Sedang Membaca
Sajian Khusus: Mbah Shodiq Kiai Sat-set
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Sajian Khusus: Mbah Shodiq Kiai Sat-set

Whatsapp Image 2022 11 28 At 23.17.35

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Pada edisi yang ke-140 ini kami akan menyajikan tulisan tentang Mbah Shodiq Hamzah Pengasuh Pesantren Asshodiqiyah Semarang.

Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang akan memberikan anugerah Doktor Honoris Causa (Dr HC) kepada Kiai Shodiq, mantan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang. Acara ini dijadwalkan akan berlangung di aula kampus III UIN Walisongo Semarang pada Selasa (29/11/2022).

Disampaikan, agenda pengukuhan Kiai Shodiq Hamzah akan dihadiri Mustasyar PBNU Dr (H.C) K.H Ahmad Mustofa Bisri dan para kiai pengasuh pesantren di berbagai daerah di Jateng.

Sekilas tentang Mbah Shodiq

Nama lengkap dan silsilah beliau adalah Shodiq bin Hamzah bin Utsman. Ia lahir di Demak pada tanggal 1 Januari tahun 1954. Ia terlahir dari keluarga yang amat religius dan merupakan putra kedua dari tujuh bersaudara pasangan K.H. Hamzah Utsman dan Nyai Hj. Rohanah, yang merupakan asli penduduk desa Tambak Roto, Sayung, Demak, Jawa Tengah. K.H. Hamzah Utsman merupakan seorang tokoh yang berkhidmah kepada masyarakat dalam disiplin ilmu agama dan tugas mulia ini juga diwariskan kepada putra-putri beliau. K.H. Shodiq Hamzah (selanjutnya ditulis Mbah Shodiq) adalah putra kedua yang merupakan adik kandung dari K.H. Abdul Basyir Hamzah pengasuh pondok pesantren al-Anwar, Suburan, Mranggen, Demak.

Baca juga:  Cara Menjadi Muslim Kaffah

Sejak kecil, Shodiq memperoleh pendidikan dasar keagamaan yang kuat berasal dari orang tuanya. Ayahnya mendidik dan mengajarkan langsung dalam pengajaran al-Qur’an dan kitab nahwu al-Jurūmiyyah secara ketat bersamaan dengan pendidikan formal Sekolah Rakyat ketika itu.

Namun, saat terjadi tragedi G30SPKI, Shodiq kecil dan teman-temannya terpaksa terhenti bersekolah di jenjang kelas 5 SR atau saat ini dikenal dengan Sekolah Dasar. Mbah Shodiq menceritakan alasan terhentinya bersekolah itu karena guru sekolahnya dibunuh oleh anggota PKI di depan kelas saat sedang mengajar. Sebagai gantinya, ia kemudian mengikuti pendidikan dasar persamaan pada tahun 1981. Sesudah itu, K.H. Hamzah Utsman menitipkan Shodiq kecil ke Pondok Pesantren Futuhiyyah, Suburan, Mranggen, Demak yang diasuh langsung oleh Syaikh Musliḥ Abdurraḥmān al-Marāqi. Dari Pesantren Futuhiyyah inilah, Mbah Shodiq mendapatkan pengetahuan agama yang mumpuni dan menjadi cikal bakal produktifitasnya dalam berkarya.

Saat ini sudah ada 37 kitab karya beliau, salah satunya kitab “Tafsir Al-Bayan” yang beberapa waktu lalu dibedah di Fakultas Ushuludin dan Humaniora (Fuhum) UIN Walisongo Semarang. Sejak selesai mondok di Futuhiyyah di bawah asuhan K.H Muslih Abdurrahman dan sejumlah kiai di Mranggen dirinya meluangkan waktu untuk menulis di sela mengajar dan bekerja.

Banyak kisah spesial yang tersaji dalam Sajian Khusus ini mengenal hal ihwal beliau. Tentang sosoknya yang ditulis oleh para sahabat beliau. Kalau dalam istilah pesantren disebut dengan manaqib. Eksklusif hanya di Alif.id.

Baca juga:  Sajian Khusus: Moderatisme Beragama dalam Kacamata Sufisme Nusantara

Tidak lupa, kami ucapkan selamat atas penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa untuk Mbah Shodiq. Semoga menjadi motivasi para murid dan santri-santri beliau. Mabruk, mbah!

Akhirul kalam, selamat membaca!

Redaksi.

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top