Muhasibi ingin membunuhnya waktu itu. Sebab itu tak lain karena ia menimpali kokokan ayam gurunya, Haris al-Muhasibi, dengan kata labbaika, dan hal itu membuat sang guru marah. Akhirnya Abu Hamzah al-Baghdadi menyesali perbuatannya, dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. 

Ihwal kematiannya, al-Sulami dalam Ṭabaqat al-Ṣufiyah menginformasikan bahwa Abu Hamzah al-Baghdadi meninggal seminggu setelah kejadian ia terjatuh dari kursi tempat ia ceramah di masjid saat hari jumat. Hari berduka itu terjadi di tahun 289 Hijriyah. Wallahu A’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
3
Terkejut
0
Lihat Komentar (2)

Komentari

Scroll To Top