Sedang Membaca
Cara MIN 1 Kota Malang Tanamkan Peserta Didiknya untuk Bangga Menjadi Bagian Warga Indonesia
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Cara MIN 1 Kota Malang Tanamkan Peserta Didiknya untuk Bangga Menjadi Bagian Warga Indonesia

Min Malang

Kota Malang (Kemenag) — Ada banyak cara untuk menanamkan kecintaan anak didik sejak dini terhadap budaya bangsa. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang juga punya caranya tersendiri yang mereka namakan sebagai Citra, Cita Insan Nusantara.

“Citra atau Cita Insan Nusantara adalah salah satu ikhtiar MIN 1 Kota Malang dalam mengenalkan khasanah budaya Indonesia kepada para siswa,” terang Kepala MIN 1 Kota Malang Suyanto saat ditemui di kantornya, Kota Malang, Kamis (29/9/2022).

Dijelaskan Suyanto, Cita Insan Nusantara digelar setiap hari Kamis. Seluruh civitas akademika, mulai dari Kepala MIN, guru, dan para siswa diminta untuk mengenakan pakaian daerah.

Selain itu, lanjut Suyanto, setiap hari Kamis, bekal makanan yang dibawa para siswa juga bertema makanan tradisional. Selama di madrasah, para siswa juga disertakan dalam beragam permainan tradisional dan diiring dengan lagu dan musik tradisional.

“Kami ingin mereka mengenal dan menyenangi budaya bangsa, mulai dari pakaian, musik, lagu daerah, hingga makanan. Itu semua kita kenalkan ke putra putri MIN 1 Kota Malang,” paparnya.

Tidak hanya itu, MIN 1 Kota Malang juga memberikan ruang aktualisasi bagi para siswa untuk unjuk kebolehan melalui Panggung Kreasi Anak Shaleh (Pangkas). Di panggung ini, setiap Kamis, para siswa bisa unjuk bakat dan kebolehan mereka, mulai dari mengaji, berpidato, bermain musik, menari, stand up comedy, dan lainnya.

Baca juga:  Sajian Khusus: Kekerasan Seksual

“Kita manfaatkan jam istirahat para siswa, selama kurang lebih 20 menit, untuk memberi kesempatan kepada mereka tampil secara bergantian dan terjadwal,” sebut Suyanto.

MIN 1 Kota Malang, lanjutnya, juga menggelar pekan kewirausahaan. Para siswa diberi kesempatan untuk membuat masakan dengan menu makanan tradisional sesuai kemampuan dan perkembangan mereka. Caranya, madrasah membagi siswa dalam beberapa kelompok, lalu mereka diberi modal berupa bahan makanan tradisional untuk diolah menjadi makanan.

“Bahkan, ada juga yang setelah dimasak, lalu dijual hasilnya. Bahan yang digunakan mulai dari Ketela, Jagung, serta umbi-umbian lainnya,” terang Suyanto.

“Anak harus bangga menjadi bagian warga negara Indonesia. Citra yang digelar setiap Kamis juga ingin memupuk jiwa patriotisme siswa,” tandasnya. (Moh. Khoeron).

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top