Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Timur KH Abdul Rojak memberikan tips agar dapat dicintai Allah sehingga sukses di dunia dan akhirat. Menurutnya, siapa pun bisa saja mencintai Allah tetapi tidak sembarang orang mendapatkan balasan cinta dari Allah.
“Kalau Allah sudah mencintai kita maka beres segala urusan. Jangankan kebutuhan yang kita minta, kebutuhan yang tidak kita minta pun akan dipenuhi oleh Allah,” tutur Kiai Rojak dalam Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) bertema Rahasia Sukses Dunia Akhirat, pada Jumat (18/6).
Ia lantas mengutip surat Ali Imran ayat 31. Ayat itu berbunyi, Qul in kuntum tuhibbunallaha fattabi’uni yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunubakum wallahu ghafurur rahim. Ayat ini adalah sebuah perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memberikan perintah kepada umat Islam.
“Apabila kalian semua mencintai Allah, kalian harus ikut kepadaku, kata Nabi. Yuhbibkumullah maka Allah akan mencintai kalian semua, dan Allah juga akan mengampuni dosa kalian semua,” terang Kiai Rojak memaknai ayat itu.
Secara ringkas, Kiai Rojak menjelaskan bahwa kunci agar dicintai Allah maka haruslah mengikuti perintah atau sunnah Rasulullah. Kalau Allah sudah mencintai seseorang maka apa pun yang menjadi hajat akan senantiasa dilancarkan dan selamat dunia akhirat.
“Perintah Nabi begitu banyak. Di antara sekian banyak, saya akan menyebutkan ada dua perintah Nabi yang sangat luar biasa. Saya tidak perlu menyebutkan banyak, tapi kalau dua ini saja kita lakukan, maka akan ikut semuanya. Kuncinya ada di dua ini,” ujar Kiai Rojak.
Kunci pertama: shalawat
Sunnah Rasulullah yang dapat mengantarkan seseorang sukses dunia akhirat adalah shalawat. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyatakan bahwa barangsiapa yang membaca shalawat satu kali kepadanya maka Allah akan membaca shalawat sebanyak 10 kali untuk orang yang membaca shalawat itu.
Menurut Kiai Rojak, shalawat adalah satu amalan yang dahsyat dan luar biasa. Sebab, saat Allah memerintahkan shalat, haji, puasa, zakat, dan ibadah yang lain, Allah tidak melakukannya. Namun ketika Allah memerintahkan untuk bershalawat, Dia turut bershalawat kepada Nabi bersama para malaikat-Nya. Hal ini termaktub dalam surat Al-Ahzab ayat 56.
“Sesungguhnya Allah bersama malaikat membaca shalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, baca shlawat dan salamlah kalian semua kepada Nabi Muhammad. Ini kehebatan shalawat yang pertama,” terang Kiai Rojak.
Pahala shalawat pun tidak pernah gugur meski di berbagai kondisi. Hal ini berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti shalat, puasa, haji, dan zakat yang jika ada unsur riya’ di hati maka secara otomatis pahala yang didapat akan langsung gugur atau hilang.
Kemudian, Kiai Rojak menjelaskan tentang empat malaikat yang datang membawa kabar gembira kepada Nabi Muhammad saat sedang duduk-duduk di serambi Masjid. Malaikat pertama adalah Jibril.
“Barangsiapa di antara umatmu membaca shalawat 10 kali saja dalam sehari semalam maka aku akan bersujud kepada Allah dan tidak akan aku angkat kepalaku sampai Allah mengampuni dosanya,” kata Jibril kepada Nabi Muhammad, disampaikan ulang oleh Kiai Rojak.
Kemudian datang malaikat kedua, Izrail yang membawa kabar gembira seraya mengatakan, “Barangsiapa di antara umatmu membaca shalawat, satu hari satu malam 10 kali saja, maka aku akan mencabut nyawamu seperti aku mencabut nyawa para nabi.”
“Datang malaikat ketiga, Mikail, membawa kabar gembira. Barangsiapa di antara umatmu membaca shalawat satu hari satu malam 10 kali saja, maka aku akan menggendong dia di shiratal mustaqim di saat semua terpeleset,” kata Kiai Rojak membahasakan ulang dialog Mikail dengan Nabi Muhammad.
Malaikat yang terakhir datang kepada Nabi dengan membawa kabar gembira adalah Israfil. Disampaikan bahwa barangsiapa di antara umat Nabi Muhammad yang membaca shalawat satu hari satu malam sebanyak 10 kali maka akan dipayungi saat di padang mahsyar kelak, di saat semua orang merasa kepanasan.
“Ini kehebatan shalawat, sehingga shalawat itu memiliki kehebatan dibanding ibadah-ibadah lain. Inilah yang perintah rasul pertama yakni shalawat,” ucap Kiai Rojak.
Kunci kedua: menuntut ilmu
Perintah Rasulullah yang kedua adalah menuntut ilmu. Inilah yang dapat mengantarkan seseorang mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, thalabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin wal muslimat.
Menurut Kiai Rojak, perintah Rasulullah untuk menuntut ilmu ini sangat dahsyat karena terdapat dalam kalimat faridhatun. Perintah menuntut ilmu tidak dapat ditemukan di dalam perintah-perintah untuk menjalankan ibadah yang lain.
“Ketika Allah memerintahkan shalat, kalimatnya biasa saja. Tapi ketika Allah dan Rasulullah memerintahkan untuk menuntut ilmu kalimatnya beda. Sangat beda sekali, menggunakan faridhatun. Faridhatun ini tidak sama dengan wajibun, tidak sama dengan fardhun,” jelasnya.
“Faridhatun ini adalah jamak yang sudah tidak ada yang lebih jamak darinya. Ini menunjukkan kalimat perintah yang sangat dahsyat. Faridhatun, wajib wajib wajib, tidak ada yang lebih wajib daripada ini. Itu rahasia Rasul menggunakan kalimat faridhatun,” tutur Kiai Rojak lagi.
Ia menambahkan, perintah shalat tidak ada satu pun yang menggunakan kalimat faridhatun. Semua perintah untuk menjalankan ibadah mahdlah pun tidak ada yang menggunakan kalimat faridhatun. Hanya menuntut ilmu yang menggunakan faridhatun.
“Ini berarti semua ibadah itu ada di bawah ilmu. Ternyata benar, ibadah apa pun yang tanpa ilmu, maka tidak diterima Allah,” pungkas Kiai Rojak.