Sedang Membaca
Rahasia Di Balik Nama-nama Putra Kiai Wahid Hasyim

Penulis adalah redaktur pelaksana Alif.id. Bisa disapa melalui akun twitter @autad.

Rahasia Di Balik Nama-nama Putra Kiai Wahid Hasyim

Gus Dur si Anak Yatim (1)

“Apalah arti dari sebuah nama”, “nama adalah doa”. Begitu slogan-slogan yang sering kita dengar. Bagi penulis, nama adalah harapan. Seperti toko kami di rumah, diberi nama: Langgeng Laris. Kami berharap supaya jualan kami selalu langgeng dan laris. Begitu juga Kiai Wahid Hasyim, dalam memberikan nama kepada putra-putranya, ternyata menyimpan rahasia. Apa saja itu? mari kita simak.

Sebagaimana diketahui, bahwa putra dari Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari ini memiliki 6 keturunan. Di antaranya: KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nyai Aisyah Hamid Baidlowi, Nyai Lily Chadijah Wahid, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dr. Umar Wahid, dan KH. Hasyim Wahid (Gus Im).

Kalau kita amati, putra-putra Kiai Wahid ini—kecuali Hasyim Wahid—memiliki nama yang substansinya adalah “Bara Penakluk”. Yaitu nama para tokoh (pemimpin) Islam, yang berhasil membawa kejayaan Islam di masanya. Abdurrahman Addakhil, Shalahuddin Al-Ayyubi, dan Umar bin Khattab.

Mengapa Hasyim Wahid (Gus Im) tidak diberi nama tokoh (para pendobrak)? Mungkin karena Hasyim ketika lahir sudah yatim, ayahnya tidak bisa (lagi) ngasih rekomendasi nama. Lalu, mungkin orang tuanya tafa’ulan kepada nama kakek Gus Im, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.

Nama dan Doa

Anak pertama, Abdurrahman Wahid (nama kecilnya adalah Abdurrahman Ad-dakhil), yang berarti Sang Penakluk. Kiai Wahid tafa’ulan dengan sosok Abdurrahman Addakhil, Sang Penakluk wilayah Cordoba, Andalusia. Addakhil merupakan seorang pangeran dari Bani Umayyah yang menjejakkan kakinya ke dalam wilayah kekuasaan Andalus. “Ad-Dakhil”, yang berarti “Masuk”, yaitu masuk ke wilayah Andalus. Sebagai seorang penguasa, ia begitu disegani dan dihormati lawan, bahkan ia berhasil mengulang kembali kejayaan Bani Umayyah dan meninggalkan jejak besar bagi sejarah Islam di wilayah Andalusia.

Baca juga:  Modernisasi Sampai Ke Desa-Desa  

Anak keempat, Shalahuddin Wahid (Gus Sholah) yang tafa’ulan kepada tokoh pemimpin Islam terkemuka, yaitu: Shalahuddin Al-Ayyubi. Saladin atau Shalahuddin adalah seorang jenderal dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud (wikipedia).

Anak kelima, Umar Wahid, yang tafa’ulan kepada sosok sahabat nabi yang paling pemberani dan merupakan salah satu dari empat khulafaurrasyidin, yaitu Umar bin Khattab. Oleh nabi, Umar mendapatkan gelar “Al-Faruq”, yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Umar bin Khattab merupakan khalifah yang menjadi suri teladan tentang keimanan-keislaman dan salah satu influencer berpengaruh sepanjang sejarah.

Nama adalah do’a. Begitulah Kiai Wahid dalam memberikan nama kepada putra-putranya. Ternyata diambilkan dari nama-nama tokoh penting, pemimpin hebat dalam sejarah Islam. Sangat mustajab kalau dalam perjalanannya, putra-putranya yang ditinggal ketika masih belia tersebut pada akhirnya menjadi seorang pemimpin di bidangnya masing-masing; menjadi Presiden, Ketua PBNU, Dokter, dan Kiai Kharismatik di pesantren Tebuireng-Jombang.

Baca juga:  Catatan Santri Plumbon (3): Bangga Hidup di Pesantren

Lalu, bagaimana dengan namamu, punya kisah dan rahasia apa di baliknya? Wallahhu a’lam.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top