Sedang Membaca
Berpura-Pura Bodoh Agar Bisa Hidup Tenang
Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Berpura-Pura Bodoh Agar Bisa Hidup Tenang

2618353 A5233f2e F08d 4b3f B67f 5962641b2b88

Tingkah laku seseorang dalam menjalani kehidupannya tidak bisa ditebak, mereka ada yang menyembunyikan identitasnya agar bisa fokus menjalani tujuan hidupnya. Ada juga yang berpura-pura menjadi bodoh supaya bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidupnya. Ada juga yang berpura-pura gila supaya  hidupnya menjadi tenang.

Abu Al-Qasim An-Naisaburi dalam kitabnya Uqala’ Al-Majanin, banyak menceritakan perihal orang-orang yang berpura-pura gila maupun berpura-pura bodoh supaya bisa hidup tenang. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa Shalih Ibn Ali An-Nashibaini berkata kepada Zaid Ibn Said Al-Abadi, “Mengapa engkau menyamarkan keadaanmu dan pakaianmu?”. Zaid Ibn Said Al-Abadi kemudian menjawab, “Aku telah melakukan banyak usaha, namun aku mengalami kesulitan. Lalu aku pura-pura bodoh, ternyata, dengan begitu, aku bisa beristirahat dengan tenang.”

Al-Abbas Ibn Muhammad Ad-Sauri dalam kehidupannya juga pernah membacakan syair Imam Syafi’i, sebagaimana berikut; “Aku diturunkan di tempat berbatu di negeri asing, tiba-tiba aku bertemu dengan orang yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Maka aku berpura-pura bodoh sampai terlihat betulan, karena jika aku merasa pintar tentu akan mengakalinya.”

Dalam syairnya, Abu Ja’far Muhammad Ibn Ali Ibn Ath-Thayyan Al-Qumni mengatakan; “Bersikaplah bodoh, niscaya hidupmu nyaman dan jangan sok pintar. Pemikiran anak muda adalah musuhnya zaman, sering kita melihat orang pandai yang membenam, sedang orang bodoh dengan kebodohannya ia terkenal.”

Baca juga:  Pesantren dan Dilema Pembelajaran di Tengah Pandemi

Perihal ajakan untuk berpura-pura bodoh juga pernah diungkapkan oleh Abu Ar-Rabi’ Muhammad Ibn Ali Ash-Shafar Al-Balkhi, dalam syairnya sebagaimana berikut; “Di zaman ini, sungguh indah kehidupan orang bodoh, orang dungu, orang lalai dan orang tumpul. Gunakan kebodohanmu sebagai kesempatan, niscaya engkau akan mendapatkan kemuliaan dan kebaikan.”

Begitu juga dengan Abu Manshur Muhalhal Ibn Ali Al-Anbari yang pernah mengatakan; “Ketenangan terdapat dalam kebodohan, hilangnya akal, dan bertindak lain dari yang lain. Barangsiapa ingin hidup tenang, biasakanlah bersikap bodoh.” Jika zaman ini zaman kedunguan, maka kecerdasan dicekal dan merupakan kesialan. Jadilah dungu bersama orang-orang dungu, aku melihat dunia berjalan dengan pemerintahan yang dungu.

Tentu saja laku yang dilakukan oleh orang-orang yang berpura-pura bodoh, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Uqala’ Al-Majanin mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang berpura-pura bodoh, supaya bisa lebih memperbaiki dirinya menjadi lebih baik. Karena ketika seseorang merasa sok pintar, tentu orang-orang akan malas untuk menasehatinya supaya menjadi lebih baik. Dengan bersikap atau berpura-pura bodoh, kita juga akan bisa melihat bagaimana orang tersebut mendiskripsikan dirinya dengan berbagai kesombongan keilmuannya. Padahal ilmu itu begitu luas, sedangkan umur manusia sangat pendek. Sehingga tidak pantas jika hanya membaca beberapa kitab saja, langsung merasa pintar .

Baca juga:  Pidato Lengkap Kiai Afifuddin Muhajir (3): Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam Timbangan Syariat (Kajian Pancasila dari Aspek Nushūsh dan Maqāshid)

Ada juga yang berpura-pura bodoh, supaya bisa menghindari perbuatan tercela yaitu membodohi orang lain. Karena dalam diri manusia ada sifat jelek dan hawa nafsu yang tiba-tiba bisa muncul begitu saja, maka dengan berpura-pura bodoh akan menghindarkan kepada perbuatan-perbuatan tercela.

Mereka yang berpura-pura bodoh, mempunyai tujuan supaya hidupnya tenang. Karena kalau ilmunya belum cukup untuk menyampaikan suatu hal atau membantah suatu permasalahan, tentu akan menjadi sebuah boomerang bagi dirinya. Sehingga hidupnya tidak akan tenang dan tidak bisa mendekatkan diri kepada Allah swt, apalagi jika hatinya  didominasi dengan hawa nafsu yang buruk.

Saat ini, sering kita melihat orang pandai yang membenamkan dirinya supaya ilmunya benar-benar matang, akan tetapi saat ini kita juga melihat banyak orang bodoh dengan kebodohannya ia terkenal. Ceramah kemana-mana, namun isinya caci-maki dan kesalahan fatal dalam mendakwahkan ajaran agama Islam. Sehingga jika ingin hidup kita tenang, kita cukup bersikap bodoh amat dengan mereka yang sedang mempertontonkan kebodohannya. Karena mereka yang terkenal karena kebodohannya juga ternyata saling membodohkan satu sama lainnya.

Bersikap bodoh bukan berarti tidak tahu, namun lebih menjaga diri supaya tidak ikut menjadi bodoh. Karena perbuatan-perbuatan tercela itu lebih cepat menularnya, daripada perbuatan yang sifatnya baik. Tetaplah merasa bodoh, supaya selalu haus dengan ilmu sehingga ingin terus menerus untuk belajar. Pelajaran penting lainnya adalah jangan melihat tampilan orang dari sisi luarnya saja, bisa jadi orang tersebut adalah seseorang yang sedang menyamar dan orang yang memang ditakdirkan oleh Allah swt untuk menguji kehidupan kita sebagai seorang muslim yang beriman. (RM)

Baca juga:  Soal Toleransi Beragama, Indonesia Baik-Baik Saja

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
6
Senang
1
Terhibur
3
Terinspirasi
9
Terkejut
2
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top