Sedang Membaca
Cara Membaca dan Menerjemah Syair Persia dalam Kitab Ta‘līm al-Muta‘allim
Muhammad Hilal
Penulis Kolom

Dosen di Universitas Al-Qolam Malang.

Cara Membaca dan Menerjemah Syair Persia dalam Kitab Ta‘līm al-Muta‘allim

Ta'lim

Syair yang dimaksud adalah di bawah ini. Saya akan menulisnya secara persis sebagaimana tercantum dalam kitab Ta‘līm al-Muta‘allim cetakan Toha Putra Semarang.

يا ربد بد تربودا زما ربد # بحق ذات باك الله الصمد

ياربد آردتر آسوى جحيم # يارنيكو كيرنا يابي نعيم

Pada dasarnya, sudah ada penjelasan artinya secara garis besar dalam syarah yang ditulis oleh Ibrāhīm ibn Ismā‘īl. Dalam kitab terbitan Toha Putra, syarah tersebut terletak di bagian tengah, sedangkan matan kitab Ta‘līm terletak di bagian pinggir halaman.

Meski sudah ada penjelasannya, namun kita tidak tahu arti kata per kata syair itu. Bagi yang berusaha menerjemahkannya dengan cara pesantren, yakni menerjemahkannya kata per kata ke dalam bahasa lokal, tentu akan dirasakan kesulitan bagaimana memenggal kata-kata berbahasa Persia tersebut.

Inilah tujuan tulisan ini. Tulisan ini akan menjelaskan kata per kata dari syair berbahasa Persia tersebut.

Dulu saya menerjemah syair itu berdasarkan penjelasan dalam kitab syarahnya Ismā‘īl ibn Ibrāhīm itu. Cara bacanya ya tebak-tebakan semata.

Belakangan, saat saya mengajar lagi kitab ini secara bandongan di pesantren, saya berusaha mencari terjemahannya yang tepat menurut bahasa Persia. Namun prosesnya ternyata sangat sulit.

Saya mencoba pakai Google Translate, tapi mesin ini tidak bisa diandalkan untuk menerjemahkannya. Kamus online Bahasa Persia pun tidak berguna. Bahkan ChatGPT pun jadi mesin yang bodoh. Waktu itu saya belum tahu kenapa meminta bantuan kepada mesin-mesin semata adalah perbuatan percuma.

Baca juga:  Yahudi sebagai Agama Resmi di Indonesia? 

Baru-baru ini saya dapat ide. Saya minta bantuan pada orang yang mahir berbahasa Persia. Orang itu adalah Teh Fatimah, istrinya Pak Agus Budianto. Dia belajar bahasa Persia saat masih kuliah di UIN Yogyakarta dahulu. Jadi kemampuannya memang tidak diragukan lagi.

Beberapa hari yang lalu Pak Agus dan Teh Fatimah berkunjung ke rumah. Gayung bersambut, kesempatan itu tidak saya lewatkan. Saya langsung bertanya pada Teh Fatimah mengenai urutan kata per kata dari syair itu menurut bahasa Persia yang benar.

Berkat bertanya-tanya padanya, saya jadi mengerti kenapa Google Translate menjadi tidak berguna. Pertama, tulisan syair di atas mengandung banyak kekeliruan penempatan spasi. Ibaratnya begini: kata yang seharusnya tertulis “teman baru” malah ditulis menjadi “te manb aru.” Ini bisa jadi karena pihak percetakan tidak tahu bahasa Persia atau karena alasan lain. Karena ini pula mesin-mesin online tadi jadi seperti kebingungan menerjemahkannya.

Kedua, terdapat beberapa salah tulis juga. Ada beberapa huruf khas bahasa Persia yang ditulis dengan huruf Arab. Misalnya “pâk” yang seharusnya tertulis secara khas (پاك), malah ditulis باك. Hal ini menyebabkan Google Translate menerjemahkannya secara ngawur.

Ketiga, beberapa kata yang digunakan dalam syair itu adalah kata-kata lama yang di zaman sekarang tidak lagi digunakan oleh penutur bahasa Persia. Ibaratnya dalam bahasa Indonesia seperti kata “pungguk” yang di zaman sekarang sudah tidak dipakai dalam percakapan sehari-hari, namun hanya kita temukan dalam puisi lama, lagu lama atau peribahasa lama. Hal ini mungkin membikin Google Translate jadi kewalahan menerjemahkannya.

Baca juga:  KH. M. Hasyim Asy'ari Tidak Pernah Berfatwa Membunuh Penista Agama

Berdasarkan temuan-temuan ini, juga berkat bantuan Teh Fatimah, saya terus menelusuri tulisan syair yang tepat dari syair itu. Prosesnya ternyata butuh berhari-hari, sebab penelusurannya harus ke beberapa kitab.

Kini saya memperoleh redaksi syair itu dalam tulisan yang benar menurut bahasa Persia. Redaksinya saya temukan dalam kitab Tafhīm al-Mutafahhim karya Ismā‘īl ibn Utsmān ibn Bakr ibn Yūsuf yang mendaku sebagai mufti pertama Osman Bāzār.

Ada hal menarik dari kitab syarah yang saya sebut terakhir ini. Di bagian awal kitab, penulis mengaku bernama Ismā‘īl ibn Utsmān ibn Bakr ibn Yūsuf. Saya coba cari nama ini di kitab Al-A‘lām karya Az-Ziriklī untuk melacak tahun wafatnya, ternyata tidak ada. Menariknya, Az-Ziriklī menyebutkan bahwa kitab Tafhīm al-mutafahhim ditulis oleh Ibn Sanad al-Baṣrī, bukan oleh nama yang tercantum dalam kitab itu. Lah, kok beda, tanya saya. Untuk mengkonfirmasi mana yang benar, saya coba melacaknya ke kitab Kasyf aẓ-Ẓunūn karya Ḥājī Khalīfah, sayangnya di sana tidak ada lema Tafhīm al-Mutafahhim. Pelacakan ini tidak saya teruskan dan saya biarkan jadi misteri terlebih dahulu.

Kitab Tafhīm al-Mutafahhim memberi kita penjelasan kata per kata dari syair tersebut, sesuai sekali dengan yang saya butuhkan. Redaksinya yang betul adalah sebagai berikut.

Baca juga:  Khutbah Jumat: Memahami Bencana

یار بد بدتر بود از مار بد # بحقّ ذات پاک الله الصمد

يار بد آرد ترا سوى جحيم # يار نيكو كير تا يابي نعيم

Cara bacanya adalah di bawah ini.

Yôr-e bad badtar buwad az môr-e bad
Bi haqq-e zât-e pâk Allāh as-somad
Yôr-e bad ârod turâ sui jahîm
Yôr-e nîkû kîr tô yôbî na‘îm

Penggalan kata per kata sekaligus artinya adalah begini (saya sebutkan kata-kata yang bukan serapan bahasa Arab).

Yôr = teman

Bad = buruk

Badtar = lebih buruk

Buwad = itu

Az = dari, daripada

Môr = ular

Bi haqq = demi

Pâk = suci

Ârod = mengarahkan, memerintahkan

Tû rô = engkau, kamu (sebagai objek)

Sui = kepada, menuju

Nîk/nîkû = baik

Kîr = jadikanlah, buatlah

Tô = sehingga

Yâbî = kepada, menuju

Demikian. Semoga bermanfaat.[]

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top