Sedang Membaca
Yahudi itu Agama atau Ras?
Ahmad Reza
Penulis Kolom

Mahasiswa al-Azhar sedang menempuh S1 jurusan Tafsir.

Yahudi itu Agama atau Ras?

Sejarah memang selalu punya peranan penting dalam membentuk sebuah persoalan demi persoalan. Bahkan, sejarah itu sendiri akan selalu menjadi jawabannya. Satu sisi, peran penting ini tidak sedikit yang menyesatkanya bahkan menyalahgunakan demi kepentingan pribadi atau pihak tertentu, alih-alih bisa menjadi solusi, sejarah kadang hanya bualan belaka.

Setidaknya di sini penulis ingin mengutarakan sejarah bagaimana Yahudi hadir sebagai sebuah agama di dunia ini, yang mana kaitanya erat dengan kaum Israel, Yahudi, dan Zionis. Mereka bertiga adalah sekongkol yang sebenarnya satu akar baik visi ataupun misi dan satu pemikiran: Rasisme.

Merujuk dalam buku Sejarah Agama Yahudi kepunyaan Dr. Khalifah Muhammad Hasan, perlu diketahui bahwa sebelum muncul istilah Israel, terlebih dahulu muncul istilah Ibri. Istilah ini digunakan untuk menyebutkan kaum Nabi Ibrahim atau arab kuno yang bermigrasi dari Mesir ke kawasan timur Syam. Namun dalam Al Qur’an sendiri nama ini tak pernah disebutkan, tanya kenapa? Faktor utamanya adalah jika Ibrani dinisbatkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim, Ishaq dan Musa maka risalah yang mereka bawa akan kehilangan ke-universalnya dan akan menyebabkan inti agama mereka jauh dari makna Islam (penyerahan kepada Allah ), tutur beliau.

Ibri ini dalam bahasa Ibrani mempunyai arti; pindah, atau melakukan suatu perjalanan, atau menyeberang dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata ini juga dinisbatkan kepada Nabi Ibrahim AS (Sejarah Agama Yahudi, Dr. Khalihaf Muhammad Hasan, hal.30). Orang-orang Ibrani (keturunan Nabi Ibrahim AS dan kaumnya) mulai mengubah penamaan ini menjadi Israel untuk pertama kalinya pada tahun 19 SM. Nama pertama ini mungkin masih belum punya pengaruh banyak baik politis-geografisnya, tapi setidaknya dari nama ini yang nantinya akan berubah menjadi Israel kemudian Yahudi dan berubah menjadi sebuah Ideologi.

Perlu dijelaskan secara ringkas sebelum membahas pemakaian istilah Israel dan Yahudi, bahwa pada berabad-abad silam sebelum masehi, Israel pernah mencapai puncak, yang pada akhirnya ia runtuh lantaran diserang beberapa musuh politisnya, tepatnya pada tahun 923 SM kerajaan Sulaiman terpecah menjadi dua bagian:u tara dan selatan, akhirnya daerah utara dipegang oleh kerajaan Israel dengan Ibukota Syakim, Tirshah, dan Samira. Kemudian wilayah selatan dipegang oleh kerajaan Yahudza dengan  Ibukotanya yerussalem (Dr. Khalihaf Muhammad Hasan, hal.36).

Baca juga:  Dari Kimlo ke Timlo

Beberapa musuh dari mereka seperti yang berada di sekitar Mesopotamia adalah kerajaan Asyur, Babel, dan Romawi. Pada tahun 721 SM kerajaan Asyur menyerang dan berhasil menawan kerajaan Israel utara yang dinamai ‘Penawanan Asyur’, dan tepat di tahun 586 SM giliran kerajaan Babel yang berhasil mengalahkan kerjaan Yahudza selatan yang dikenal dengan ‘Penawanan Babel’, lantas karena ada konflik interen di Asyur akhirnya mereka malah dikalahkan oleh Babel. Beberapa abad kemudian Yahudi berhasil ditawan lagi oleh Romawi tepatnya pada 70 M.

Israel sendiri adalah julukan yang diberikan kepada Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim AS, dan ini yang tertera dalam kitab Kejadian yang mengisahkan Nabi Ya’qub sedang berkelahi dengan sosok yang diyakini oleh mereka sebagai Tuhan, itu mustahil sekali karena menyamakan Dzat yang agung, tapi ini memang kepercayaan mereka, dari situlah mereka mulai berbuat rasis selalu mengagungkan kaumnya, bahwa Nabinya pernah bertemu dengan Tuhan, dan bahwa mereka adalah kaum yang terpilih karena nama Israel sendiri bermakna demikian. Setidaknya inilah ajaran-ajaran yang ada di kitab Taurat mereka.

Sedangkan Yahudi adalah nama yang dinisbatkan kepada salah satu anak dari Nabi Ya’qub AS alias saudaranya Nabi Yusuf yang melarang untuk membunuhnya قال قئل منهم لاتقتل يوىسف أي يهوذا. (Buka Tafsir Jalalain Surat Yusuf: 10).

Sampai di tahap ini, penulis bisa menyimpulkan bahwa masing-masing nama memiliki makna khusus dan umum, untuk makna Israel:

*Makna khusus : orang-orang yang menisbatkan diri kepada kerajaan utara.

*Makna umum : orang-orang yang menisbatkan diri kepada keturunan Nabi Ya’qub AS dan anggota pilihan Tuhan.

Sedangkan untuk Yahudi :

*Makna khusus: mengisyaratkan kecenderungan tertentu yaitu kepada kerajaan Yahudza selatan.

*Makna Umum: nama yang diberikan kepada setiap orang yang meyakini agama Yahudi.

Jadi, di balik istilah penamaan yang sudah familiar di telinga kita ada kaitan erat dengan unsur politik di dalamnya di mana seperti Israel sendiri berhasil menyebar luas setelah keruntuhan kerajaan Sulaiman. Di wilayah utara mereka mulai membangun kerajaan, kemudian disusul Yahudi yang mulai menyebar dan hadir sebagai agama untuk memperkuat sisi politiknya. Setelah Israel utara kalah dari kerajaan Asyur, kerajaan Yahudza selatan mulai menjalin dan menawarkan Israel utara untuk bergabung dengan Yahudza selatan, kendati banyak dari orang-orang kerajaan utara setelah kalah dari Asyur dengan sendirinya mulai pindah dan mencari perlindungan ke kerajaan selatan.

Baca juga:  Tempat Bersejarah di Tanah Suci dan Arab Saudi (8): Tsaniyatulwada'

Di sampig itu, aspek agama di kerajaan selatan lebih kental, karena pada masa kerajaan Sulaiman sebelum terpecah menjadi dua Yerussalem ( Ibukota kerajaan Yahudza ) menjadi pusat  aktivitas peribadatan. Kemudian setelah kerajaan selatan dikalahkan oleh Babel, mereka berdua  pun akhirnya kehilangan identitas besarnya (bangsa Israel). Makanya harapan bergabung antar keduanya semakin kuat dan inilah salah satu yang menjadi sebab bersatunya kubu utara dan selatan atas dasar agama dan akhirnya hadir sebagai agama di dunia.

Dalam menawarkan kolaborasi antara utara dan selatan atas dasar  agama, akhirnya pada fase ini istilah Yahudi memiliki makna religiusnya, dan setidaknya ada tujuan jelas dalam menggaungkan agama Yahudi ini. Pertama; untuk mendapatkan makna politis kembali yang  lebih luas, nama Yahudi mencakup nama seluruh orang-orang yahudi di sekitarnya. Kedua; usaha untuk mendapat makna yang bersifat religius terhadap kata Yahudi yang sebenarnya tidak mengandung apa-apa bila dilihat dari aspek agama. (Dr. Khalihaf Muhammad Hasan, hal. 40-41).

Dari sini mungkin perlahan-lahan akan terjawab dengan sendirinya bahwa Yahudi menjadi sebuah Ras dan juga Yahudi menjadi agama utuh, namun dari makna Ras menuju makna agama banyak lika-liku yang terjadi. Pada dasarnya, kaum Israel-Yahudi selalu bersikap rasis, kenapa bisa demikian? Karena anggapan mereka, kelompoknya adalah bangsa terpilih, dan menganggap bangsa lain sebagai bangsa yang hina.

Namun, lambat laun mereka tidak bisa mempertahankan keturunan asli mereka sendiri, karena faktor kekalahan yang pada akhirnya mereka ditawan, itu yang membuat garis keturunan asli mereka kacau. Pada saat yang sama banyak juga yang berhijrah yang akhirnya mereka menikah dengan selain keturunan orang Yahudi asli, dari sinilah mereka mulai kehilangan keotentikan Ras Yahudi.

Semenjak kerajaan Israel utara runtuh dikalahkan kerajaan Asyur, begitu juga kerajaan Yahudza selatan dikalahkan kerajan Babel, kedua kubu sama-sama kehilangan identitasnya, akhirnya berkat raja-raja Yahudza seperti Raja Hizkia 715- 687 SM dan Raja Yosia ( 640- 609 SM ) yang mempunyai andil besar dalam penyatuan antar kedua kubu lewat pendekatan budaya, etika, dan politik, dari wilayah utara untuk membangun persatuan kebangsaan di Yerussalem (selatan ). (O.Eissefeldt, The Old Testament an Introdutcion, Harper and Row hal. 199-204). Begitu juga makna Israel, maka secara umum pada zaman sekarang adalah orang-orang yang berdomilisi di negara Israel, karena terjadi banyak interaksi dengan selain bangsa asli Israel, akhirnya mereka kehilangan juga keaslian bangsa Israelnya.

Baca juga:  Menengok Kesejahteraan dari Pemikiran Ekonomi Alauddin Khalji dan Ghazan Khan

Menurut  Z.A.Maulani, Yahudi sendiri nantinya terbagi menjadi dua bagian, Yahudi Ashkenazim dan Yahudi Sephardim. Yahudi Eropa yang kini berkuasa di negara Israel adalah kelompok Ashkenazim, mereka keturunan bangsa pagan Cathar yang menghuni dataran tinggi Georgia di Rusia selatan. Mereka kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Amerika, dan  Australia.

Akhirnya, mereka berkembang menjadi sebuah kelompok besar yang lebih dominan baik dalam jumlah maupun perannya dalam dunia, ketimbang kelompok Yahudi Sephardim. Dan merekalah yang memprakasai Gerakan Zionisme Internasional di kemudian hari (Baca buku ZIONISME gerakan menaklukan dunia cet.Daseta hal.6). Serta yang paling menonjol di antara mereka adalah Family Rothschild; keluarga paling kaya di dunia, merekalah yang mendanai sebagian besar gerakan Zionisme di dunia.

Zion sendiri berarti batu karang, maksudnya merujuk pada kepada batu bangunan Haykal Sulaiman yang didirikan di atas bukit karang bernama ‘Zion’ terletak di barat-daya Al Quds (Jerussalem ). Pada zaman sekarang, zionis mulai berkembang menjadi sebuah gerakan politik, yaitu suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangannya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai sebuah bangsa dengan Palestina sebagai tanah-air bangsa Yahudi, dengan Jerussalem sebagai Ibukota negaranya.

Istilah ini pertama kali di cetuskan oleh Nathan Berbaumn, dan Zionisme Internasional pertama kali berdiri di New York pada 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika serikat dideklarasikan di Philadelphia. Maka  dengan ini terjawab sudah pertanyaan tentang keterkaitan apa antara Zionis dengan kaum Yahudi. Wallahu a’lam.

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top