Sedang Membaca
Dalam Rangka Hari Jadi ke-8, Abdurrahman Wahid Center UI Menggelar Pameran Seni Rupa Virtual
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Dalam Rangka Hari Jadi ke-8, Abdurrahman Wahid Center UI Menggelar Pameran Seni Rupa Virtual

Whatsapp Image 2020 07 23 At 2.16.13 Pm

Dalam rangka memperingati Sewindu (8 tahun) Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia (AWCPH UI) diselenggrakan pameran seni rupa virtual berjudul Virtue (Kebajikan). Selain untuk perayaan ulang tahun lembaga, pameran tersebut sekaligus sebagai respons terhadap wabah virus corona Covid 19 yang tengah mengubah kehidupan kita secara fundamental.

Pameran dibukan oleh Hj. Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Dalam sambutanya, Ibu Shinta Nuriyah menyampaikan pandangannya bahwa seni dapat mengasah kepekaan hati, meningkatkan kualitas kemanusiaan dan kreativitas kita yang amat dibutuhkan di tengah krisis akibat wabah atau pandemi.

Pameran ini melibatkan lebih dari 40 seniman dari berbagai generasi, kota dan dan negara seperti India, Jepang dan Australia. Beberapa di antaranya merupakan seniman terkemuka, antara lain Heri Dono, Nasirun, Tommy F Awuy, Jumaldi Alfi, Jumaadi, Erica Hestu Wahyuni, Putu Sutawijaya, dan banyak lagi lainya. Masing-masing seniman memiliki karakteristik tersendiri, sehingga pameran ini menawarkan keragaman secara visual dan konseptual.

Duduk sebagai kurator adalah peneliti di AWCPH UI, yaitu Faisal Kamandobat dengan Nabilla F Fiandhini sebagai co-kurator. Mereka memilih tema “virtue” (kebajikan) berdasarkan beberapa pertimbngan. Pertama, tema ini merupakan konsep penting dalam pemikiran etika, sejak zaman klasik hingga era kontemporer  sekarang ini. Di tengah situsi krisis akibat wabah, virtue berkaitan dengan kemampuan seseorang, terutama para pemangku kebijakan, dalam mengambil sikap dan tindakan yang dianggap tepat sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

Baca juga:  Katanya Gus Dur Wali? Kok Kalah dalam Pertarungan Terbesarnya?

Kedua, tema “virtue” memiliki kedekatan dengan semangat dan pemikiran Gus Dur yang kerap mengambil risiko demi memperjuangkan etika dan moralitas yang diyakini kebenarannya, baik dalam bidang spiritual-keagamaan, politik-ekonomi, maupun seni-budaya. Tujuannya adalah untuk mencipta tatanan kehidupan yang lebih baik dan manusiawi dengan terbitnya demokrasi dan keadilan, terutama pada masa pasca Orde Baru.

Dalam pameran ini, para seniman mengetengahkan “virtues” (dalam arti plural, bukan tunggal), sesuai latar belakang sosio-kultural masing-masing, sehingga memberi dimensi kosmopolitan dari tema ini. Secara umum, para seniman berusaha mentransformasikan kearifan local masing-masing ke dalam format seni  masa kini, baik modern maupun kontemporer, sehingga terasa aktual dan relevan dengan perkembangan zaman.

Berbeda dengan konsep virtue dan filsafat yang sering terkesan abstrak, virtue dalam seni tampil lebih konkret, segar dan menyenangkan. Dengan kekuatannya tersebut, lewat pameran ini diharapkan dapat membawa kita pada kebajikan-kebajikan utama (cardinals of virtues), terutama di masa masa sulit seperti sekarang ini. Selain itu, juga dapat meningkatkan dan memperluas kesadaran di tengah perkembangan masyarakat yang sangat cepat dan beragam.

Pihak curator mengemas pameran ini  dengan menggabungkan instalasi arsitektural dan animasi karikatural yang menggambarkan kebajikan dalam bentuk gambaran besar dunia (makrokosmos) di masa depan. Para pemirsa dapat menemukan nuansa humor, keharuan, sains dan teknologi, juga spiritualitas dari berbagai tradisi keagamaan dengan format visual yang segar.

Baca juga:  Kementerian Ketenagakerjaan Galang Solidaritas Bantu Korban PHK

Sebagai contoh, mengingat keadaan berat akibat virus corona, lukisan-lukisan diangkut dengan wahana jet-jet futuristik, kemudian pengumuman pameran dilakukan melalui “layar tancap” di luar angkasa, di mana astronot bertemu dengan Gus Dur di tengah mandala antarariksa. Orang-orang arif dan bijaksana seperti Aristoteles, Konfucius, Jalaluddin Rumi, Jesus Kristus serta Buddha jugta ikut “hadir” dalam pameran ini dalam bentuk animasi.

Format pameran tersebut dilakukan oleh kurator sebagai cara mendekatkan seni rupa dengan masyarakat luas. Selain itu, juga untuk memberi kebahagiaan dan kegembiraan di tengah masa sulit akibat wabah Covid-19. Bagi masyarakat yang ingin menikmati pameran dapat menjumpai pada tautan: bit.ly/VIRTUEAWCPHUI. Pameran ini berlangsung sejak 18 Juli 2020 dan telah ditonton oleh lebih 1000 orang.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Scroll To Top