Sedang Membaca
Pemenang Lomba Menulis Ramadan Berkah (1): Ibadah Puasa di Tengah Corona
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Pemenang Lomba Menulis Ramadan Berkah (1): Ibadah Puasa di Tengah Corona

Ngaji Posonan

Mulai hari ini, tanggal 24 Mei 2020, redaktur Alif.id akan menurunkan beberapa tulisan dari para pemenang lomba menulis Ramadan Berkah. Aleyda Azkia Firani Masyithah, adalah santri Krapyak Yogyakarta yang terpilih sebagai juara pertama dikategori Tsanawiyah. Selamat, Aleyda. Berikut tulisannya. Selamat menyimak!

Kalau dirasakan, ibadah puasa kali ini tentulah berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Tidak ada kebiasaan jalan-jalan seusai subuh, atau ngabuburit di sore hari. Tidak ada pula godaan dari segarnya es di siang hari ketika pulang sekolah. Sekolah saja diliburkan, aduh…

Sulit ya, rasanya. Ramadan kali ini tidak bisa pergi kemana-mana. Belum tentu juga dapat pulang kampung, karena ditakutkan malah akan membantu penyebaran virus Covid-19. Apabila kita memaksakan kehendak untuk pulang kampung, kita tidak pernah tahu apakah kita selalu bersih dari virus Covid-19 selama perjalanan. Kita juga tidak tahu apakah di kampung halaman akan terjaga atau tidak. Maka dari itu, solusinya hanya satu: Di rumah saja dulu!

Seharian di rumah saja terlihat membosankan sekali, ya. Kalau istilah anak muda jaman sekarang sih, gabut. Belum lagi terpaan badai bosan melanda, bersamaan dengan menahan lapar dan haus. Apakah bisa bertahan seperti ini terus?

Hei, teman-teman, sesungguhnya Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan. Seperti firmannya di Surat Al-Baqarah ayat 286:

Baca juga:  Binatang dalam Alquran

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Berima’aflah kami;ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Jadi, pandemi ini pastilah dapat kita lewati bila kita mempunyai niat yang kuat. Teruslah berikhtiar serta berdoa kepada Yang Kuasa agar kita semua terhindar dari terjangkit Covid-19. Walau begitu, setiap rencana Tuhan adalah yang paling baik dan benar. Bila ada seseorang di antara kalian terjangkit, rawat dengan sepenuh hati dan doakanlah kesembuhan untuknya. Kita bertugas untuk menguatkan hati di samping para perawat yang sudah mengeluarkan seluruh tenaga mereka.

Baca juga:  Kongres Ulama Perempuan Indonesia II, Hasilkan 8 Rekomendasi Penting untuk Kemaslahatan Bangsa Indonesia

Pada masa pandemi seperti ini semua orang harus berjuang. Satu contoh yang sangat mencolok adalah tim medis yang berjuang di garda depan. Pahlawan dunia masa ini bukanlah seseorang yang memegang pistol, melainkan seseorang yang mengalungkan stetoskop di lehernya. Para pahlawan ini tentu harus dihormati dan dihargai keberadaannya, dengan cara mematuhi protokol kesehatan.

Diantara aturan tersebut ialah:

Pertama, mencuci tangan setelah melakukan sesuatu

Teman-teman, jangan sepelekan mencuci tangan. Bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda adalah telapak tanganmu. Kita tidak pernah tahu berapa banyak mikroorganisme yang bersarang di sana. Mencuci tangan dengan sabun akan membantu membunuh kuman-kuman jahat penyebab penyakit. Jangan lupa untuk memiliki hand sanitizer juga, ya!

Kedua, menjaga jarak antar sesama.

Kita tidak tahu apakah seseorang di dekat kita terjangkit corona. Itulah alasan mengapa terdapat kota yang di lockdown. Alasan mengapa sekolah diliburkan. Kita juga dianjurkan untuk jangan menyentuh orang yang di luar lingkup rumah. Maka, saat ini bila bertemu dengan seseorang—khususnya yang lebih tua—jangan bersalaman tangan dahulu. Bila berada di tempat ramai, berhati-hatilah, jangan berkerumun.

Ketiga, Tinggal di rumah.

Ingat, kita sedang dikarantina, bukan diliburkan. Jangan malah keluyuran kemana-mana. Ditunda ya, ngabuburit jalan-jalannya. Jangan pulang kampung dahulu. Banyak, lho, hal yang bisa kalian lakukan di rumah. Misalnya, membantu orangtua, mencoba resep baru, menambah wawasan dari internet, membaca buku, dan tentu saja perbanyak beribadah.

Baca juga:  Sajian Khusus: Mualaf Rahmatan lil Alamin

Percaya deh, teman-teman. Corona ini juga banyak memberi hikmah. Kita jadi punya banyak full time sama orangtua. Mungkin juga, Allah memang sedang mengingatkan kita semua yang sering sibuk ini untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Allah mengingatkan kita akan kematian, Allah mengingatkan kita untuk tidak melupakan pentingnya berdoa. Percaya juga, pandemi ini akan segera berakhir bila kita taat pada semua aturan. Insya Allah.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top