Sedang Membaca
Ulama Banjar (137): Drs. H. Rusdiansyah Asnawi, SH
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (137): Drs. H. Rusdiansyah Asnawi, SH

Drs. H. Rusdiansyah Asnawi, Sh

(L. 7 Nopember 194129 Juni 2016)

Motto hidup urang Birayang kelahiran 7 Nopember 1941 ini adalah hasanah di dunia dan akhirat serta bermanfaat bagi orang lain. Bila mau menyimak motto hidupnya tersebut, tidaklah mengherankan jika awal kehidupan pemuda berperawakan kecil ini diliputi suasanan keprihatinan yang mengharuskan dirinya untuk bekerja sebagai penjaga malam.

Selalipun hidupnya dalam keprihatinan, Rusdiansyah berhasil menamatkan pendidikan Sekolah rakyat VI Tahun di Lok Besar dan pendidikan MMP III Tahun di Birayang. Sambil bekerja dan belajar tokoh yang humoris ini berhasil menamatkan pendidikan Persiapan IAIN di Banjarmasin. Begitu pula dengan pendidikan Strata 1 pada Fakultas Syariah IAIN Antasari Banjarmasin dan Fakultas Hukum Univesitas Tujuhbelas Agustus (UNTAG) Samarinda berhasil ia selesaikan dengan baik, hingga ia berhak menyandang gelar Doktorandus dan sarjana Hukum.

Putera kesayangan dari H. Asnawi dan Hj. Basrah ini memulai perjalanan kariernya dari bawah. Sedikitnya ada lima tingkatan karier yang pernah dialuinya. Pertama kali bekerja sebagai PNS, ia diangkat menjadi pesuruh (gol. I/a) pada Pengadilan Tinggi Agama di Banjarmasin. Sesuai dengan pendidikan dan kemampuannya, Rusdi diangkat menjadi Panitera, kemudian menjadi Hakim, menyusul Hakim Tinggi, dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama di Banjarmasin. Rusdi kemudian dipindahkan ke Samarinda, Palu, Manado, Palangkaraya, dan Banjarmasin dengan jabatan sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Agama. Pada saat bertugas di Banjarmasin ia memasuki masa pensiun (2004).

Baca juga:  Buya Syafi’i di Mata Alissa Wahid

Selama karirnya tersebut, suami dari Dra. Hj. Siti Balkis ini merasa mendapatkan kehormatan ketika diberi kesempatan melaksanakan tugas ke luar negeri yakni ke Malaysia dan Singapura (2000), Malaysia dan Yaman (2002), Thailand, Mesir, Yordania, Palestina (2004). Dan perjalanan ke Luar Negeri paling sering adalah sebagai petugas haji ke Saudi Arabia (1985, 1989, 2000, 2003, dan 2004). Tokoh yang murah senyum dan suka bercanda ini, telah menerima berbagai penghargaan diantaranya sebagai Peserta KB aktif dari BKKBN (1989), Peserta Pelayanan KRI Teluk Banten dari Panglima Armada Laut barat (1995), Satya Lencana Karya Setia 30 Tahun dari Presiden Republik Indonesia.

Ketika masih muda Rusdiansyah juga termasuk salah seorang aktivis dalam organisasi KAPAK (Komando Aksi Pengganyangan Komunis) yang dipimpin oleh H. Abdulgani Madjedi (1965-1967). Begitu pula antara tahun 1968-1973 pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin. Ia bersama-sama massa lainnya ikut aktif dalam pengambilalihan gedung Chung Hwa Chunghui yang terletak di Jalan Samudera Banjarmasin serta sebuah gedung sekolah di Jalan Veteran Banjarmasin. Selain itu juga aktif didalam organisasi Kesatuan Aksi mahasiswa Indonesia (KAMI) Banjarmasin. Sewaktu melakukanaksi ganyang PKI pada tahun 1965 Rusdi nyaris direnggut maut. Sebuah peristiwa yang sulit ia lupakan.

Baca juga:  Hikayat Walisongo (7): Kanjeng Sunan Kalijaga, Wayang dan New Media  

Sebaliknya ada pula peristiwa lain yang dinilainya sangat monumental, ketika Rusdi ikut terlibat langsung dalam pendirian 100 unit Taman Kanak-Kanak Al Qur’an dan membuka 50 unit Majelis Taklim Permata Pertama di Samarinda dan sekitarnya (1985-2000). Karya besar itu benar-benar sangat membekas dihati kakak Sefek Effendi (Bupati Balangan) ini. Semasa hidup, ia tinggal di Jalan Cengkeh No. 58 B RT. 35 A Banjarmasin bersama isteri dan lima orang anaknya (H. M. Biruman Nuryadin, SE, MM., Dra. Hj. Darmawati, Mj., Hj. Rita Muhlisah, S. Ag, SH., H. M. Jati Muharamsyah, S. Ag., SH., MH., dan H. M. Ikhwan habibi, ST).

Sedikitnya ada enam karya tulis yang ia hasilkan, yaitu “Menuju Rumah Tangga yang Sakinah”, Sejarah Peradilan Agama di Indonesia”. “Petunjuk Penyelenggaraan Jenazah”, “Quo Vadis Nahdatul Ulama”, “Anak Diluar Nikah dan Permasalahannya”, dan “Perbendaharaan Hidup Muslim”.

Di saat masih menjabat anggota DPRD Kalimantan Selatan dan sebagai Wakil Ketua DPW PPP Kalimantan Selatan, Rusdiansyah meninggal dunia pada hari Rabu, 29 Juni 2016 Pukul 08.00 WITA.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top