Sedang Membaca
Semarak Kampung Ramadan Masjid Nurul Huda Sukoharjo hingga Non Muslim pun Ikut Bangga

Mahasiswa Universitas Raden Mas Said Surakarta. Pernah bergiat di UKM LPM Dinamika UIN Raden Mas Said. Sekarang tinggal di Sukoharjo.

Semarak Kampung Ramadan Masjid Nurul Huda Sukoharjo hingga Non Muslim pun Ikut Bangga

Kegiatan Tarawih Di Masjid

Sekitar dua tahun yang lalu kita tidak bisa menikmati ibadah di bulan suci Ramadan dengan semarak dan penuh kebersamaan. Mengingat pada waktu itu ada kebijakan untuk tidak berkerumun demi mencegah meluasnya virus corona. Oleh karena itu segala aktivitas termasuk juga ibadah pun dibatasi. Kalaupun diadakan, mesti menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, shaf harus berjarak, mencuci tangan, sajadah harus bawa dari rumah.

Akan tetapi Ramadan kali ini jauh berbeda sama sekali. Setiap orang sangat menikmati buka bersama, kajian-kajian offline, melaksanakan sholat terawih berjama’ah, dan tadarrus al-Qur’an. Oleh karena itu, saya bersama teman-teman remaja Masjid Nurul Huda berinisiatif membuat sesuatu hal baru yang sudah pernah diterapkan Masjid Jogokariyan Jogja.

Langkah ini diambil sebagai jalan menuju kekuatan ukhuwah islamiyah antar sesama muslim setempat. Tentu ini pengalaman pertama yang benar-benar kita gembleng selama 30 hari mendatang. Acara tersebut berisikan tentang: Targhib Ramadan (pawai sebelum Ramadan), terawih spesial (imam-imam muda), sore berkisah  dongeng cerita islami-islami), one day one juz (taddarus Al-Qur’an), takjil one the road (bagi-bagi takjil), kajian milenial (pengajian remaja), khataman Al-Qur’an (pada nuzul Qur’an), takbir keliling.

Kampong Ramadan yang kami inisiasi juga menghadirkan dekorasi-dekorasi yang melambangkan cahaya islam yang menyinari sekitar, seperti: lampion, lampu tembler, mural penyambutan Ramadan, pamflet kampong Ramadan dan quotes-quotes islami. Tujuannya adalah menarik simpati masyarakat supaya bisa datang ke masjid kapan pun dan di mana pun.

Baca juga:  Masa Depan Indonesia di Mata Kaum Bersarung

Walaupun banyak warga yang mengeluh tentang acara ini, mulai dari pak Handung selaku sie Keagamaan Takmir Masjid yang mengatakan “sumber dayamu terbatas, gek acara koyo ngene perlu support, ora sah ngoyo-ngoyo” (sumber dayamu terbatas, acara seperti ini perlu dukungan, tidak usah terlalu wah) “ujarnya. Meskipun begitu, saya dan teman-teman tetap ingin sekali mewujudkan kampung yang benar-benar ramai. Seperti perkataan Daus selaku ketua Remaja Nurul Huda “ben Ramadan iki ketok bedo, suasana bedo, tur iki kesempatan awakdewe nggo buktikke masyarakat” (biar Ramdhan ini kelihatan berbeda, suasana berbeda, dan juga ini kesempatan kita buat buktikkan masyarakat).

Dukungan ini sangat didukung ketua Takmir Masjid Nurul Huda Agus yang sangat berharap ada generasi kedepannya “ayo kita sama-sama gerakaan kampung Ramadan agar bisa terus memberi manfa’at kepada masyarakat, kita generasi takmir jabatannya 5 tahun bahkan seumur hidup, tetapi kalian hanya 3 tahun dan mulai hari ini harus ada generasi yang sudah kami persiapkan ketika kalian pergi”. Senin (28/03/21).

Mendengar tersebut saya merasa terharu apa yang harus diperjuangkan selama menjadi pengurus remaja Nurul Huda selama ini. Perjuangan yang belum usai harus benar-benar kita persiapkan melalui tantangan terberat dalam kehidupan masyarakat. Alhamdulillah sudah terlaksana terawih spesial pada awal puasa 2 hari ini. Memang ini sangat berat demi menjalankan 30 hari kedepannya. Momen yang benar-benar diciptakan meraih kebahagiaan bersama. Dan sama sekali tidak memikirkan bagaimana hasil nantinya.

Baca juga:  Ulama Banjar (127): H. Hasan Said

Setiap harinya kami dihadapkan hal-hal yang tidak menyenangkan oleh masyarakat sekitar yang mengeluh karena lampu tambler yang merusak mata, lampion yang mudah hancur ketika hujan deras, dan seterusnya. Bayangkan saja kita dihadapkan hampir 20 warga siap mewanti-wanti acara tersebut. Bagi saya tidak masalah sekali dan ini awal perintisan dibangun melalui proses panjang. Apalagi banyak warga non muslim yang sangat mendukung. Salah satunya Mas Oki yang setiap hari merindukannya acara remaja Masjid Nurul Huda.

“Apik kuwi ngawe acara-acara remaja masjid, ben rame koyo mbiyen meneh, aku yo seneng ndelok wong islam rame-rame neng masjid, ora ketang sholawatan utowo pengajian”  (bagus itu kalau buat acara remaja masjid, biar ramai, seperti dulu, aku ya seneng lihat orang islam ramai-ramai di dalam masjid, paling nggak ya sholawatan atau pengajian).  Saya pun terheran-heran melihat antisias warga non muslim yang siap menyambut keramaian masjid saat ini.  Semoga selama 30 hari kedepannya bisa istiqomah dalam meramaikan masjid dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Aamin

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top