Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Para pembaca yang dirahmati Allah. Dalam tradisi keislaman, kita mengenal istilah ziarah sebagai salah satu tradisi rohaniah purba yang bertahan hingga hari ini. Ziarah berasal dari akar kata zaara yang memiliki empat makna: pertama, bertamu ke rumah seseorang untuk bertemu dan maksud tertentu. Kedua, mengikatkan dua kayu pada gigi kuda untuk mengobatinya. Ketiga, berkunjung ke tempat-tempat suci, seperti Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis. Keempat, berkunjung ke makam para kekasih Allah dengan tujuan mencari berkah.
Secara historis, ziarah kubur ini telah wujud dan menjadi tradisi di kalangan agama samawi, seperti Yahudi dan Nasrani, memiliki kepercayaan yang kuat terhadap tempat-tempat yang suci, hingga timbullah doktrin untuk menziarahi tempat suci tersebut sebagai bentuk ketaatan dan ritus ibadah.
Bukan hanya di Indonesia, tradisi ziarah juga ada di Maroko. Dalam sajian khusus ini, kita akan menziarahi enam wali di Maroko dengan mengenal lebih dekat mereka. Oleh karena itu kami akan menyajikan tulisan-tulisan biografi perjalanan hidup yang bisa ambil pelajaran dan barangkali kita tiru sepak terjangnya.
Kami berterima kasih kepada M. Fahruddin Al Mustofa, Mahasiswa di Universitas Sidi Mohammad Ben Abdillah Fes Maroko yang telah menuliskan tujuh wali Maroko. Semoga bisa menjadi amal jariyah bagi penulis.
Selamat membaca.