Sedang Membaca
Info Haji Terkini: Uji Coba Rompi Penurun Panas
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Info Haji Terkini: Uji Coba Rompi Penurun Panas

Img 20220701 Wa0038

Ketua Tim Pengawas Internal Pelaksanaan Haji, Nizar Ali mengapresiasi kinerja tim kesehatan haji. Menurut dia, kinerja tim di bawah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ini sangat memuaskan.

“Pertama kami menyampaikan terima kasih, apresiasi seluruh layanan kesehatan ter-cover dengan sangat baik. Para jemaah selaku pasien merasakan keramahan dan layanan terbaik di Klinik Kesehatan Haji,” ujar Nizar usai melihat layanan kesehatan di KKHI Mekkah, Jumat (1/7/2022).

Dalam kesempatan ini, Nizar yang juga mengapresiasi ujicoba rompi penurun panas. Rompi tersebut mulai tahun ini diujicoba ke para jemaah.

“Mungkin selama sembilan tahun ke depan, saya rasa masih dalam suasana cuaca yang begitu panas. Maka ini sebuah inovasi yang perlu direspons, dipikirkan oleh kita semua, terutama para petugas yang langsung bersentuhan di lapangan,” ujar Nizar yang juga Sekjen Kemenag.

Menurutnya, cuaca siang hari di Arab Saudi rata-rata lebih dari 40 derajat. Sehingga inovasi rompi penurun panas ini sangat cocok. Rompi penurun panas merupakan rompi berbahan carbon cool yang ketika digunakan bisa memberikan sensasi rasa dingin di tubuh.

Rompi ini bisa bertahan selama 8 hingga 12 jam di tengah terik mentari, sehingga sangat cocok digunakan oleh jemaah serta petugas yang terus bergerak di tengah udara terik Arab Saudi.

Baca juga:  Madani International Film Festival 2023: Mengencangkan Buhul Pengikat Keberagaman

“Rompi ini mengandung carbon cool tentu memiliki manfaat yang cukup besar terhadap daya tahan tubuh, terutama untuk petugas seksus (seksi khusus) yang mobile,” ujar Nizar yang dalam kesempatan ini juga sempat mencoba rompi penurun panas di KKHI.

Selain untuk petugas seksus, rompi ini juga sangat cocok digunakan jemaah dengan risiko tinggi (risti) saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Ini juga bisa ekspan ke jemaah saat lempar jumrah karena jalannya begitu jauh di bawah terik matahari, jadi tidak perlu lagi gunakan payung apalagi bobotnya hanya 2 kg,” kata dia.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top