Sedang Membaca
Cara Mencegah dan Mengobati Sihir
Moh. Ali Rizqon MD
Penulis Kolom

Alumni Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Jurusan Tasawuf & Psikoterapi, dan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Latee.

Cara Mencegah dan Mengobati Sihir

Riau24 1594465667

Pengetahuan terhadap hal-hal yang magis bukanlah suatu yang sangat tabu dibicarakan dalam sepanjang kehidupan manusia. Tepatnya, sejak zaman Babilonia pun, hal-hal magis yang katakanlah di luar jangkauan manusia kerap terwujud, seperti cerita kekuatan sihir, cerita kemampuan manusia mengubah benda mati menjadi makhluk hidup, adalah bagian yang tidak asing kita dengar. Karenanya, suatu yang sangat wajar, misalnya, hal-hal magis tersebut terjadi dan kerap dipercayai oleh zaman yang serba kekiniaan ini. Lebih-lebih tentang sihir.

Sihir adalah kekuatan jampi-jampi yang sama sekali sulit dirasionalkan. Atau ia memang sangat irasional, suatu yang tidak bisa dilihat dan dijamah oleh kemampuan akal manusia. Namun, kita juga dituntut harus percaya. Sebab jika menilik pada sejarah Nabi Muhammad pun, sosok Nabi yang sudah maksum, ternyata juga pernah disihir oleh lelaki Yahudi dari golongan Bani Zariq, Lubaid bin A’sham.

Karenanya, penting kiranya untuk megatahui pengertian sihir berdasarkan Bahasa. Sihir menurut bahasanya adalah qulluma lathafa wa khafiya sababuhu, setiap sesuatu yang halus, dan samar sebabnya. Jadi bisa dikatakan, sesuatu yang (“benda”) halus, dan kemudian samar sebab kehalusannya bisa dikatagorikan sihir. Sihir menurut Ibnu Manzur, ialah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, sebagaimana penyihir menempatkan kebatilan pada suatu kebenaran, dan mengangankan sesuatu (yang lain) kepada bukan tempatnya. Sedangkan secara istilah, suatu perkara aneh, dan melenceng dari kebiasaan manusia umumnya (khariqu al-ádah linnas) yang dilakukan oleh orang tertentu dengan meminta bantuan jin atau setan sembari perbuatan-perbuatan yang kotor.

Baca juga:  Pendidikan Pesantren (3): Corak Pendidikan Pesantren

Di atas ini tentu sudah jelas, bahwa sihir adalah seperangkat perbuatan keji (kotor) yang meminta bantuan kepada setan, jin, dan lain-lainnya. Sama halnya kekejian Lubaid bin A’sham yang menyihir Nabi dengan meletakkan seperangkat (kótékáhMadura: benda yang dapat membantu dan menjadi titik fokus dari penyihirnya tersebut) benda dari Nabi (sebagian ulama berpendapat bahwa benda yang dari Nabi itu di antaranya adalah rambut dan kuku beliau) di sebuah sumur yang sangat dalam. Keotentikan cerita disihirnya Nabi ini tertulis rapi di kitab Fathul Mughis fis as-Sihri wa al-Hasadi wa Massu al-Iblisi, karangan Abi Ubaidah Máhir bin Shalih Abi Mubárak.

Cara Mengobati Sihir Menurut Ulama

Terlepas dari keskeptisan sebagian ulama terhadap sihir, seperti misalnya Abu Ja’far al-Astarbazhi (pengikut mazhab Imam Syafi’iah), Abu Bakar ar-Razi (hnafaiyah), dan Ibnu Hazm, sihir ternyata juga bisa dicegah dengan beberapa penangkal yang bisa mengobati terhadap penyakit dari orang yang dikena sihir tersebut. Di antara cara untuk menangkal sihir adalah: Mencegah Sihir Sebelum Terjadinya.

Tentu semua orang heran, kenapa harus mencegah dengan bentuk di atas ini. Bukankah ia pribahasa yang sering dilontarkan orang Arab, seperti mencegah lebih baik dari mengobati? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Mari kita lanjut! Menurut Abi Ubaidah Máhir bin Shalih Abi Mubárak, di antara cara untuk menangkal sihir dengan melalui di atas ini, adalah sebelum sihir itu benar-benar terjadi pada diri manusia, hendaklah ia menghiasi dirinya dari perbuatan-perbuatan baik, seperti sering berzikir di waktu pagi-sore, sering membaca ayat Kursi ketika selesai salat dan hendak tidur, membaca surat al-Ikhlas setiap selesai salat wajib, memperbanyak membaca ta’awwud baik setiap awal malam dan akhir malam, dan doa-doa perlindungan lainnya. Hal itu bertujuan agar diri kita dapat dihindari dari gangguan setan yang terkutuk.

Baca juga:  Mengapa Pesantren Cenderung Menutup-nutupi Jika Terpapar Covid-19?

Mengenai hal di atas ini, Imam Ibn Qayyim berpendapat:

فالقلب إذا كان ممتلئا من الله معمورا بذكره وله ورد من الذكر والدعاء والتوجه لايخل به كان من أعظم الأسباب المانعة من إصابة السحرله

Arti muradnya begini, Hati seorang yang selalu penuh dengan zikir dan doa kepada Allah, dipastikan ia akan terhindar dari sihir. Pendapat di atas ini menunjukkan betapa keseringan hati kita berzikir kepada Allah, meminta dan memohon perlindungan dari kodaan setan yang terkutuk, adalah bagian cara untuk terhindar dari gangguan sihir tersebut. Karenanya, sekali lagi, sebelum sihir benar-benar terjadi pada diri kita, hendaknya isilah diri kita dari zikir dan doa yang banyak kepada Allah. Sebab hanya Allahlah yang Mahakuasa terhadap segala sesuatu di dunia ini. Allahu A’lam.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top