Sedang Membaca
Jelang Munas Alim Ulama (2): Ulama Aswaja di Lombok Abad ke-18
Hasan Basri Marwah
Penulis Kolom

Pengurus Lesbumi PBNU, penulis, Pengajar di Pesantren Kaliopak Jogjakarta, serta pegiat dan pemerhati budaya. S2 Cultural Studies di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berasal dari Mataram Nusa Tenggara Barat dan kini menetap di Yogyakarta

Jelang Munas Alim Ulama (2): Ulama Aswaja di Lombok Abad ke-18

Jelang Munas Alim Ulama (2): Ulama Aswaja di Lombok Abad ke-18 2

Jaringan keulamaan di Lombok

Pulau Lombok atau dulu disebut sebagai bagian dari Sunda Kecil memiliki senerai panjang jaringan keulamaan sebelum lahirnya organisasi (jamiaah) keislaman seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Satu buktinya, hampir seluruh tuan guru di Lombok hari ini mengaitkan kekerabatannya dengan trah kebangsawanan seperti Bayan, Selaparang dan Pejanggik.

Seperti dicatat Nancy Florida dalam Writing the Past,Inscribing the Future: History as Prophecy in Colonial Java  (Duke University Press, 1995), Belanda pada akhir abad-18 Masehi memisahkan pesantren-pesantren, para ulama,  dari berbagai hubungannya dengan kalangan Keraton Jawa. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kolonialnyanya.

Artinya, ketika para tuan guru dan kiai menghubungkan diri dengan trah bangasawan, hal itu menunjukkan bahwa di Lombok ada juga tradisi keulamaan yang sejalan dengan tradisi keulamaan di Jawa dan tempat lainnya. Para ulama adalah  keluarga bangsawan dan pesantren adalah tempat pendidikan bagi para  bangsawan.

Terkait tradisi keulamaan di pulau Lombok, perlu juga saya jelaskan sedikit di sini, bahwa nama Bayan di kaki Gunung Rinjani adalah nama trah atau pam keluarga bangaswan yang terhitung tua dari sejak awal zaman Majapahit, dan diperkirakan sudah memeluk Islam. Muasal trah Bayan ini dari desa Tingkir, di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah hari ini. Keluarga Bayan ini sangat dihormati pada zaman Majapahit sehingga salah satu tokohnya,yakni Raden Sengara atau Pangeran Andayaningrat menikah dengan Ratu Pembayun binti Ratu Murdaningrum (istri dari Brawijaya V dan sepupun Sunan Ampel Denta).

Baca juga:  Pemenang Lomba Menulis Ramadan Berkah (12): Guru Ama Jena dan Keteladanannya

Bayan adalah keluarga bangsawan cum ulama. Keluarga Bayan berjejaring secara kekerabatan dan keulamaan dengan  Arya Wiraraja (Lumajang),Syeikh Siti Jenar, Sunan Kali Jaga, dan Sunan Ampel Denta sehingga ketika mereka menyebar sampai ke Lombok, trah Bayan lebih dituakan oleh dua trah bangsawan-ulama lainnya, yakni Selaparang dan Pejanggik.

Katalog Buku Alif.ID
Halaman: 1 2 3
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top