Sedang Membaca
Khutbah Jumat: Kembali ke Jalan Allah
Noor Sholeh
Penulis Kolom

Penulis pernah mengajar di SMKN 2 Jepara, dan mengabdi di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kabupaten Jepara. Pernah juga diamanahi menjadi Ketua MWC NU Kota Jepara. Kolom Khutbah Jumat adalah kumpulan naskah-naskah yang pernah disampaikan oleh almarhum dalam mimbar Jumat. Naskah itu kini diketik ulang supaya bermanfaat dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Lahu-alfaatihah..

Khutbah Jumat: Kembali ke Jalan Allah

Kaum muslimin yang berbahagia

Perlu kita waspadai bersama pada diri kita masing-masing, bahwa untuk mencapai sesuatu keinginan yang dicita-citakan dan didambakan dalam situasi yang sulit, was-was, dan tidak menguntungkan ini kadang-kadang manusia itu banyak yang menghalalkan segala cara. Melampaui batas. Dengan alasan: perbuatan ini kami lakukan karena kebutuhan, kepepet, dan tidak ada jalan lain selain itu. Walaupun perbuatan itu sangat bertentangan dengan norma agama dan aturan hukum yang berlaku.

Nah, perbuatan negatif semacam itu sebetulnya bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja mereka berada, termasuk manusia yang mengaku beriman dan melaksanakan ibadah sholat, serta sudah mendapatkan “gelar haji”.

Apalagi manusia yang tidak beriman dan tidak melaksanakan ibadah sholat 5 waktu. Jelas, mereka itu, biasanya enteng dan mudah untuk melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran.

Oleh karenanya, Allah Swt menganjurkan kepada umat manusia agar manusia itu selalu memohon ampun dan bertaubat kepada Allah atas perbuatan dosa-dosanya. Karena manusia itu tidak mengetahui dengan pasti, kapan dia akan meninggal untuk menghadap Allah Swt (untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya ketika hidup di dunia).

Sedangkan kematian itu dapat menjemput kita sekarang, besok, atau lusa.

Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133 tentang segera mohon ampun disebutkan:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.

Baca juga:  Khutbah Jumat: Menyambut Hari Kemerdekaan dengan Semangat 45

Meskipun demikian, ternyata masih banyak di antara umat Islam yang tidak mau kembali ke jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Artinya, mereka itu selalu melakukan perbuatan maksiat, pelanggaran dan kemungkaran di muka bumi ini.

Akibat dari peruatan dosa-dosa itu, maka sulit bagi dirinya untuk memperoleh ketentraman batin dan kesejukan jiwa serta kebahagiaan di dalam rumah tangganya.

Kaum muslimin yang berbahagia

Ada suatu pertanyaan, mengapa banyak manusia di antara kita yang tidak segera bertaubat dan mohon ampun kepada Allah ketika masih ada kelonggaran? Hal ini disebabkan antara lain:

Pertama, manusia tidak menyadari bahwa kematian itu bisa datang pada seseorang kapan saja dan dimana saja, tidak peduli mereka itu sudah tua, masih remaja, atau anak-anak, bayi.

Hikmah kematian tidak pernah membuka pintu kesadaran hatinya sehingga dia tidak pernah mempersiapkan bekal kebajikan di dalam kehidupannya. Bahkan ia menganggap bahwa dirinya masih sangat jauh dari kematian dan ia menyangka bahwa umurnya akan panjang sampai tua, karena itu apabila diajak untuk bertaubat dia selalu mengatakan: ah nanti saja kalau sudah tua atau nanti kalau sudah pensiun.

Kaum muslimin yang berbahagia

Perlu kita catat bahwa seseorang yang suka menunda-nunda taubat, kelak dia akan menyesal selamanya, jika Allah Swt memanggil sebelum ia bertaubat:

Baca juga:  Sejarah Masjid Istiqlal: Simbol Kemerdekaan dan Politik

Firman Allah Swt dalam surat Al-A’raf ayat 34 berbunyi:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”

Kaum muslimin yang berbahagia

Yang kedua, yang menjadikan manusia tidak segera bertaubat kepada Allah Swt antara lain karena ia masih tergoda oleh hiruk pikuknya kehidupan dunia. Ia terlalu silau oleh kenikmatan dan kemewahan duniawi, sehingga ia terpikat oleh rayuannya. Akibatnya, kenikmatan duniawi itu diarungi begitu jauh hingga melampaui batas-batas agama, sedangkan kenikmatan ukhrowi yang kekal abadi yang dijanjikan Allah itu dicampakkannya begitu saja atau diyakininanya.

Firman Allah dalam surat Al-Hadid ayat 20 disebutkan:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

Disebutkan lagi dalam surat al-A’la ayat 16-17.

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

Artinya: “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi“.

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Artinya: “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal“.

Kaum muslimin yang berbahagia

Yang menjadikan manusia tidak segera mau bertaubat kepada Allah Swt antara lain: karena ia belum merasakan bahwa seseorang yang bertaubat kepada Allah kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah swt, khususnya melaksanakan sholat 5 waktu dan ibadah puasa itu, akan dapat membawa kepada kesehatan jasmani dan kesehatan rohani/jiwa serta dapat membawa ketentraman batin yang hakiki.

Baca juga:  Masjid Kebon Jeruk, Tempat Singgah Para Pendakwah

Banyak sekali para ahli dan ilmuwan, khususnya para ahli ilmu jiwa yang berpendapat bahwa orang yang menderita penyakit fisik dan penyakit batin atau jiwa yang disebabkan oleh problem-problem kejiwaan atau penyakit hati, maka orang itu bisa disembuhkan dengan jalan orang itu segera bertaubat kepada Allah, kemudian melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Kemudian orang tersebut melaksanakan sholat 5 waktu dengan khusyuk dan ikhlas serta melaksanakan puasa sunnah dan puasa wajib.

Insya Allah dengan step-step semacam itu, maka kerja metabolisme dalam tubuh ini, akan bisa berjalan dengan baik dan normal, serta tidak ada tekanan-tekanan yang akut dalam dirinya.

Oleh karena itu, marilah kita yang banyak dosa ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoi Allah Swt agar diri kita menjadi tentram dan bahagia. Yang insya Allah diri kita akan terhindar dari berbagai macam penyakit fisik maupun batin atau rohani.

Hanya doa kita bersama semoga Allah swt menjaga dan melindungi diri kita dan keluarga kita dari berbagai macam penyakit jasmani dan rohani. Yang akhirnya kita semua memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amien Allahhumma Amieen..

Masjid At-Taqwa, 11-06-2004

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top