Sedang Membaca
Saat Iblis Sowan kepada Nabi Muhammad Saw
Muhammad Idris
Penulis Kolom

Peminat literatur Islam klasik dan studi pesantren

Saat Iblis Sowan kepada Nabi Muhammad Saw

Dalam banyak literatur, terutama literatur tasawuf, iblis dengan segala persepsi negatifnya seringkali mendapatkan pujian dari para sufi. Abu Sulaiman ad-Darani (140-215 H) misalnya, salah satu sufi agung dari Damaskus ini pernah berkata bahwa andaikan Allah Swt tidak memerintahkan aku untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari iblis niscaya tidak akan pernah aku lakukan hal itu.

Sebuah perkataan yang bukan basa-basi, melainkan sejatinya iblis merupakan di antara makhluk Allah yang paling taat. Hal demikian sebagaimana tergambar dari bagaimana Iblis menuruti perintah Allah Swt untuk sowan kepada kanjeng Nabi Muhammad saw dalam kisah berikut ini:

Dikisahkan dari Wahb bin Munabbih bahwa ia menginformasikan bahwa Allah Swt memerintah Iblis untuk sowan menemui kanjeng Nabi Muhammad saw dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Nabi kepadanya. Lalu Iblis pun bergegas menuruti perintah Allah untuk menemui Nabi. Konon Iblis menyerupakan diri sebagai orangtua yang di tangannya terdapat tongkat.

Nabi bertanya kepada sosok tua yang membawa tongkat tersebut, “Siapa kamu?”

Ia menjawab, “Iblis”.

Nabi kembali bertanya, “Ada urusan apa kamu datang menemuiku?”

“Allah memerintahku untuk sowan kepadamu dan menjawab segala pertanyaan yang kamu ajukan,” jawab Iblis.

“Baiklah, kalau begitu pertanyaanku adalah berapa jumlah golongan dari umatku yang menjadi musuhmu?” tanya Nabi.

Baca juga:  Bila Nasruddin Hoja Ditanya Takdir

Iblis menjawab, “Lima belas: pertama ialah engkau, lalu pemimpin yang adil, orang kaya yang rendah diri, pedagang yang jujur, orang alim yang khusyuk beribadah, mukmin yang pemberi nasihat, mukmin yang hatinya lembut, orang yang senantiasa bertaubat, orang yang menjaga dari barang yang haram, mukmin yang selalu menjaga kesucian, mukmin yang gemar bersedekah, mukmin yang peringainya baik kepada manusia, mukmin yang bermanfaat bagi umat, penhafal quran yang terus menjaga hafalannya, dan orang yang beribada malam saat orang lain tertidur pulas.

Mendengar rincian jawaban yang disampaikan Iblis tersebut, kemudian Nabi mengajukan pertanyaan lanjutan, “Lalu, siapa saja dari umatku yang menjadi temanmu?”

Iblis menjawab, “Sepuluh. Pemimpin yang tidak adil, orang kaya yang sombong, pengusaha yang tidak jujur, peminum khamr, tukang adu domba , orang  yang suka riya, pemakan riba, pemakan harta anak yatim, orang yang menolak membayar zakat, dan orang yang banyak berkhayal (tanpa beramal).”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top