Kementerian Agama (Kemenag) resmi menyelenggarakan Simposium Khazanah Pemikiran Santri dan Kajian Pesantren atau al-Multaqa ad-Dawliy lil-Bahts ‘an Afkar at-Thullab wa-Dirasat Pesantren (Mu’tamad) di Indonesia Convention Exhibition Serpong, Tenggerang Selatan.
Acara yang mempertemukan mahasantri, santri dan aktivis pesantren yang berlangsung di Tangerang Selatan, 13 – 15 Oktober 2021 ini adalah merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Santri (HSN) 2021.
Acara yang menjadi perhelatan tahunan sejak 2018 silam ini dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani.
Acara ini dikemas menjadi dua. Yakni secara daring dan luring. Yang mana di dalamnya diikuti oleh santri, pegiat pesantren dan mahasantri yang makalahnya terpilih untuk diperenstasikan di acara yang berlangsung tiga hari ini.
Salah satu pembicara luring adalah (Kiai) Shulhan. Ia merupakan pegiat pesantren di Yayasan Ar-Rasyid, Duko, Rubaru, Sumenep Madura.
Dalam makalahnya yang berjudul “Tren Baru Pesantren Untuk Visi Indonesia Emas 2045”, Ia menyampaikan dua hal yang menjadi poin utamanya. Yakni pembaharuan arsitektur tata kelola pesantren dan proyeksi baru lulusan pesantren.
“Out put pembelajaran pesantren harus terbentuk santri mampu membaca kitab, hafal Al-Quran dan Al-Hadist, mengusai dasar-dasar ilmu pengetahuan yaitu Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.” ucap dosen STIT Aqidah Usymuni itu saat menjadi panel speaker dalam Simposium Santri (15/10/2021).
Sosok kiai muda intelektual asal Rajun Pasongsongan Sumenep sekaligus Direktur Shulhan Society School itu menambahkan lebih lanjut bahwa kaum santri harus menguasi ilmu terapan yang dapat digunakan untuk mengelola sektor riil di sekitar mereka seperti pertanian, perikanan dan kelautan.
“Capital resource sangat dekat dengan santri. Jangan tinggalkan ini dan santri harus mengambil peluang dengan cara kuasai ilmu terapan, teknologi dan Bahasa Inggris. Kita harus bermimpi secara terukur tahun 2045 mendatang menteri keuangan, pertanian dan kesehatan misalnya dari kalangan santri,” tambah Anggota LBM PCNU Sumenep itu.