Sedang Membaca
Humor Anak-anak dan Tuhannya (3): Tuhan yang Kaya dan Bisa Diajak Ngobrol
Alfin Haidar Ali
Penulis Kolom

Mahasantri Ma'had Aly Nurul Jadid. Bisa disapa via Ig: alfinhaidarali179.

Humor Anak-anak dan Tuhannya (3): Tuhan yang Kaya dan Bisa Diajak Ngobrol

Whatsapp Image 2020 12 08 At 11.14.16 Pm

Kata nabi, berbicaralah sesuai dengan tingkat akal/pemahaman seseorang. Ketika berdakwah, seringkali lawan bicara kita tidak menerima argumentasi yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits, padahal jelas bahwa keduanya merupakan sumber primer dalam ajaran islam. Banyak cara dan pendekatan untuk berdakwah, diantaranya adalah logika.

Pada suatu hari, setelah pulang mengaji, seorang anak memiliki pertanyaan terhadap penjelasan yang telah diterangkan oleh gurunya. Kata gurunya, bahwa Allah itu Maha Kaya, jadi ketika Anda belajar, mencari ilmu, jangan pusing mikirin kerja. Contoh: nanti kalau aku mondok akan jadi apa. Akan bekerja di mana. Yang penting belajar dulu. Anak itu sedikit ada kejanggalan. Ia ingin bertanya tapi waktu tidak bersahabat.

Karena waktu sudah mepet, akhirnya ia urung bertanya pada gurunya. Anak itu memberanikan diri bertanya pada kakaknya,

“Kak, apa buktinya kalau Allah itu kaya? Padahal kan, kita butuh uang buat makan sehari-hari.”

“Rezeki itu ada banyak, dek. Tidak hanya uang. Nih, tak kasih contohnya, kamu bisa bernafas tiap hari, meski kamu tidak berdoa, tetap dikasih sama Allah nafas gratis. Coba bayangkan jika kamu bernafas dibantu dengan ventilator?.”

“Wah, kalau gitu banyak contohnya. Orang lain, bahkan tetangga kita yang Non-Muslim itu, biasa-biasa aja, malah hidupnya lebih mewah dibanding kita.”

Baca juga:  Membincang Nama Islami

Karena sedikit bingung dengan jawaban cerdas adiknya, akhirnya ia mencoba melihat ke sekeliling rumahnya. Terdengar suara mobil tetangganya baru datang, mencoba memarkir mobil di depan rumahnya persis.

Aha…

“Kamu tau rumah Allah, dek ?” tanya kakak.

“Tahu. Masjid kan.

“Betul… ada berapa?”

“Wah, banyak. kalau pas ke rumahnya nenek, banyak bangunan masjid di pingir-pinggir jalan.”

Lha… itu, masih di sekitar menuju ke rumahnya nenek saja sudah banyak masjid. belum lagi se kota, se kabupaten, dan se provinsi di Indonesia bahkan sedunia. Rumah-Nya saja sampai gak kehitung jumlahnya, kan?.”

Anak itu pun terdiam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top