Sedang Membaca
Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial

Matan

Beberapa hari ke depan, Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) Provinsi Maluku akan menyelenggarakan diskusi dan bukber di masjid Al-Hikmah jalan kampus IAIN Ambon. Adapun tema diskusi kali ini ialah “Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial”.

Tema diskusi itu diangkat berdasarkan beberapa pertimbangan. Bahwa belakangan ini, perhatian terhadap tasawuf mulai mengalami peningkatan. Penyebabnya ialah karena sistem nilai modern telah mendorong setiap manusia merasa kurang memahami pesan-pesan agama terdahulu.

Kemudian, ada gejala kerinduan menyaksikan pengalaman keruhanian dalam suatu lingkungan yang semakin merosot kualitasnya, dan banyak faktor lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi setiap individu mulai memperhatikan tasawuf dan berusaha terlibat di dalamnya secara penuh.

Fakta yang terjadi sekarang ini di belahan dunia Barat, ternyata setiap orang sudah mulai mendalami tasawuf (Lihat: buku Sayyed Hosein Nasr berjudul Tasawuf Dulu dan Sekarang terbit tahun 2020). Pendalaman terhadap tasawuf ini paling banyak dilakukan kalangan terpelajar (khususnya: terpelajar muslim).

Ada empat golongan terpelajar muslim yang sedang mendalami tasawuf di dunia Barat. Pertama, mereka (kaum terpelajar) memandang tasawuf sebagai gerakan esoterik namun disatu sisi melupakan substansi ajaran syariat.

Kedua, memandang tasawuf sebagai gejala sosial yang harus diteliti menggunakan kacamata ilmu pengetahuan tanpa mendalami tasawuf sebagai gerakan zuhud diranah aplikasinya. Ketiga memandang tasawuf sebagai salah-satu faktor dari kemunduran umat muslim karena dalam ajarannya mendorong setiap manusia “tidak peduli” terhadap permasalahan sosial yang ada. Dan, keempat mereka (kaum terpelajar) memandang tasawuf sebagai gejala bidah.

Baca juga:  Ziarah Makam sebagai Zikir Maut

Segala problem yang dialami kaum terpelajar muslim di dunia Barat itu juga dialami sebagian kaum terpelajar muslim di belahan dunia Timur (khususnya: di Indonesia dan terutama di Maluku). Tampak, belakangan ini, setiap orang memandang tasawuf hanya sebatas “aliran kebatinan” karena mendalami tasawuf tanpa seorang guru.

Kemudian, ada juga yang memandang tasawuf sebagai kemunduran karena melepaskan unsur-unsur rasionalitas dalam aplikasinya. Serta, ada juga yang memandang tasawuf sebagai bidah, jauh dari ajaran syariat olehnya itu harus diluruskan pemahaman atas agama.

Berdasarkan paparan diatas, maka pertanyaannya ialah, apakah tasawuf hanya sebatas kegemaran spiritual semata sebagaimana terjadi dikalangan terpelajar muslim Barat? Ataukah hanya menjadi kegiatan akademis di bidang pengkajian Islam?

Apakah betul bahwa tasawuf merupakan salah-satu faktor dari kemunduran umat muslim karena dalam ajarannya menyampingkan unsur-unsur rasionalitas? Ataukah benar bahwa gerakan tasawuf ini mendorong setiap individu melepaskan diri alih-alih “tidak peduli” terhadap problem sosial? Apakah benar bahwa tasawuf itu bidah? Terakhir, lantas apa perbedaan antara tasawuf dengan aliran kebatinan?

Dari keseluruhan pertanyaan di atas maka MATAN Provinsi Maluku menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema “Reposisi Gerakan Tasawuf di Era Milenial”.

Kata “reposisi” dalam tema itu digunakan untuk menjelaskan bahwa substansi ajaran/gerakan tasawuf baik dalam pemahaman dan aplikasinya harus ditempatkan sesuai pada tempatnya. Jika tasawuf tidak ditempatkan sesuai pada tempatnya (“di-reposisikan”), maka yang terjadi adalah pemahaman yang “keliru” terhadap tasawuf itu sendiri.

Baca juga:  Menyandingkan Perpustakaan dengan Pasar: Sebuah Refleksi Peringatan Hari Buku Nasional

Akhir kata, mari bergabung dalam diskusi dan buka puasa bersama MATAN Provinsi Maluku yang akan diselenggarakan pada Kamis 22 April 2021 mendatang. Semoga, hasil diskusi ini nantinya dapat memberi pemahaman yang komprehensif terkait gerakan tasawuf di masa depan. (Kashai Ramdhani Pelupessy).

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top